06 Desember 2018
"Tapi bu..."
"Sudah kinan saya tidak terima alasan lain, nah sekarang kenalan dulu dengan ketuanya"
Aku mengikuti arah pandangan bu bet.
Orang di sebelahku ini?
Yang dari tadi memandangi tidak jelas?
"Kenalin nama gue viktor, ketua jurnalistik"
Aku tersenyum kikuk dan menyambut uluran tangannya.
"Kinan, semoga bisa bekerja sama dengan baik"
"Sekarang kamu ajak kinan ke divisi sosialisasi, biar dia tau rekan kerjanya"
"Baik bu, ayo kinan"
"Ah iya"
Aku mengikuti kemanapun orang di depanku ini melangkah, sampai aku di tinggalkan di tempat di mana katanya aku akan masuk dalam bagian ini.
"Kak jen aku permisi ke toilet ya?"
Aku permisi dengan pimpinan divisiku, tentu saja setelah tadi kami berkenalan.
"Ya udah toilet di ruangan sebelah ya"
Aku hanya menganggukkan kepala, aku berjalan pelan sambil memikirkan bagaimana kehidupanku selanjutnya.
Baru satu hari, satu hari saja rasanya kepalaku sudah berputar-putar.
Ah kinan jangan di pikirkan, biarin berlalu saja!
Kalau aku rayu bu bet bisa gak ya?
Rasanya... Gak bisa deh
Kalo begitu aku pasrah?
Ah ribet!
Aku tersadar dari lamunanku ketika terdengar suara benda jatuh disusul pecahan kaca
Aku membulatkan mataku melihat lensa kamera yang sudah tergeletak di lantai.
Di sekitar depan lensa terdapa beberapa pecahan kaca.
Pecah?!
Aku menggigit bibir bawahku, ketika mendengar seseorang menghela napas berat.
Tak sampai satu menit orang itu menunduk mengambil lensa dan serpihan kacanya.
Aku terkesiap kemudian membantu memunguti serpihan kaca dengan terburu-buru
Sekali lagi kecerobohanku.
Tanganku terkena pecahan kaca, aku mencoba menyembunyikan darah yang keluar dan mencegah orang itu pergi.
"Tu-tunggu itu ehm.. Maaf"
Aku kembali menunduk, mencoba menunjukkan penyesalanku dan menggenggam jariku yang berdarah agar tidak keliatan.
Hela napas berat kembali terdengar kemudian di susul suara langkah yang semakin menghilang.
Aku jamin harganya pasti gak murah, dasar kinan ceroboh!
"Kinan! Coba lihat jari kananmu"
Rutukan untuk diriku sendiri ku akhiri dan memandang heran pada kak jen yang tiba-tiba datang sambil menanyakan jariku dengan wajah panik.
"Hah, gak papa kok kak"
"Mana sini gue liat, ya ampun ini ada serpihannya kinan!"
Aku kembali kaget saat kak jen menarikku ke ruangan kami dan mulai membersihkan luka ku.
"Tadi juni kasih tau gue kalo lo kena serpihan kaca, kalian saling kenal?"
Juni?
-Kilas-

KAMU SEDANG MEMBACA
Kilas
Kısa Hikayeku kira kau kekal, sampai aku lupa bahkan semesta pun hanya sementara.