SEPULUH

874 104 40
                                    

Written by
Andi Febrianti Pratiwi


***


Jieun menuruni bus dengan wajah kusut, khas baru bangun tidur. Rambut sepunggung miliknya dibiarkan acak-acakan. Di belakangnya, sosok Jimin dan Yeri mengikuti.

“Jieunnn!” Seorang wanita muncul dari dalam rumah bercat hijau-putih dengan senyum mengembang.

Perempuan yang merasa namanya dipanggil itu seketika menoleh. Senyumnya ikut mengembang saat menyadari siapa yang meneriakkan namanya tadi. “Mamaaa!” Ia pun berlari dan menghambur ke pelukan wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Mama Jungkook tersebut.

Mama yang siang itu mengenakan terusan coklat tua polos mengelus punggung calon menantunya yang sedang beliau peluk. Kemudian melepaskannya beberapa saat kemudian. “Gimana perjalanannya? Capek, ya?”

Jieun menggeleng mantap. “Enggak kok, Ma. Kan mau ketemu sama Mama, jadi bawaannya semangat.”

“Aduh, sekarang udah pinter ngegombal, ya!” Mama menjawil hidung perempuan itu, gemas.

“Ehem.”

Wanita tersebut langsung menoleh saat mendengar deheman yang khas itu. Milik putra semata wayangnya. Membuat beliau kontan berbalik dan memeluk erat laki-laki yang jelas lebih tinggi darinya tersebut.

Jungkook memeluknya dengan ekspresi datar. Begitupun ketika melepaskannya. “Aku sebenarnya merasa tersakiti loh, Ma. Masa Mama gak nyadar anaknya nontonin adegan temu kangen kalian?” gerutunya. Persis anak kecil yang sedang mengadu.

Mama terkekeh pelan seraya menjitak kepala anaknya. Lalu, beliau merasa sesuatu yang ganjal. “Kalian... ke sininya gak bareng, ya? Kok tadi Mama liat Jieun turun dari bus, sih? Bukannya kamu bawa mobil?” tanyanya, mengungkapkan keheranan.

Jungkook langsung memandang Mama dan Jieun bergantian. Namun saat mengingat apa yang dilakukan Jieun pada Jimin di bus tadi, rahangnya mengeras.

“Jieun kan mahasiswi, Ma. Harus ngikutin peraturan kampus, jadi mau gak mau yaa mesti naik bus sama temen-temen yang lain.” Perempuan itu yang menjawab. Lengkap dengan senyum manis, namun tatapan menusuk ke arah seseorang yang berdiri tidak jauh darinya.

***

Dokter Irene pura-pura tidak melihat saat Jieun melemparkan tatapan sinis ke arahnya. Ia malah tertawa dalam hati. Anak ingusan itu udah mau frontal kayaknya. Liat aja selama seminggu di sini. Kamu yang seneng, atau aku... bisiknya dalam hati. Sembari menurunkan koper pakaiannya dari dalam mobil milik Jungkook.

***

Jieun menyeret kopernya dengan emosi. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa laki-laki yang mengaku tunangannya ini bisa bersikap penuh perhatian pada perempuan lain. Perempuan yang jelas-jelas sedang mencoba menarik perhatiannya. Entah tidak peka, atau memang menikmatinya.

“Lo kenapa, sih?” tanya Jieun sambil memasuki kamar yang ditunjukkan Mama Jungkook tadi. Kamar berwarna putih dengan aura nyaman.

“Gue sebel! Gila aja! Gue dosa apa sih sampe harus serumah sama Dokter Irene? Gak mungkin kebetulan gini. Dia pasti udah ngerencanain biar bisa serumah sama Jungkook! Gue yakin! Ck!”

REMEMBER ME (KookU Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang