DELAPAN

913 103 11
                                    

Written by
Andi Febrianti Pratiwi



***



“Halo. Ada apa, Bu?” sapa Jieun setelah melirik nama Ibu di layar handphone-nya dan meletakkan benda tersebut ke telinga kirinya.

“Jieun, kamu lagi dimana, Nak?” tanya Ibu.

“Baru mau pulang dari rumah sakit. Ibu kenapa?” Gadis itu memasuki mobil saat Jungkook membukakan pintu untuknya. Lalu menaruh tas miliknya ke jok belakang.

“Ibu sama Ayah lagi di rumah, nih. Kamu cepetan pulang, ya! Kami mau ngobrol sama kalian, sekalian makan malem.”

Dahi Jieun kontan berkerut. “Tumben banget, Bu. Mau ngomongin apa, sih?”

“Tentang kalian berdua. Udah, ah. Kalian ke rumah aja. Hati-hati di jalan, ya!”

Tut-tut-tut... Sambungan terputus.

“Ibu kenapa?” tanya Jungkook sambil menyetir. Membelah padatnya kota di jam pulang kantor seperti ini.

“Gak tau. Katanya sih mau ngobrol sama kita berdua,” jawab Jieun sambil memasukkan handphone ke dalam tasnya.

“Ada apa, ya?” Lelaki itu bertanya-tanya sendiri.

Jieun hanya mengendikkan bahu. Tanda tak tahu.

Hening sesaat menyelimuti suasana di dalam range rover sport dengan warna silver metalik tersebut. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Apa jangan-jangan, ini ada hubungannya sama yang tadi pagi, ya? Pas aku ngangkat telfon Ibu di hape kamu,” tebak Jieun kemudian. Ia langsung menatap lelaki di sebelahnya dengan lekat. Wajahnya berubah cemas.

“Tapi pas aku ngobrol sama Ibu tadi pagi, dia gak ngungkit masalah itu, kok. Waktu aku mampir ke rumah sakit Ayah sebelum ke rumah sakit Bunda juga dia gak nanya apa-apa,” balas Jungkook. Berusaha tenang.

“Mungkin aja mereka lupa. Trus baru inget pas kamu pulang. Dan mereka mutusin pulang ke rumah dan ngomongin ini ke kita. Iya, kan?”

Jungkook terdiam sejenak. “Gak tau, deh. Kalo kita udah sampe, mereka juga bakal cerita, kok.”

“Ih, kok kamu bisa tenang gitu, sih?” gemas Jieun. Ia sudah duduk menghadap tunangannya itu.

Jungkook meliriknya sekilas. Lalu kembali berkonsentrasi pada jalanan di depan. 

“Apa yang mesti ditakutin, sih? Kita kan gak ngapa-ngapain.” Ia masih kalem. 

“Atau jangan-jangan... Kamu malah mau kita bikin yang macem-macem gitu yah, sayang?” sambungnya. Lampu lalu lintas yang berubah merah melancarkan aksesnya untuk menggoda tunangannya.

Jieun yang menangkap sinyal mesum dari Jungkook, langsung menghempaskan tubuhnya ke ujung jok. Jika seseorang membuka pintu mobil sekarang, ia pasti sudah terjatuh. “Kamu... Mau apa? Jangan... Macem-macem, ya!” ancamnya terbata-bata.

“Satu macem aja kok, sayang...” Jungkook semakin memajukan tubuhnya ke arah gadis itu. Sampai melewati tongkat porseneling.

REMEMBER ME (KookU Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang