Karena keputusannya untuk tidak menganggu Freya, Zalen bisa menggangu teman temannya yang lain memakai nomor mamanya. Pertama, Raka yang harus menjadi korban.
Hambasahaya : Raka si Dila nyariin lo tuh. Ini gue Lira.
Raka Pramastyo : wah makasih infonya Lira. Tapi gue udah tahu duluan, orang dia pacar gue😌
Hambasahaya : aelah, pj bro! Enak aja gue jadian sama Freya lo gue traktir sampai dompet tipis.
Raka Pramastyo : 😒 ketahuan banget bohong. Untung gue cerdas😌
Hambasahaya : GALI LUBANG MASUK LUBANG 😕
Raka Pramastyo : bhaks tepuk jari buat abang Zalen😘. Bro, kenapa gak lo jahilin Nanda aja 😲
Pesan itu hanya Zalen baca, karena ia mempunyai target kedua yaitu preman kelas yang suaranya kayak kucing kejepit pintu kalau mungkin lagi di goa, Zalen yakin batu batu di goa akan runtuh. Memang suara Nanda seburuk ini.
Hambasahaya : Ini Nanda kan? Gue tunggu lo besok di rooftop sekolah :)
Ini gue Raka.Nanda Mutia : alah tukang kibul, ini gue lagi sama Raka.
Hambasahaya : astogeh, siapa ya yang bisa gue bohongin lagi😴
Nanda Mutia : gak capek ngerjain orang mulu Zal! Taubat woyyyyyyy😡 gue jadi korban lo mulu elah😤
Hambasahaya : nungguin gue jadian sama Rosè blackpink baru taubat😃
Nanda Mutia : otw salin chat, mau kirim ke Freya. Wkkk
Zalen pun langsung menarik pesan tersebut.
Nanda Mutia : gue udah selesai salin, percuma di hapus Zalen😂😂
Kasian :)Hambasahaya : gue ngambek!
Nanda Mutia : dih😕
btw ini lo ngerjain orang pakai nomornya siapa? Kok namanya hambasahaya?Hambasahaya : Nyokap. Gini derita orang gabut, pacar sibuk si :(
Nanda Mutia : Kasian😂
Eh lebih kasian yang jomblo sih sebenarnya 😥
Gue mau tidur, jangan chat lagiZalen bergidik ngeri, lagian siapa yang mau mengirimi Nanda pesan selain orang kurang kerjaan.
"Satu minggu kok lama banget ya, gak ketemu Freya, gak telepon Freya, gak kirim dia pesan. Saatnya berusaha menyibukan diri." Gumam Zalen.
Satu minggu yang berat itu telah mereka lewati. Hari ini siswa siswi SMA Garuda kembali bersekolah. Setelah liburan yang cukup lama, mereka bertemu bersenda gurau lagi. Sebagian siswa juga sudah baris di sudut kantin untuk memesan makanan.
Zalen keluar dari kelasnya untuk mencari Freya. Ia membeli dua minuman dan roti untuk dirinya dan Freya.
"Duh si jutek lagi ngapain ya?" Gumam Zalen sambil terkekeh. Lira dan Dila baru saja keluar dari toilet, ia melihat Zalen sedang mencari Freya di kelasnya.
"Dia kayaknya lagi cari Freya loh Dil, lo selama ini gimana?" Tanya Lira.
"Ya gimana lagi, Freya aja yang gak sadar gue suka sama kak Zalen sebelum mereka dekat. Gue dekat sama kak Raka supaya bisa bareng sama kak Zalen, eh taunya dia malah suka sama sahabat gue." Jelas Dila sambil menghembuskan nafasnya kasar.
"Apa perlu gue ngomong ke Freya kalau lo suka sama kak Zalen dari dulu, bahkan sebelum mereka dekat dan jadian?"
"Buat apa Lira Amanda, justru gue gak mau lihat Freya sedih dan merasa bersalah. Gue ikhlas dan gue rasa mereka cocok." Ucap Dila sambil tersenyum.
"Lo gak akan pura pura baik, pura pura kuat kan kayak di cerita novel gitu kan?"
"Gue gak semunafik itu. Kalau pun gue gak terima mereka jadian, udah dari dulu gue labrak Freya. Kalau gue pura pura kuat, gue gak mungkin menyembunyikan semua dengan sempurna. Lo tahu kan gue tuh blak blak-an." Jelas Dila sambil tertawa, Lira meneteskan air matanya sambil terkekeh juga.
"Dasar cengeng, hapus air mata lo atau orang ngira gue mukulin lo."
Dila seorang bad girl, ia justru Merelakan perasaannya untuk Freya, sahabatnya. Meskipun Dila cewek yang suka bolak -balik BK karena sifat nakalnya, tetapi Dila punya sifat baik yang semua orang tak tahu.
Zalen dan Freya ada di rooftop sekolah, entah mengapa Zalen lebih suka di sana dari pada di kelas.
"Jelasin kenapa kamu gak bales chat aku, gak angkat telepon aku?"
"Ponsel gue disita nyokap."
"Terus kenapa tadi kamu ngehindar dari aku?"
"Gue juga punya kehidupan pribadi, gak harus selalu sama lo." Ucapan yang sangat membuat hati Zalen teriris.
"Tapi setidaknya kamu ngomong, kalau kamu udah bosan, kalau kamu pengin punya waktu sendiri aku pasti ngerti. Aku tanya aja kamu ngehindar padahal cuma sebentar."
"Atau aku punya salah?" Lanjut Zalen.
"Gue pengin kita selesai!"
"Tapi kenapa? Aku gak mau, kalau kamu pengin sendiri aku gak akan ganggu kamu sampai kamu tenang dan bisa senyum lagi sama aku."
"Oke."
Zalen mengepalkan tangannya, lalu ia melayangkan kepalan itu ke dinding. Berkali kali hingga tangannya mengeluarkan darah, sakitnya tak seberapa dengan permintaan Freya tadi.
Zalen tak ingin melepaskan seseorang yang selalu membuatnya bahagia, seseorang yang menjadi alasannya tersenyum. Seseorang yang memberinya kekuatan disaat ia rapuh, dan mengerti bahwa dunia itu menyenangkan tetapi kali ini seseorang itu membuat ia mengerti bahwa tak selamanya dunia menyenangkan tetapi ada saatnya dunia menolak kebahagiannya dan membuatnya pedih.
Freya kembali ke kelasnya, segera duduk dan ia berharap ia tertidur. Tertidur untuk selamanya. Ya, Freya akui dirinya terlalu jahat. Menyakiti seseorang yang selalu membuatnya tersenyum.
"Maafin gue, Zalen." batin Freya lalu ia tersenyum kecut. Kalau bukan keinginan ibunya, Freya takkan pernah melepaskan Zalen.
***
_-
Jangan lupa vote😁
Terimakasih,
![](https://img.wattpad.com/cover/168251204-288-k20133.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior or Junior
Ficção AdolescenteUntuk apa tersenyum, jika aku bukan alasannya lagi. Untuk apa bertemu, jika pertemuan ini tidak membahagiakan tapi justru membuat hati yang telah tertutup, terbuka kembali. Lelah Aku lelah terus bertemu denganmu, menatap matamu. Karena setiap mat...