*****
Sendiri menenangkan diri lebih baik.
Kamar yang gelap tanpa cahaya menjadi tempat yang paling baik bagi Ruhi saat ini. Nyonya Cho dan Ahra berdiri menunggu Ruhi keluar dari kamarnya. Sejak kejadian di kantor Kyuhyun Ruhi tidak bicara dengan siapapun hanya diam mengurung diri di dalam kamar.
"Eomma, kenapa Ruhi masih belum keluar juga. Aku sangat takut semoga Ruhi tidak melakukan hal yang ceroboh gara gara anak bodoh itu" kesal Ahra.
Nyonya Cho tidak membalas pertanyaan Ahra, suasana hatinya juga sedang tidak tenang.
"Ruhi sayang keluarlah nak, makanlah sesuatu jangan membuat eomma khawatir nak. Eomma mohon" ujar Nyonya Cho membujuk Ruhi.
Di dalam kamar Ruhi duduk di lantai tanpa alas apapun menangis tanpa suara tidak peduli rasa dingin dari lantai yang menembus kulitnya. Suara bujukan nyonya Cho dan juga Ahra seakan hanya mengalun di udara tak sampai pada Ruhi.
Bayangan saat bersama Kyuhyun hampir satu minggu ini tak enyah dari pikiran Ruhi. Ruhi semakin menangis saat mengingatnya, menonton drama bersama, bangun di pagi hari bersama sama, sarapan bersama. Bayangan itu membuat Ruhi semakin sakit.
"Arrrrrgggghhhhh,,,,, aku benci padamu. Aku benci padamu!!!!"
"Ruhi,, nak tolong buka pintunya eomma mohon"
Dor dor dor dor......
"Ruhi, buka pintunya!!!!"
"Eomma appa harabeoji, aku ingin ikut kalian. Aku benci dunia ini. Kenapa kau meninggalkan aku? KENAPA? APA SALAHKU? Hiks,,, hiks,,, hiks"
Seperti orang gila Ruhi terus berteriak hingga mau tidak mau nyonya Cho menyuruh ahjussi Kang untuk mendobrak pintu kamar Ruhi.
Brakkkk......
Ruhi menangis sesegukan dan keadaan-nya sangat kacau.
"Sayang, jangan seperti ini. Eomma yakin kau kuat, ada eomma dan juga Ahra yang selalu mendukungmu"
Ruhi menatap nyonya Cho dan Ahra bergantian lalu berhambur ke pelukan nyonya Cho dan menumpahkan airmata, beban dan rasa sakitnya di pelukan nyonya Cho.
Ahra juga ikut merasakan apa yang di rasakan adik iparnya itu, rasanya Ahra ingin sekali menghajar Kyuhyun sampai Kyuhyun benar benar sadar.
"Tolong bunuh aku eomma, tolong bunuh aku eonni, aku tidak sanggup hidup lagi, aku sudah sangat kecewa eomma"
Sebagai seorang wanita nyonya Cho juga dapat merasakan kesedihan yang di alami Ruhi dan yang lebih kecewanya lagi yang menyakiti Ruhi adalah putranya sendiri. Sungguh demi apapun nyonya Cho tidak pernah menginginkan hal ini terjadi.
********
Kyuhyun berdiri di luar gerbang rumah keluarga Cho, dulu dia bebas masuk kapanpun ke rumah besar yang hampir seumur hidupnya dia habiskan di sana. Tapi sekarang rumah itu menjadi asing untuknya.
Tetesan hujan tak membuat Kyuhyun bergerak sedikitpun dari tempatnya saat ini, keputusan-nya sudah bulat dia tidak akan pergi sebelum bicara dengan istrinya.
"Tuan sebaiknya Tuan pergi dari sini, sebentar lagi akan hujan deras lebih baik Tuan pergi" ujar seorang pria setengah abad yang bekerja sebagai penja gerbang.
Kyuhyun tidak menghiraukan teguran dari Satpam yang sudah bekerja bertahun tahun pada keluarganya.
"Tuan muda sebaiknya Tuan muda pergi" suruhnya.
"Katakan pada Ruhi aku ingin bertemu dengan-nya" printah Kyuhyun dingin. Tatapan matanya masih tertuju pada jendela kamar yang di yakini Kyuhyun tempat istrinya berada.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE [End]
FanfictionPerasaan bisa berubah. Kau bisa kehilangannya jika kau mengabaikannya. Hanya menganggapnya seorang adik tapi kau harus menikahinya. Kau menganggapnya penting. Tapi kau melupakan perasaannya. Apa kau bisa memperbaiki kesalahanmu dan mendapatkanny...