DUA

1.3K 147 2
                                        

Written by
Andi Febrianti Pratiwi




***




Jieun mengunyah roti bakar selai coklat kesukaannya dengan tatapan kosong. Berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya, ia memilih melewati pagi ini dalam diam. Sesekali melirik sang Ayah yang sibuk membaca koran di ujung meja sebelah kiri, lalu menatap Ibu yang ikut menikmati roti di seberang. Kemudian ke sosok baru di samping kanannya –yang katanya– merupakan tunangannya. Calon suaminya.

“Jieun,” Ayah memecah keheningan.

Perempuan itu langsung mengalihkan pandangannya dari susu coklat ke wajah lelaki berusia 50 tahun di sebelah kirinya tersebut.

“Mulai hari ini, Pak Kim gak nganterin kamu lagi. Dia nganterin Ayah. Ayah udah capek nyetir mobil sendiri.”

Jieun mengangguk pelan. “Ya udah. Kalo gitu, Jieun nyetir sendiri aja.”

“Enggak, bukan gitu maksud Ayah, Nak. Maksudnya mulai sekarang, Jungkook yang bakal nganter kamu ke kampus,” tambah Ayah.

Jieun, nyaris tersedak dan memuncratkan susu coklat yang baru saja ia minum kalau saja tidak cepat-cepat menelannya. “Ayah gak becanda, kan? Ayah lupa kalo aku bisa nyetir mobil sendiri? Aku bisa, kok.”

“Enggak! Kamu gak boleh bawa mobil! Ibu gak bakal ngijinin kamu!” sergah Ibu cepat.

“Aku bisa naik taksi,” jawab Jieun lagi. Ia betul-betul belum siap untuk menerima kehadiran orang baru di kehidupannya. Setidaknya bagi Jieun, ia belum mengenal Jungkook sepenuhnya. Dan karena masih canggung serta takut untuk mencoba mendekatkan diri secara tiba-tiba seperti saat ini, ia lebih baik menghindar. Sampai ia siap lahir dan batin.

“Ngapain kamu naik taksi kalo tujuan kalian sama?” tanya Ayah.

Jieun langsung menoleh dan menatap Jungkook yang sedari tadi tak bersuara di sebelahnya. Dengan dahi berkerut.

Jieun ikut memandangi tunangannya itu. “Iya, aku bakal ke kampus kamu. Ini hari pertamaku kerja di sana,” jawabnya. Tanpa ditanya, ia sudah tahu apa isi pikiran Jieun.

“Kerja?”

Jungkook mengangguk pelan. "Ntar kamu tau sendiri, kok..." balasnya. "Udah siang. Kita berangkat sekarang, yuk!" sambungnya sembari menghabiskan cappucino di atas meja makan hingga tandas.

Jieun menghela nafas panjang. Lalu ikut menghabiskan susu coklatnya.

“Ayah, Ibu... Kami berangkat dulu, ya!” pamit Jungkook sambil menciumi punggung tangan kedua calon mertuanya.

“Jieun pergi dulu, Yah... Bu...” Jieun berdiri dari duduknya. Kemudian mengekori Jungkook yang telah lebih dulu berjalan ke pintu depan. Setelah menciumi tangan Ayah dan Ibunya.

Ayah dan Ibu hanya mengangguk. Dihiasi dengan senyum bahagia melihat putri semata wayang mereka mulai menurut. Berbeda dengan keadaan semalam.

***

Jieun turun dari mobil Jungkook saat lelaki itu membukakan pintu untuknya. Wajahnya tetap dingin. Belum bisa menerima kenyataan apapun seperti yang diceritakan kedua orangtuanya.

REMEMBER ME (KookU Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang