EMPAT

1K 117 1
                                        

Written by
Andi Febrianti Pratiwi




***




“Kalo gue jadi lo, gue gak bakal sia-siain Dokter Jungkook. Masa lo gak naksir dia sedikitpun, sih?”

Suara Yeri membuat Jieun menghentikan kunyahan sandwich miliknya di dalam kelas. “Gue gak suka sama dia, Ri. Dia itu dateng tiba-tiba trus sok akrab banget sama gue. Gimana gue gak risih?”

“Itu kan karna dia tunangan lo, Ji. Ya jelas aja dia akrab. Apalagi kalian kan udah tunangan dari SMA.”

“Tapi gue gak inget sama dia, Ri. Gue gak nyaman aja sama sikap dia. Gue masih ngerasa asing,” Jieun menunduk. Menatap sepasang flat shoes putih yang ia kenakan hari ini.

“Emangnya lo bener-bener gak inget apapun sama dia? Atau perasaan lo jadi beda gitu pas di deket dia?”

Jieun menggeleng pelan.

“Bukannya kata Dokter Inna, penderita amnesia kayak lo masih bisa ngerasain sesuatu yang berkaitan sama hal-hal yang lo lupain itu?” tanya Yeri. Mengingatkan pembicaraan mereka berdua dengan salah satu dosen beberapa hari yang lalu mengenai jenis amnesia yang di derita Jieun.

Jieun mengendikkan bahu. “Gak tau juga. Tapi sampe sekarang, gue belum ngerasain apa-apa. Inget apalagi.”

“Eh, lo mestinya kasihan sama gue! Kan gue yang amnesia. Ngapain ke Jungkook?” sewot Jieun. Ia melempari wajah Yeri dengan sepotong roti.

Yeri tertawa sesaat. Baru berniat membalas sahabatnya, sang tokoh utama perbincangan mereka sudah muncul di pintu ruangan.

“Selamat pagi, adik-adik...” sapa Jungkook sembari melangkah memasuki ruang kelas. Senyum manis menghiasi wajahnya yang disetel penuh wibawa.

“Pagi, Dokter...” balas seisi kelas kompak. Kecuali Jieun yang memilih bergeming.

Jungkook melirik Jieun yang membuka diktatnya dengan ogah-ogahan. Lalu tersenyum tipis. “Baiklah, hari ini kita akan membahas masalah trauma akibat kecelakaan.” Ia menulis materi kuliahnya besar-besar di whiteboard.

“Apakah ada yang pernah mengalami kecelakaan di sini? Sampai trauma, mungkin?” Jungkook membalikkan tubuhnya ke arah mahasiswa-mahasiswi yang duduk menghadap ke arahnya di depan kelas.

“Jieun, Dok!” sahut Yeri cepat sambil menunjuk wajah perempuan yang duduk di sampingnya.

Yang ditunjuk langsung sewot. Memandangi sang pelaku dengan sorot membunuh. Membuat Yeri hanya membalasnya dengan cengiran lebar dan dua jari yang mengacung ke udara. Melambangkan tanda damai.

“Saudari Lee Jieun, bagaimana rasanya mengalami kecelakaan sampai trauma seperti yang diucapkan Saudari Kim Yerim?” tanya Jungkook. Ia memang terkenal sebagai dosen yang suka memanggil mahasiswanya dengan nama lengkap. Biar gampang membedakan, katanya.

Seisi kelas langsung menoleh dan menatap Jieun. Yah, mereka semua memang sudah mengetahui tentang insiden kecelakaan yang menimpa perempuan itu beberapa tahun yang lalu. Namun baru sepekan terakhir ini berita amnesia Jieun merebak.

Jieun menghela nafas panjang. “Biasa aja,” jawabnya singkat.

Jungkook mengerutkan dahinya. “Biasa? Apa kamu gak tersiksa sama trauma yang kamu alami pasca kecelakaan?”

Jieun menggeleng. “Menurut saya, trauma yang saya alami tidak mengganggu sama sekali. Tapi setelah kehadiran seseorang dari masa lalu, kehidupan saya jadi terusik dan saya dikhawatirkan mengalami trauma yang lebih buruk,” tandasnya. Ia memandangi Jungkook, penuh arti.

REMEMBER ME (KookU Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang