VOTE
"dia kekasih ku"
Aleisya menarik rambutnya sampai jari-jarinya terasa pedih. Apa dia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kegilaan? Gangguan mental karena tekanan yang ia hadapi akhir-akhir ini?
Sudah dua jam semenjak kepergian Peter dengan senyum kikuknya, Ale tak berani sama sekali melirik Mikail yang tengah duduk di kursi, memakan ramyeon yang dia beli entah dimana. Tidak ada penolakan atau sanggahan yang di lakukan pria itu.
Apa yang ia lakukan sekarang benar-benar terasa tidak normal. Oh ayolah gadis asing ini baru saja mengaku sebagai kekasih mu! Tapi sekali lagi wajah datar Mikail membuat Ale makin frustasi dengan beragam pikiran dibenak kecilnya.
"jangan menarik rambutmu terlalu keras" Ale menatap Mikail yang sekali lagi memasukkan ramyeon kedalam mulutnya.
"maafkan aku, aku janji lain kali akan menjelaskan yang sebenarnya pada Peter" Ale berbicara terburu-buru "ia takut Mikail akan salah sangka dengan tingkah gegabahnya yang menyebalkan dan tak masuk akal ini.
"apa dia pria itu?" Mikail meneguk sodanya
"pria yang mana?" Aleisya mengerutkan keningnya bingung
"yang kau sukai, cinta yang bertepuk sebelah tangan"
Ale terdiam sambil menatap Mikail heran.
"dari mana kau tahu itu?"
"oh jadi tebakan ku benar" Mikail menyandarkan punggungnya sambil menarik sesuatu dari balik saku mantelnya
"aku mendengar beberapa kalimat percakapan kalian sebelum akhirnya kau menyadari keberadaan ku" jelasnya.
Aleisya tertunduk, ia tak mampu melihat kearah mata Mikail yang tengah mengolok kebodohan nya. Apa itu terlalu jelas? Tapi kenapa Peter tak kunjung menyadari perasaannya?
"jangan menjadi budak cinta" Mikail membakar ujung rokoknya.
Ale yang melihat itu sontak berteriak "hey! matikan rokokmu! ini rumah sakit"
Teriakan Aleisya membuat Mikail menatapnya tajam. Pria itu merasakan gendang telinganya ditendang dan lagi pula belum ada satu wanita pun yang berani meneriakinya seperti ini.
"maafkan aku" seperti tersadar dengan sikapnya Ale kembali menundukkan kepalanya.
Selain itu ia terlalu malu dan takut menatap Mikail, apa dimata pria itu kini ia terlihat seperti gadis yang lugu dan mudah dibodohi. Atau bahkan ia akan di cap sebagai wanita gila. Pemikiran itu menyakiti dirinya sendiri.
Mikail lagi-lagi menangkap raut sedih itu. Sedikit mendesah kesal, pria itu mematiakn rokok yang bahkan belum ia hisap sama sekali. Menegakkan badannya dan berdiri mendekati Aleisya yang kini meremas tangangnya sendiri dengan kuat sampai buku-buku jarinya memutih.
"jangan takut, kita buat pria itu menyesal telah menyia-nyiakan mu" bisiknya lalu tersenyum miring.
Bukan sebuah senyum yang manis, tapi seperti godaan iblis yang sulit ditolak, Ale tanpa pikir panjang menganggukkan kepalanya.
"now I'm your boyfriend and you're mine" Mikail menatap tepat dimanik hazel Aleisya.
From walking home and talking a lot, and this delusion in my head calling your name so hard.
Mikail tak seperti yang kalian bayangkan, ia bukan pria manis yang akan membantu seseorang dengan senang hati.
Dia bukan pria baik yang memberikan perlindungan begitu saja, dan dia juga bukan seorang pangeran yang hidup dengan keagungan.
Tak sedikit orang ingin menarik ulang waktu agar tak terlibat dalam kehidupannya, termasuk seorang pria yang menjual bangunan tua pada Aleisya, sang pemeran wanita utama dalam kehidupan baru seorang Mikail.
Ia senang bermain-main dengan nyawa, dan sepertinya ia akan memulai permainan baru, membunuh tanpa menyentuh.
Pria itu tersenyum, ia tak akan membuang waktu berharganya hanya demi gadis bodoh seperti Aleisya. Ia akan bermain cepat secepat wanita itu tunduk padanya.
GRACIAS
Don't forget to VOTE COMMENTS AND SHARE 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
La La Land
General Fiction-"Jika menggenggam tangan mu adalah sebuah kesalahan besar, maka biarkan aku terus berdosa" -"My heart is telling you how much that I need you" Hidup seorang diri dipinggir kota metropolitan bermodalkan sebuah cafe klasik yang jauh dari kata mewah m...