Chapter 4: We Could Never Guess

2.6K 89 0
                                    

Saat aku menaiki kendaraan pulang dari pertemuan dengan dokter, pikiranku melayang ke dalam labirin kenangan, mengikuti jejak yang membawaku ke dalam perjalanan cinta dan keluarga yang tak terduga ini. Pernahkah kamu mempertanyakan apa yang membuat istrimu bahagia?

I never expected that the arrival of Domi and her three sisters into our home would bring about such positive transformations in Naya's life. Naya dan aku menikah ketika menyelesaikan pendidikan kuliah, usia yang masih sangat muda untuk memulai perjalanan perkawinan. Beberapa bulan setelah pernikahan kami, Naya didiagnosis mengidap kanker payudara. Two years later, dokter harus mengangkat payudara sebelah kirinya. Three years after that, she battled meningitis, and after six months of treatment, akhirnya dia pulih, meskipun masih harus melakukan rawat jalan. Ketika usia kami menginjak 30 tahun dan belum juga memiliki momongan, dokter menyatakan kemungkinan efek obat, tetapi Naya masih bisa mengandung.

Dalam upaya kami untuk memiliki anak, kami diuji kembali: kanker itu muncul lagi dan kali ini menyerang rahimnya. Meskipun berhasil melawannya, dokter menyarankan untuk tidak hamil karena kondisi tubuhnya yang rentan. Kami berusaha tabah, tapi aku bisa merasakan ada yang berubah dalam diri Naya, seolah-olah dia tidak sempurna untukku. Setelah hari itu, aku sering mengajaknya berpergian, berusaha melakukan apapun yang ada dalam bucket list kami berdua.

Perjalanan kami ke Afrika mengubah pandangannya tentang memiliki anak, tiba-tiba dia mengatakan ingin mencoba program surrogate mother. Butuh waktu untuk menyetujuinya, ketika aku menyetujuinya, yang lebih mengejutkanku adalah calon surrogate mother yang dipilihnya. Dominic Suryanto Karr, a mix of Denmark and Indonesia, seorang stripper di salah satu adult bar di Jakarta. Istriku seorang yang tidak pernah mengunjungi bar, sehingga aku heran bagaimana dia mengenalnya. Domi adalah anak dari kenalan ayahnya, orang tuanya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar aset keluarganya digunakan untuk menutup hutang dari perusahaan ayahnya yang terkena imbas krisis. Intinya, Domi harus hidup untuk menghidupi adik-adiknya dan jalan tercepat adalah menjadi stripper. Awalnya aku menentang habis-habisan, tapi istriku bersumpah bahwa Domi tidak pernah menjual dirinya.

I didn't know the details of the agreement between my wife and Domi, but what I did know was that, after a few months, Domi and her three siblings moved into my home. Dan sejak itu aku merasa mendapat istriku kembali, dia bahagia and aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tetap seperti itu. Ditambah tiga orang saudara Domi, rumah kami yang tadinya sepi menjadi ramai, digantikan pertengakaran remaja atau tangisan patah hati. Hidup memang tidak pernah bisa diduga. Siapa sangka aku akan hidup bersama tiga orang remaja yang punya libido tinggi?

As I pulled into the driveway, the weight of the past intertwined with the present, and a smile tugged at the corners of my lips. Life had thrown unexpected challenges, but it had also gifted me with a new kind of family, a lively home, and the warmth of love that had endured through every twist and turn.

Let Me Love You OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang