Written by
Andi Febrianti Pratiwi***
Jungkook langsung membuka pintu mobil dengan bantuan bahunya yang kekar. Walaupun sempat meringis beberapa kali, ia berhasil terbebas dari posisi tubuhnya di dalam mobil yang terbalik.
“Jieun? Jieun? Kamu dimana?” Ia berulang kali merapalkan kalimat yang sama. Dengan langkah tertatih, ia terus berjalan. Melangkah ke sekitar tempat kejadian. Ia bahkan tak peduli pada truk yang kini sudah menghilang entah kemana.
Semakin lama, suaranya memelan. Tubuhnya pun sudah mati rasa karena kebanyakan luka. Namun ia benar-benar tak mempedulikan hal lain selain keberadaan perempuan yang dicintainya saat ini.
Ketika pandangannya mulai buram, akhirnya ia menangkap sesosok tubuh yang tergolek lemah kira-kira belasan meter dari posisi kecelakaan beberapa menit lalu. Membuatnya melangkah terseok-seok menghampiri tubuh tersebut.
“Ji... Eun...” lirihnya seraya mencoba merendahkan posisinya sekuat tenaga, mengingat tubuhnya yang sudah seperti kebanjiran darah. Namun belum sempat melihat wajah perempuan itu, ia sudah ambruk ke tanah. Tak sadarkan diri.
***
Mama Jungkook terisak di depan pintu ruang UGD. Sudah hampir dua jam putra dan calon menantunya berada di dalam sana. Entah sedang berusaha bertahan, atau malah meregang nyawa. Beliau sendiri hanya bisa mendoakan yang terbaik.
Kedua orangtua Jieun belum bisa datang ke rumah sakit tersebut, berhubung ibu perempuan itu shock berat dan tak sadarkan diri. Ibu Jieun memang masih trauma dengan kecelakaan, apalagi jika putri satu-satunya kembali terlibat di dalamnya. Karena itu mereka meminta Jieun secepatnya dipindahkan ke rumah sakit tempat mereka bekerja jika kondisinya sudah memungkinkan.
Pintu ruang UGD terbuka lebar.
Mama sontak menghampiri dokter yang keluar dari sana. “Bagaimana keadaan mereka, Dok? Mereka baik-baik aja, kan?” tanya wanita tersebut.
Dokter di depannya menyeka peluh yang mengaliri dahi sejenak. “Dokter Jungkook sudah melewati masa kritisnya, Bu...” Sepertinya ia mengenal dokter muda itu.
“Tapi perempuan yang bersamanya...”
“Jieun? Jieun kenapa, Dok? Dia... gak kenapa-kenapa, kan?” Mama sampai mengguncang bahu dokter tersebut.
“Kami belum bisa memutuskan, Bu. Kondisinya sangat buruk. Sepertinya dia terlempar cukup jauh dari lokasi kecelakaan sehingga tubuhnya mengalami luka yang cukup serius. Apalagi bagian kepalanya,” jelas sang dokter. “Sampai sekarang, dia masih koma. Kami belum bisa mengetahui kondisi selanjutnya sampai ia sadar. Dan kami tidak tahu kapan ia bisa siuman dari koma ini,” tambahnya.
Tangis Mama langsung pecah.
“Tapi Ibu tenang saja. Setidaknya, Dokter Jungkook masih bisa selamat.”
Tapi saya tau, Jungkook lebih memilih ikut sekarat kalau keadaan Jieun juga belum jelas, bisik wanita paruh baya itu dalam hati.
***
Pandangan Jungkook membentur langit-langit kamar rawat tempatnya berada sekarang. Hampir sekujur tubuhnya nyeri luar biasa, namun tak ada yang diacuhkannya selain sang tunangan. Ia sempat histeris saat mengetahui perempuan yang dicintainya masih dirawat di ruang ICU, lengkap dengan alat bantu pernafasan dan detak jantung. Lelaki itu tak bisa—dan tak mau— membayangkan jika semua alat bantu penopang hidup tersebut dilepas dari tubuh Jieun. Dunianya pasti sudah kiamat saat itu juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (KookU Ver.)
फैनफिक्शनKisah ini tentang perjuangan seorang Jeon Jungkook untuk mengembalikan ingatan tunangannya, Lee Jieun. • Original written by Andi Febrianti Pratiwi. Remake by cheriwpie. Note: Bahasa non baku.