Vote 🌟 sebelum baca
.
.
.Aleisya tertegun mendengar lonceng pintu berbunyi untuk pertama kalinya hari ini. Gadis itu bangkit dari duduknya dan tersenyum ramah menyambut seorang wanita yang berjalan mendekat ke pantry cafe.
Wanita dengan rambut merah menyala yang sedikit berantakan, tidak lupa baju nya yang terkesan urakan membuat tampilan wanita itu terlihat mencolok.
Sekali lagi, Aleisya tersenyum ramah.Mengabaikan penampilan orang yang berada dihadapannya.
"Selamat siang mbak, ada yang bisa saya bantu?" Aleisya memberikan daftar menu cafe nya sambil terus tersenyum.
Wanita berambut merah itu mengambil daftar menu dan membacanya sekilas.
"Alcohol!"
Dahi Aleisya berkerut samar.
"Alcohol?" Seolah memastikan, ia sadar telinganya tidak akan salah dengar tapi hanya untuk memastikan.
"Apa aku harus mengulangi lagi?"
Aleisya tersenyum lembut. Ah sial! Batinnya.
"Maaf mbak, tapi cafe ini tidak menyediakan alcohol"
Wanita berambut merah itu menatap wajah Aleisya datar.
"Aku hanya bercanda" lanjutnya diikuti sebuah senyuman menawan dari wajahnya"Coffe, tidak terlalu manis" lalu duduk di sudut cafe. Aleisya menyentuh ujung meja. Menormalkan detak jantungnya.Dan membalas senyuman itu dengan manis.
Astaga, wanita ini sungguh diluar dugaan.
Aleisya dengan cepat menyiapkan coffe pesanan dan menghampiri wanita berambut merah itu.
Sorot matanya meredup, Aleisya tak sampai hati menegur wanita berambut merah yang kini termenung. Wajah wanita itu terlihat sendu. Seperti seorang yang sudah lama menahan diri.
Aleisya dengan pelan meletakkan mug berisi coffe dihadapan wanita itu, lalu berjalan mundur dengan pelan. Berusaha tak sedikitpun menghasilkan suara, ia benar-benar tak ingin mengganggu.
"Hey kau!"
Sial! Aleisya menggerutu dalam hati. Apa dia mengganggu wanita itu? Apa wanita itu akan memaki nya?
Aleisya berbalik menghadap wanita itu dan tersenyum ramah.
"Apa seperti ini caramu melayani pelanggan?" Wanita itu menaikkan alisnya menatap Aleisya tajam.
"Maaf, maaf mbak, saya nga maksud mengganggu mbak" Aleisya menundukkan kepalanya.
Lalu terdengar kekehan dari mulut wanita berambut merah. "Temani aku disini" lanjutnya.
Aleisya menatap wanita itu bingung, lalu mengangguk dan duduk disebelah wanita itu.
"Anna" ucap wanita itu, "nama" lanjutnya.
Aleisya tersenyum "aku Aleisya" ucapnya ramah.
"Ini pertama kali aku melihat cafe ini, padahal sudah hampir setiap hari aku lewat sini" ucap Anna datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
La La Land
General Fiction-"Jika menggenggam tangan mu adalah sebuah kesalahan besar, maka biarkan aku terus berdosa" -"My heart is telling you how much that I need you" Hidup seorang diri dipinggir kota metropolitan bermodalkan sebuah cafe klasik yang jauh dari kata mewah m...