Simple Life And Peaceful Mind

1.4K 63 1
                                    

I was speechless.

Aku duduk berhadapan dengan tiga orang remaja yang malah asyik mengobrol mengenai rencana mereka untuk mengunjungi beberapa tempat makan di Yogyakarta daripada mengomentari pernyataanku untuk berhubungan dengan kakaknya. Ketika aku meminta restu dari mereka bertiga, mereka hanya memelukku dan mengucapkan selamat. I meant, it should had been more than that. Semalaman aku memutar otak, berusaha mencari kata - kata yang tepat untuk mengutarakan maksudku, sehingga mereka dapat menerimanya. Mana ada keluarga yang menerima duda sebagai istri kakaknya? Terlebih seseorang yang membayar kakaknya untuk mengandung anaknya. Mungkinkah ucapan selamat itu cuma sebagai basa basi karena mereka tinggal bersamaku? That's it? Sejarah perjalananku dengan Naya bukan hal yang mudah bagi kami berdua. Semenjak menikah, ada saja halangan dalam pernikahan kami. Aku tidak pernah lagi merasakan sesuatu yang simpel, mudah. Aku dan Naya membiasakan diri seperti itu, sehingga apapun yang terjadi pada kami berdua, kami tetap kuat. Berhubungan dengan Domi dan adik-adiknya bagiku, bahkan juga Naya, memberikan angin segar bagi kami berdua. Naya menjadi lebih bahagia, Domi baginya adalah adik yang tidak pernah didapatkannya. Aku tidak pernah menyangka keputusan Naya untuk melakukan program itu memberikan banyak perubahan bagi kami berdua. Aku terhenyak dari pikiranku saat aku merasakan seseorang menyelipkan tangannya di bawah tangan kiriku. Tangan kananku masih menyangga kepalaku, saat aku menengok ke arah kiri. Sambil tersenyum aku mengaitkan tangan kami berdua, lalu mencodongkan tubuhku kearahnya dan mencium keningnya. Semua terasa normal, natural, sederhana, seperti sebuah keluarga. Aku berusaha menepis semua rasa keraguanku, meyakinkan diriku bahwa ketiga adiknya menerimaku.

Kami berlima memutuskan untuk bersama-sama ke Yogyakarta, aku dan Domi memilih untuk mengunjungi Kotagede dan Beringharjo, sedangkan mereka memilih untuk mengunjungi daerah Gejayan. Hari ini kami hanya menyewa satu mobil, kami akan menurunkan mereka di daerah Gejayan untuk selanjutnya menuju ke arah Beringharjo. Selesai sarapan, aku mengajak Domi untuk sekedar jalan berkeliling kebun di sekitar villa. Kadang kami bergandengan tangan, atau tanganku memeluk pinggangnya, atau aku mengelus punggungnya saat kami berjalan. Aku bukan seorang penggemar PDA, cenderung pemalu, tapi entah kenapa, bersama Domi membuatku seakan menelan rasa maluku.

"They're grateful and happy, you know," celetuk Domi seketika, "Mereka tidak bisa mengucapkannya dengan kata-kata, tapi mereka bahagia." Aku memandang Domi, menggenggam erat tangannya. "Thank you," sahutku singkat.

"Kamu tahu, saat kita pertama kali tinggal ke rumahmu, mereka memandang kalian berdua sebagai panutan. Aku tahu mereka terlihat tidak peduli tadi, tapi jika kamu memperhatikan sinar mata mereka, kamu akan tahu mereka sangat bahagia untuk kita berdua." Aku hanya diam, saat Domi tidak mendapatkan reaksi apapun dariku, Domi menarikku berjalan ke arah sebuah kursi duduk panjang yang disediakan oleh villa. Ketika kami berdua duduk, dia menatapku, menggenggam tanganku dan meletakkannya di atas pahaku. "Mereka tahu bahwa kamu akan merawatku, membuatku bahagia, dan menjagaku. Selama ini bagi mereka bertiga, aku adalah tulang punggung mereka. Seseorang yang bisa diandalkan kapanpun dan dimanapun. Tapi, mereka tahu aku tidak pernah mempunyai seseorang yang bisa aku andalkan," lanjutnya. Aku bisa melihat kedua matanya berkaca-kaca. "Aku seharusnya mengatakan ini kemarin, thank you for taking care of me, being a person that I could rely on, being someone that holds us together." Air matanya mulai jatuh, aku mengangkat tanganku dan menghapus air matanya dengan ibu jariku. Lalu, aku merengkuhnya dengan kedua tanganku dan memeluknya erat. Aku meletakkan daguku di atas kepalanya, menggumamkan beberapa kata untuk menenangkannya. Dalam hati dan pikiranku, aku berterima kasih kepada istriku, karena dia telah memberikan hadiah paling indah selama hidupku. Domi.

Let Me Love You OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang