TUS 13 ~ Sang Pengganti

3.6K 245 5
                                    

=============


Anum's POV

Aku menatap bingung kertas dan buku yang menumpuk di meja.

Gila, mulai dari mana?

Waktu semalam Arya bilang untuk membantu mengurus pembukuan bengkelnya, dalam anggapanku, tidak akan seribet ini.

Tapi sekarang?

Kuhenyakkan pantat dikursi sambil menatap nanar kedepan. Duh, nyiksa banget ya, kerjaannya..

Kuangkat buku yang berisi catatan transaksi jual beli. Kubuka dan terkaget kaget memandangi tulisan didalamnya.

Didalamnya tidak hanya berisi transaksi jual beli, tapi campur dengan catatan stok, dan catatan laba rugi yang hanya dibuat dengan orat oret sederhana yang kemudian ditulis dengan tinta hitam dengan tulisan super besar. LABA!

Tanpa adanya hitungan yang jelas dan akuntable.

Aku mengedarkan pandangan kearah depan.

Beberapa montir tampak serius dengan pekerjaannya. Sementara Arya sedang melayani konsumen yang membeli beberapa onderdil. Weekend begini biasanya konsumen lumayan rame. Begitu yang dibilang Arya tadi pagi waktu kami berangkat.

Awalnya aku menyangka bengkel Arya tidak sebesar ini. Karena kehidupannya dengan Bu Tinah sangat sederhana. Ditambah lagi, Bu Tinah yang masih membuka warung makan kecil didepan rumah.

Ternyata dugaanku salah.

Untuk ukuran bujangan, Arya sudah bisa dikatakan mapan secara ekonomi.

"Hei...!" Arya mengibaskan tangan didepan wajahku.

"Hobi banget bengong ya.."

Aku tersenyum simpul. Kuikuti langkahnya menuju gudang onderdil.

"Gimana kerjaannya? Bisa bantu aku kan?" Tangannya sibuk memilih beberapa onderdil kemudian menggotongnya kembali kemeja kasir.

"Tau deh.." aku mengangkat bahu.

"Kok gitu?"

"Lagian, kok bisa berantakan gitu sih pembukuannya. Campur aduk semuanya. Aku gak tau musti mulai dari mana."

Aku duduk dikursi bulat dan memutar badan sambil memilin beberapa rambut disamping kanan wajahku.

"Ya.. dimulai aja. Kalau diliatin ya bingung. Kalo dimulai, pasti bisa ngerti." Tangannya asyik mencocokkan onderdil yang dibawanya dengan nota yang ada dimeja.

"Ngomong sih enak.. yang ngerjain yang pusing."

"Jadi nyerah nih..?" Dihentikannya putaran kursiku dan menghentikannya sehingga wajahku tepat memandangnya.

Tatapan meledek jelas sekali disana.

"Nyerah..? ego ku tertantang mendengar kalimatnya. "Never!"

Aku meloncat turun dan kembali ketempatku.

"Tapi, rasanya aku gak bisa kerja disini. Berisik!"

"Bawa pulang aja. Sesukamu. Yang penting pembukuanku beres."

Arya kembali ke pekerjaannya.

---

Dan hari ini dimulailah "pertempuranku".

Ini adalah kali pertama aku mempraktekkan ilmu akuntansi dalam real case.

Biasanya aku hanya mengerjakan jurnal yang diberikan dosen berdasarkan contoh-contoh kasus.

The Ugly Swan  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang