Chapter 10 - Item Pesona

409 28 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agnes masih berdiri membeku dengan perasaan bercampur aduk. Dia sudah bekerja keras tapi Agnes belum juga naik level, ditambah dia juga berlatih terus menerus untuk menciptakan skillnya sendiri namun hasilnya nihil dan membuatnya frustasi.

Tapi Jun muncul tiba-tiba di pintu gerbang desa, dia seperti seorang petualang aneh yang tersesat dan dengan mudahnya dia membunuh monster-monster saat desa di serang. Sekarang dia memberikan sebuah skill kepadanya malah membuat Agnes tidak anek dan berpikir bagaimana cara dia membalasnya.

"Terimalah." Ucap Jun singkat.

"Tiga busur api seperti cakar naga," Ucap Agnes lembut, "aku belum pernah mendengar skill ini sebelumnya!" Agnes heran karena tidak banyak Skill level 1 yang tersebar di dunia tapi dia belum pernah mendengar skill ini sebelumnya.

"Ini adalah Trinity Dragon Claw yang bisa menembakan tiga panah dalam satu waktu, jika target di depan ada tiga maka demage akan di bagi tiga, sementara jika musuh yang dihadapi adalah tunggal. Tiga panah akan berurutan dan menghasilkan bonus serangan." Jun berkata dengan lancar karena dia sendiri yang menciptakan skill ini.

"Trinity Dragon Claw." Agnes mengambil Stone Skill di tangan Jun dan mendekatkan di tubuhnya.

Skill dalam game ini sangat beragam, dan beberapa di kelompokan menjadi Skill pada tingkat tertentu. Common, Rare, Epic, dan Superior.

Jun sengaja memisahkan skill-skill ini agar pemain tertentu tidak terlalu over power hingga membuat mereka sulit di kalahkan. Sementara Trinity Dragon Claw termasuk dalam skill tingkat epic yang sulit di dapat, meski begitu Jun sengaja memberikan Agnes skill ini agar membuatnya lebih kuat dan dia tidak perlu khawati pada Agnes atau penduduk desa.

"Kamu bisa melatihnya sekarang." Jun berkata pada Agnes yang terlihat seperti terputus dari dunianya karena matanya hanya berfokus pada batu.

Agnes segera menatap Jun lalu menganggukan kepala, dia berbalik berjalan kerah pohon maple berdaun kuning lalu duduk di bawahnya seperti seorang Elf sungguhan.

Saat Agnes mencoba menyerap Mana Sihir yang sudah terbentuk dan bergabung dengan susunan Skill Trinity Dragon Claw, sebuah aura aneh muncul menyelimutinya, aura itu naik turun seperti api, kadang dia berubah menjadi panah yang ingin lari tapi kadang dia menjadi cakar seekor naga.

Jun duduk memperhatikan ilusi dan bermain dengan pikirannya sendiri tentang kejadian di depannya, lalu tidak berapa lama Agnes membuka mata dan aura yang menyelimutinya berlahan menghilang.

"Hah.. aku naik level." Agnes terkejut setelah melirik kertas info yang ada di tangannya, dia selalu membawa kemanapun kertas itu meski hanya untuk mengecek dan melihat berapa banyak kenaikan usai latihannya, tapi kertas itu hanya menampilkan hal-hal yang sama bahkan sesekali Agnes berniat untuk merobek lalu membakarnya karena marah.

Daripada melompat Agnes malah gemetar karena dengan waktu singkat dia sudah naik 2 level membuatnya sekarang ada di level 3, setingkat di atas Bernard Aucourte dan teman-teman seusianya.

"Apa ini sungguhan?" Agnes masih tidak percaya dan sekalilagi mengecek kertas infonya namun nilai yang tertera masih tetap sama, alih-alih ingin merobeknya, agnes malah memeluk dan tersenyum riang.

Namun di semak tidak jauh dari mereka terdengar suara bumi di pukul dengan langkah kaki, sosok itu pasti besar dan kuat untuk bisa mengerakan kerikil-kerikil melompat di atas tanah.

Jun segera momfokuskan matanya ke arah dalam hutan, dia bisa melihat seekor Goblin yang menunggangi babi hutan, tapi jelas bukan dia yang meyebabkan getaran, kecuali dua sosok di belakangnya yang berjalan seperti raksasa marah, berjalan dengan mendorong batang-batang pohon yang menghalangi jalannya.

"Orc." Jun berucap datar karena Orc bukan monster tingkat tinggi yang akan menyulitkannya, tetapi untuk ukuran penduduk desa, itu merupakan monster tingkat naga yang akan merusak desa dan sulit untuk mengusirnya.

"Orc," Agnes berkata dan segera mengambil busur dari punggungnya, "kita harus segera kembali ke desa dan memberitahukan penduduk desa." Agnes berucap bersiap berlari mundur.

"Tidak perlu, bagaimanapun juga Goblin penunggang babi itu memiliki item yang bisa mengundang para monster, jika kita mundur dan membiarkan goblin itu melempar item ke dalam desa. Akan banyak muncul monster yang tertarik dan mengikuti aromanya hingga desa di kepung monster." Jun berkata ke arah Agnes.

"Lalu bagaimana?" Agnes terkejut atas ucapan Jun, dia tidak tau ada item yang bisa menarik para monster hingga mereka bisa mengepung desa dalam sekejap.

"Vilbogi, orang itu memiliki banyak trik untuk berurusan dengan kalian," Ucap Jun seolah memuji tapi tidak memuji, "hanya ada satu cara untuk mengatasi situasi ini, kita harus merebut item pesona monster dari goblin penunggang babi, lalu kita bisa membuangnya ke tempat jauh agar mereka tidak mendekat." .

Jun membuat item pesona monster untuk menarik monster dalam jarak tertentu agar player tidak perlu berhadapan dengan monster satu per satu, setidaknya itulah niatnya. Namun di dunia ini seseorang mengunakan item pesona monster ini untuk kejahatan, hingga membuatnya hanya menghela napas menyesali buatanya.

Agnes hanya mengangguk menyetujui usulan Jun lalu dia melompat ke cabang pohon dan bersiap membidik.

Jun hanya menatapnya sekilas dan dia tau Agnes ingin berburu goblin jadi dia memutuskan untuk memperlambat para Orc yang masih mengejar Goblin dengan marah.

"Illusions Gravity." Jun berucap malas muncul di belakang para Orc sembari mengucapkan nama Skill magic yang membuat ilusi gravitasi berlipat ganda, setidaknya dengan skill ini dia tidak akan mengeluarkan ledakan besar seperti sebelumnya, namun dapat dengan jelas tanah mulai retak seperti musim kemarau.

Dua Orc berhasil tertahan oleh ilusi gravitasi, mereka tidak sanggup berdiri dan menjatuhkan tubuh mereka di tanah. Kedua Orc itu mencoba bangkit, tetapi tekanan gravitasi yang mereka rasakan sangat kuat seolah sebuah gunung everest di bebankan pada tubuh mereka hingga tulang mereka mulai retak dan patah.

Agnes masih membidik Goblin penunggang babi, gerakan mereka yang cepat membuatnya sulit untuk mengenai sasaran. Namun setidaknya dia bisa menahan mereka cukup jauh dari desa dan berjalan kerah lainnya.

Kenaikan Levelnya membuat tubuh dan gerakannya lebih cepat dan ringan, dia bahkan tidak lelah meski sudah melompat dari satu batang pohon ke batang lainnya, namun berlari dengan menembakan panah adalah hal yang masih sulit untuknya, jadi dengan terpaksa dia harus menghadapi Goblin penunggang babi itu di sudut hutan.

"SHHHAAAKKKYYKK..!!" Goblin itu menggeram marah mengeluarkan pisau berkarat dari belakang tubuhnya.

Agnes hanya menjaga jarak dan bersiap mengambil anak panahnya, namun tanpa di duga dua ekor goblin muncul dari belakang goblin penunggang babi.

Rupanya goblin ini berpencar ke beberapa sudut hutan untuk menargetkan monster-monster agar tertarik kepada item pesona milik mereka, sayangnya keributan membuat mereka berkumpul dan sekarang malah membuat Agnes tersudut karena kalah jumlah.

Panel Admin [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang