Bagian 1

89 7 0
                                    

Happy Reading
Jangan Lupa Vote ya! :)

Semburat jingga perlahan muncul dari timur pertanda dewi malam akan digantikan oleh raja siang.

Manggala sudah terjaga sejak dini hari, selepas sholat malam ia tidak kembali terlelap.

Jam di meja belajarnya masih menunjukan pukul lima lebih dua puluh, tapi manggala sudah berkutat menyiapkan sarapan untuk dirinya.

Ternyata ada beberapa potong roti di dalam kulkas, selain itu ada juga sekotak susu kacang kedelai, beberapa butir telur dan sayuran. Mungkin oppa Jhon yang menyediakannya pikir Manggala.

Manggala menyantap sarapannya sambil membaca artikel kesehatan dari situs-situs terpercaya di laptopnya.

                                 ***

Hari ini Manggala hanya akan beristirahat di domnya saja, ia tidak berencana untuk pergi kemana-mana karena masih merasa lelah dan butuh istirahat setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang kemarin.

Manggala duduk di kursi belajarnya, ia membuka buku "The Miracle of Enzime" yang di tulis oleh Hiromi Shinya lalu mulai membacanya. Ia larut dalam tulisan di dalamnya, halaman demi halaman ia baca. Sampai di halaman ke-39, Manggala mendapati potret dirinya bersama Diana. Dalam foto itu keduanya terlihat sangat bahagia, Manggala ingat betul kapan dan dimana foto itu diambil.

Foto itu diambil satu hari setelah Manggala menyelesaikan koasnya di Rumah Sakit Umum dr. Kariadi Semarang. Diana datang menemuinya untuk mengucap selamat.

Tidak terasa sudah dua tahun berlalu namun rasanya seperti baru kemarin terjadi.

Diana merupakan adik tingkatnya di kampus tempatnya belajar dulu Universitas Diponegoro. Ia perempuan yang cerdas dan sangat menawan. Diana mewarisi kecantikan dari ibunya, dalam tubuhnya mengalir darah Sunda dan Minang.

Tak terasa Manggala kembali larut dan hanyut dalam lamunan mengenang masa lalunya. Ia beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu menggelar sajadah untuk sholat duha.

Empat rakaat Manggala sholat duha, ia meminta kepada sang pemegang kehidupan untuk memberikan kesehatan dan keselamatan kepada kedua orang tuannya. Ia juga meminta kelancaran selama belajar di Hamburg.

Setelah itu Manggala meminta untuk diberikan kekuatan agar dapat mengikhlaskan dan melupakan Diana sepenuhnya.

                                ***

Air masih menetes dari sela-sela rambut Manggala, ia baru saja menunaikan sholat magrib. Rencananya ia akan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan yang dibutuhkannya. 

Padahal tadinya dia tidak berencana pergi kemana-mana hari ini. Namun, setelah melihat beberapa potong roti yang kemarin ada di kulkas sudah habis, Manggala memutuskan untuk pergi ke supermarket di sebrang gedung konser musik bernuansa Italia yang tak jauh dari wohnungnya.

Sebagai orang Asia, Manggala membutuhkan nasi sebagai sumber karbohidratnya. Ia akan membeli beras dan beberapa keperluan lainnya.

                                ***

Sesampainya ditempat tujuan, Manggala berpapasan dengan seorang tua berpakaian lusuh dan berkulit keriput. Dari raut wajahnya, tua itu terlihat kebingungan. Manggala menghampirinya.

"Nyonya, sedang mencari apa?" Tanya Manggala lembut.

"Saya ingin membeli roti isi kacang hijau ini untuk cucu saya. Tapi uang saya kurang." Jawabnya putus asa.

Dipenghujung PenantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang