2.2

7K 2.1K 88
                                    

Suara gemuruh petir terdengar sangat kencang, membuat telinga Heejin berdengung. Jemari Heejin bergerak menutup kedua telinganya dengan lemah, mencoba untuk menyelamatkan gendang telinganya.



Sambaran petir berikutnya membuat lampu menyala dengan terang sesaat, sebelum akhirnya pecah berkeping keping. Angin kencang yang masuk melalui sela sela ventilasi membuat lilin yang menyala disetiap sudut ruang padam seketika.



Belum pernah Heejin merasakan ketakutan sebesar ini. Disaat ia sekarat, tak ada seorangpun yang berada disisinya.



Kemudian derap langkah terdengar, bersamaan dengan sebuah cahaya biru yang berada dibibir pintu.



Cahaya itu mendekat, membuat Heejin mau tak mau menjejalkan tubuhnya agar tetap tertutup selimut.



Heejin menangis, dalam diam. Dia bahkan mengigit lidahnya sendiri agar tak ada suara yang mencelos dari bibir pucatnya.



"Ini terakhir ya?" cicit Heejin tersenyum miris.



Gadis itu menutup kedua matanya ketika cahaya itu berubah menjadi merah, berlari kearahnya dengan kecepatan yanh luar biasa.



Heejin kira ia akan mati kala itu, hingga ia mendengar suara terengah engah dari dalam kegelapan.











"Woy sini lu anjing!!"



























Itu suara Jaemin.

[2] DISTANT SKY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang