TUS 2 ~ Perjalanan

5.4K 297 10
                                    

========== 

Anum termenung di dalam angkot yang membawanya pergi. Cuaca masih nampak gelap. Bahkan suara Adzan Subuh pun belum terdengar.

Dirapatkannya jaket yang membungkus tubuh. Berharap hawa dingin berbaik hati untuk tidak singgah. Ia melirik beberapa penumpang. Dari penampilan, Anum menebak kebanyakan mereka warga kampung yang akan menjual hasil taninya ke kota. Ada satu dua yang berpakaian rapi. Mungkin pekerja kantoran yang harus berangkat dari subuh supaya tidak terlambat.

Dialihkannya pandangan keluar kaca angkot. Menatap kegelapan yang melingkupi sepanjang perjalanan. Seperti gelapnya tujuan hidupnya sekarang. Kemana ia akan pergi?

Anum tidak punya keluarga. Anum bahkan lupa apa Anum pernah punya keluarga selain neneknya.

Dinginnya angin subuh yang mencuri masuk melalui kaca mobil yang terbuka membelai rambut panjangnya. Anum akan duduk manis di angkot ini sampai akhir. Berharap peruntungan akan membawanya ke kehidupan baru yang lebih baik.

Dan...

Aman.

----------------

"Neng!, Bangun Neng!"

Anum tersentak ketika sebuah goncangan kasar mengusik lengan kanannya. Matanya mengerjap. Menyesuaikan dengan silau matahari yang memantul dari kaca angkot.

Dimana dia sekarang?

Anum mengusap mata perlahan.

"Neng mau kemana? Kita udah nyampe akhir nih. Mau puter balik lagi." Seorang bapak yang terlihat sebagai supir angkot kembali bertanya.

"Udah nyampe ya pak, maaf saya ketiduran." Dengan bergegas, Anum turun. Untuk kemudian Anum melongo.

Ditatapnya plang besar yang tertangkap pandangan.

Kampung Rambutan.

Glek..

Anum hampir tersedak menyadari keberadaannya. Ini pertama kalinya Anum ke Jakarta. Selama ini, Anum dan nenek tidak pernah meninggalkan desa mereka. Dan sekarang, ia berada di tempat yang sama sekali asing. Tanpa ada seorangpun yang dikenalnya.

Diliriknya jam yang melingkar di tangan kiri.

Jam 9.00.

Perut yang terasa perih memaksanya memulai langkah. Menapaki tempat yang baru dipijaknya tanpa tentu arah. Biasanya Anum bersama nenek selalu sarapan. Kebiasaan yang selalu tidak penah dilewatkan. Tapi sekarang, rasa rindu dan sakit di hati seakan mengalahkan rasa laparnya. Tapi bagaimanapun, Anum butuh tenaga untuk menghadapi hidup di negeri antah berantah ini. Jadi, ditujunya gerobak penjual ketupat sayur yang ada di seberang tempatnya berdiri.

Sambil menunggu pesanan datang, Anum mulai berpikir.

Kemana setelah ini?

-----

Anum berjalan mengitari terminal. Matahari mulai terasa panas.

Bingung.. Kata itu sesuai untuknya. Tanpa teman, tanpa saudara, Anum sendiri sekarang.

Anum melihat lorong di antara dua Rolling Door yang tertutup. Sekelilingnya terlihat sepi. Mungkin karena jarang orang yang lewat disana, maka jarang pula orang yang berjualan. Merasa menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat sejenak, Anum mendekat. Ia butuh menenangkan diri.

"Aduh!" ditariknya kaki yang sedang berselonjor saat suara seorang perempuan mengusik pendengaran.

"Maaf Bu." Anum langsung berdiri mencoba menggapai tubuh perempuan yang terhuyung kedepan. Ia merasa bersalah karena si perempuan itu hampir jatuh akibat tersandung kakinya.

The Ugly Swan  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang