Sejak pertemuan terakhirnya dengan Manggala beberapa bulan yang lalu, Hafsari tidak pernah bertemu lagi dengan lelaki yang diam-diam ia sukai sejak awal kuliah di Universitas Diponegoro.
Hubungan keduanya menjadi kurang baik sejak Manggala mengetahui identitasnya satu setengah tahun yang lalu usai mempresentasikan hasil penelitian keduanya.
Beberapa bulan yang lalu keduanya bertemu di depan gedung pendidikan kedokteran, sore itu Hafsari akan pergi ke perpustakaan yang letaknya bersebelahan dengan gedung kedokteran. Manggala baru saja keluar dari kelasnya dan tampak terkejut ketika melihat Hafsari.
Hafsari ingin menyapa Manggala, namun ia urungkan karena Manggala pergi begitu saja.
Meski sudah satu tahun lebih berlalu, namun rasa sakit masih dapat di rasakan Hafsari atas perlakuan Manggala yang seolah-olah membencinya.
***
Wiga sedang menunggu kedatangan Hafsa di sebrang gedung bernuansa putih. Rencananya mereka akan pergi ke toko buku, Wiga dan Hafsa berteman baik setelah keduanya tak sengaja bertemu lagi di kantin kampus.
Kehadiran Wiga di kehidupan Hafsa sedikit banyak dapat membatunya melupakan lelaki yang Hafsari sukai sejak ia duduk di bangku kuliah, yang tak lain adalah Arsamanggala dokter cerdas yang telah berhasil melukai hatinya.
***Sebuah pesan masuk ke handphone Hafsari, ia melihatnya ternyata dari Wiga.
From : Wigena
Aku sudah sampai, ku tunggu di lobby wohnungmu ya!
Baik aku akan segera kesana.
Hafsari memasukan handphonenya kedalam ransel pink yang akan ia gunakan. Sebelum pergi ia mematut dirinya di depan cermin, memastikan penampilannya tidak ada yang salah sedikit pun.
Perempuan berjilbab senada dengan warna ranselnya itu menuju lift, tak butuh waktu lama ia sudah sampai di lobby. Matanya menyapu semua sudut ruangan, namun orang yang ia cari tak ada disana. Ia sedikit kecewa pada Wiga karena sudah membohonginya.
Hafsa berjengit kaget ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
"WIGAAAA...!!" Teriak Hafsa, ia refleks menutup mulutnya karena sudah berteriak.
Wiga meminta maaf pada semua orang yang sedang berada di lobby atas perlakuan temannya. Ia menarik lengan baju Hafsa.
"Aduhh Wigaa... Apa-apaan sih. Tolong lepasin, sudah aku bilang kan jangan suka pegang-pegang. Bukan muhrim!" Kata Hafsa geram.
"Iya.. Iyaa.. Maaf bu haji, habisnya aku malu tadi di liatin banyak orang di lobby. Kamu sih Hafsa pakai teriak-teriak segala."
"Aku teriak karena kamu mengagetkanku. Oh ya, jangan panggil aku bu haji. Aku belum pernah ke mekah!" Ucap Hafsa jengkel pada temannya itu.
"Maafkan aku dong Hafsa, nanti pulangnya aku traktir es krim di kedai biasanya deh. Jangan marah lagi ya?" Kata Wiga sambil menarik turunkan alisnya, menggoda Hafsari.
"Aku bukan anak kecil Wiga, jangan sogok aku pakai es krim."
"Ohhh jadi tidak mau nih aku traktir es krim?" Tanya Wiga memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dipenghujung Penantianku
RomanceArsamanggala seorang dokter muda yang cerdas tak pernah memikirkan bahwa mengikhlaskan akan menjadi sesulit ini. Kepergiannya ke Hamburg Jerman untuk melanjutkan studi membuatnya bertemu dengan seorang perempuan berhijab yang taat pada agamanya. Aka...