Sebuah tangan menyentuh pundaknya berkali kali hingga gadis itu terbangun. Ia benar benar tertidur di kelas.
"Fey bangun, lo gak pulang?" ucap Tamara.
"Cewek tidur kayak kerbau." gumam Reynand.
"Ngapain lo ngomong gitu ke sahabat gue! Dasar ketua kelas songong!" teriak Tamara.
Freya menarik tangan Tamara untuk keluar dari kelas dan pergi ke gerbang.
"Fey, tumben lo tidur. Lo capek ya? Sampai tidur di kelas, apa lo sakit? Mending besok gak usah masuk gue gak papa sendirian lagian masih ada Lira sama Dila."
"Gue putus."
Tamara membelalakan matanya sambil berteriak. "GAK MUNGKIN LO PUTUS!"
Semua mata tertuju pada Freya dan Tamara. Mungkin dari beberapa cewek kelas sebelas, dua belas, bahkan kelas sepuluh ada yang bersorak gembira karena idola mereka sudah tidak punya pacar.
Freya berdecak kesal, satu sekolah pasti sudah mengetahui kabar ini dan besok cewek cewek yang mengidolakan Zalen, akan mendekati Zalen lagi.
"Maaf Fey, gue kelepasan hehehe. Lo yang minta putus? Tapi kenapa? Dari mata lo aja kelihatan lo masih sayang."
"Nyokap nyuruh, Zalen gak mau putus."
"Bagus dong Fey, artinya dia sayang banget sama lo."
Freya menganggukan kepalanya. Sesampainya di rumah ia memperhatikan ibunya yang sedang membaca koran di ruang tengah.
"Bu, Freya sudah putus."
"Ya bagus dong, belajar aja. Oh iya Danil punya anak tapi ibu lupa namanya, dia juga akan masuk kelas SMA Garuda kayak kamu. Tapi sekarang dia lagi nunggu lulus SMP."
"Ibu harap kamu memanfaatkan keadaan untuk mencari ayah kamu."
***
Freya sedang mengerjakan tugas dari guru saat ini bersama Tamara, Dila, Lira.
"Barusan pak Doni bilang apa?" tanya Dila.
"Tugas ngerjain soal halaman 60 -100." jawab Tamara.
"Lo tadi paham sama apa yang pak Doni jelasin?"
"Heheh ya enggak lah. Tapi mending, gue gak tidur selama pelajaran gak kayak lo." Dila hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Tamara.
"Habis istirahat kita olahraga kan? Yeay gue kangen lihat Freya main basket." tanya dan ucap Lira.
"Yang namanya Freya di panggil kakak kelas woy!" teriak Reynand.
Seketika aktifitas Freya dan teman temannya berhenti. Lalu serentak mengatakan "Kak Zalen!"
Freya sudah berhadapan dengan kakak kelas cewek beserta tiga orang temannya itu.
"Lo Freya? Yang mantannya Zalen?" tanya cewek itu.
"Kakak siapa?" tanya Freya.
"Gue selfi yang sekarang lagi dekat sama Zalen, kayaknya bentar lagi kita jadian. Lo jahat ya, mutusin cowok yang sayang banget sama lo."
"Dasar adik kelas sok cantik!" ucap Teman Selfi.
"Tapi sekarang Zalen sayangnya ke gue, makasih udah putus sama dia. Bye!" lanjut Selfi lalu pergi dari hadapan Freya.
Tiba tiba Zalen datang dan mengajak Freya berbicara.
"Aku.. Ehm siapa yang tadi kesini?" tanya Zalen gugup.
"Kak Selfi."
"Dia gak ngapa ngapain kamu kan?"
Freya menggeleng, ia hendak masuk ke kelasnya namun Zalen meraih tangan Freya dan menggenggamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior or Junior
Ficção AdolescenteUntuk apa tersenyum, jika aku bukan alasannya lagi. Untuk apa bertemu, jika pertemuan ini tidak membahagiakan tapi justru membuat hati yang telah tertutup, terbuka kembali. Lelah Aku lelah terus bertemu denganmu, menatap matamu. Karena setiap mat...