Written by
Andi Febrianti Pratiwi
***
Dokter Irene sedang menyibukkan diri di teras belakang rumah Jungkook. Telunjuk tangan kanannya sibuk mengelus layar iPad di genggamannya dengan kasar. Mencoba melenyapkan semua babi berwarna hijau di sana menggunakan bantuan sekelompok burung kuning dalam game angry bird.
“Pokoknya saya gak terima! Saya gak bakal biarin mereka bahagia! Gimanapun caranya!!!” lirih perempuan itu dengan segenap emosi jiwa.
Laki-laki yang ikut duduk di sebelahnya hanya menghela nafas panjang seraya mendongak. Menatap keindahan malam dengan cahaya bulan purnama dan jutaan bintang di atas sana.
“Kamu ngomong dong, Jimin! Kamu punya ide lagi gak buat misahin Dokter Jungkook sama Jieun?” Dokter Irene kembali mendesis kesal.
Jimin menoleh dan ganti menatapnya. Menatap keindahan lain dari malam hari di tempat itu, namun dalam versi agak menyeramkan. Lagi-lagi, ia menghela nafas panjang. “Apa gak sebaiknya... kita give up aja, Dok? Tadi Dokter denger sendiri kan yang diomongin Bu Joomi? Beliau gak bakal ngizinin anaknya menikah sama perempuan selain Jieun.”
“Gak ada yang gak mungkin, Jimin. Kamu harus inget itu!”
“Tapi kita juga gak bisa menyalahi takdir Tuhan kan, Dok? Kita cuma manusia yang bisanya merencanakan. Malah saya pikir, kita udah dalam konteks memaksakan sekarang.”
Perempuan itu seketika meliriknya denga pandangan tajam. “Kamu itu laki-laki kan, Jimin? Masa cuma karna ini kamu udah hopeless? Saya gak mau tau, pokoknya kita harus tetep bikin mereka pisah. Titik!” tandas Dokter Irene sembari buru-buru berdiri, kemudian melangkah memasuki rumah. Meninggalkan Jimin.
***
“Gue udah denger semuanya...” Sebuah suara muncul di sebelah kanan lelaki bersweater coklat tua tersebut.
Jimin kontan menoleh dan menemukan perempuan berlesung pipi sudah duduk di sampingnya, menggantikan posisi Dokter Irene beberapa menit lalu.
“Gue udah curiga dari awal. Kalian pasti punya niat jahat sama Jieun dan Dokter Jungkook. Tapi gue gak nyangka rencana kalian bisa sepicik ini. Jahat banget, tau gak!” sambung perempuan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Yeri itu.
Lelaki di sebelahnya tersenyum sekilas. “Gue juga baru tau kalo lo suka nguping pembicaraan orang,” balasnya. Lalu mengembalikan perhatiannya ke langit di atas mereka.
Yeri mencibir sejenak. “Lo kenapa segitu sayangnya sama Jieun, sih? Sampe mau ngerusak kebahagiaan mereka,” tanyanya.
“Gue gak punya niat kayak gitu sedikit pun, Ri. Cuma karna Dokter Irene nawarin, jadi gue ngikut aja. Mumpung Jieun masih amnesia, kan?” Jimin tertawa getir di ujung kalimatnya. “Tapi setelah gue pikir-pikir, gue emang jahat, ya?”
“Emang jahat! Lo gak pernah denger istilah ‘cinta itu bahagia melihat orang yang dicintainya bahagia, walau bukan bersamanya’? Nah, harusnya lo juga kayak gitu!”
“Bawel lo, ah. Emangnya lo pernah jatuh cinta kayak gue?” Jimin meliriknya dengan pandangan meremehkan.
“Sialan! Ya pernah, dong!” Yeri langsung meninju bahu kekar milik lelaki di sampingnya. “Tapi yaa, gitu. Nasib kita sama,” lanjutnya. Yang spontan disusul tawa mengejek dari Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (KookU Ver.)
FanfictionKisah ini tentang perjuangan seorang Jeon Jungkook untuk mengembalikan ingatan tunangannya, Lee Jieun. • Original written by Andi Febrianti Pratiwi. Remake by cheriwpie. Note: Bahasa non baku.