SEMBILAN

972 88 9
                                    

Written by
Andi Febrianti Pratiwi




***




"Kamu ngomong apa, sih?" sorak Jungkook, meluapkan emosinya. Seharian ini ia sudah dibuat stress gara-gara masalah rumah sakit, kampus, mobil mogok, Jieun tiba-tiba menghilang dan pulang bersama Jimin, sekarang apa lagi? Perempuan itu membatalkan pertunangan? Apa tidak cukup masalahnya seharian ini?

"Pertunangan ini gak bisa aku lanjutin lagi," balas Jieun. "Maafin aku selama ini."

"Jieun, please... Kamu kenapa? Oke, aku minta maaf. Kamu boleh nyuruh aku apa aja. Kamu boleh mukul aku sampe babak belur sekalipun, tapi kamu jangan mutusin sesuatu dengan gampang!" Jungkook membekap kepalanya sendiri. Membuat rambutnya yang sudah menutupi telinga jadi berantakan.

Perempuan itu terdiam.

"Asal kamu tau, kita udah tunangan enam tahun ini. Kamu pikir gampang memutuskan semuanya dalam waktu beberapa menit aja? Hah?" seru Jungkook, frustasi.

"Aku gak inget apapun tentang kamu."

"Iya, aku tau! Trus kamu pikir aku bakal nerima keputusan kamu ini? Gitu? Haha..." Lelaki itu tertawa hambar. "Kamu sih enak. Kamu gak inget semua tentang aku. Lah, aku? Kamu pikir aku bisa lupa semuanya secepat ini?"

Air mata Jieun mengalir lebih deras. Sesenggukan dari bibir mungilnya pun terdengar semakin keras.

"Loh, kamu kenapa lagi? Harusnya aku yang sedih. Kamu jangan nangis gitu, dong! Kamu makin nyiksa aku, tau gak!" Jungkook langsung menarik tubuh tunangannya ke dalam pelukan.

Jieun tidak mengelak. Tubuh dan mentalnya terlalu lemah saat ini.

Lelaki dengan dada bidang dan pelukan hangat itu mengusap bahu Jieun pelan. "Cup, cup, cup... Jangan nangis terus, dong. Aku kan udah minta maaf. Kalo ada masalah lagi, kamu ngomong aja. Pukul aku sekalian. Asal kamu gak sedih lagi," ujarnya, mencoba menenangkan.

Jieun langsung menghela nafas panjang. Entah mengapa, pelukan, usapan, dan setiap kata-kata yang mengalir dari bibir tunangannya tersebut terasa sangat menentramkan. Ia lalu menarik dirinya dari rengkuhan Jungkook. Kemudian menatap wajahnya dengan mata memerah dan sesenggukan kecil.

Dahi lelaki itu kontan berkerut.

"Aku..." ucap Jieun. Namun langsung berhenti saat ia belum bisa mengontrol sesenggukannya. Setelah menghela nafas panjang beberapa kali, barulah dadanya lebih ringan. "Sampe sekarang, aku belum bisa inget apapun tentang kamu. Aku ngerasa sebagai tunangan yang gagal. Aku takut gak bisa bikin kamu bahagia, sedangkan kamu selalu ngasih aku semuanya. Kamu rela berkorban apapun demi aku, tapi aku? Aku gak bisa, Kook. Aku-"

Jungkook langsung membekap mulut Jieun dengan bibirnya. Mencegah rentetan kalimat meluncur lagi dari sana. Membiarkan perempuan itu hanyut dalam ciumannya dan melupakan ketakutan-ketakutan yang ia alami selama ini.

Tanpa disangka, Jieun menyambutnya. Membalas ciuman itu dengan membuka bibir. Membiarkan lidah Jungkook mendesak masuk ke dalam sana dan menjelajahi isinya. Bukan hanya itu. Ia pun menggerakkan lidahnya di dalam mulut lelaki tersebut. Tidak lupa mengulum bibir atas dan bawah tunangannya.

Jungkook sontak mendorong tubuh Jieun memasuki kamar. Menggenggam belakang kepala perempuan tersebut sambil terus 'bermain' dengan bibirnya.

REMEMBER ME (KookU Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang