TUS 11 ~ Terbongkar Sudah

3.4K 228 7
                                    

============ 

Figo's POV.

Seminggu setelah kejadian itu, Inem mulai berangsur sehat.

Aku yang kembali dengan kesibukanku sejenak melupakan "keganjilan" Inem dan kembali keaktifitasku yang padat.

Seperti saat ini, aku sedang berada di Bandung. Bertemu dengan beberapa pengusaha disini yang telah memakai jasa kami sebagai penyalur beberapa produk yang mereka jual. Aku ingin tetap menjalin komunikasi yang baik dengan network perusahaan. Sehingga ketika 2 hari yang lalu, ada undangan untuk Family Gathering dengan pengusaha kecil dan UMKM dikota ini, aku langsung menyetujui. Aku ingat kata-kata Inem, kalau silaturahmi itu penting.

Malam ini adalah malam penutupan. Setelah beramah tamah dengan beberapa orang, aku pamit untuk kembali ke Jakarta. Beruntung aku membawa Parto, sehingga aku bisa istirahat selama perjalanan.

Kami berangkat jam 11 malam. Kuprediksikan, menjelang dinihari nanti kami baru akan sampai Jakarta. Kurebahkan tubuhku dikursi belakang. Dan aku terlelap dalam damai.

Aku baru terjaga saat Parto membangunkanku.

"Kita sudah sampai Tuan."

Aku menguap. Berusaha keras membuka mata yang masih terasa berat. Kugerakkan bahuku untuk sedikit menyegarkan.

"Terimakasih Parto. Kamu sekarang juga ikut istirahat."

Dengan mengangguk hormat, sopir tua itu berlalu kearah samping rumah. Tempat pavilion kecil untuk supir dan satpam rumah kami.

Kubuka pintu rumah dengan kunci cadangan.

Jam 3. Desisku melirik jam kuno antik diruang tengah.

Agak terhuyung aku mencapai tangga menuju kelantai 2.

Tapi telingaku menangkap suara samar. Seperti suara dentingan gelas.

Kulangkahkan kaki kearah dapur, dimana sumber suara itu berasal. Ruangan dapur terlihat temaram. Lampunya dimatikan sehingga sumber cahaya hanya dari penerangan teras samping yang memngintip dari sela tirai putih tipis.

Aku melangkah semakin dekat. Dan apa yang kulihat membuatku tercekat.

Seorang gadis, sedang membelakangiku.

Siapa dia.?

TOM.?

Pasti bukan..

Karena siluet yang sedang membelakangiku itu bukanlah bodi Tom yang gendut.

Gadis itu langsing. Dengan rambut hitam panjang yang terurai sepunggung. Rambutnya seakan berkilat tertimpa cahaya temaram dari teras samping.

Aku tidak bisa melihat wajahnya karena sedang membelakangiku.

Dia setengah membungkuk sedang mengambil air di dispenser. Masih dalam keadaan berdiri, gadis itu meminum airnya sampai habis.

Aku seakan sedang bermimpi.

Apakah dia temannya Mona?

Tapi pertanyaanku langsung terbantahkan saat gadis itu melangkah kearah belakang. Ke kamar pembantu.

Apakah dia anak Bik Rima?

Aku kan baru datang malam ini. Apakah ada pembantu baru?

Kepalaku mulai pening. Kulangkahkan kakiku kembali kearah tangga.

Aku akan mencari jawabannya besok.

***

Tapi keesokan harinya, aku terpaksa terburu-buru ke kantor karena aku kesiangan. Ada beberapa rapat penting yang harus kuhadiri hari ini.

The Ugly Swan  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang