"Dasar cowok pemaksa, maksanya bikin gue gak tega kalau gak nurutin."-Freya-
Pagi ini matahari begitu cerah. Menampilkan cahayanya yang menyinari dunia sepanjang masa. Burung burung berkicau, mulai mencari makanan untuk anak dan keluarganya.
Seorang laki laki berseragam pramuka sudah menyiapkan perlengkapan sekolah lalu ia berpamitan, menyalakan motor sport -nya dan bergegas menuju rumah gadisnya itu.
Tak lama kemudian motor itu berhenti di depan gerbang rumah sang gadis. Laki laki itu menunggu sambil bermain game di ponsel. Karena ini masih sangat pagi, gadisnya pasti belum bersiap siap.
"Gimana persiapan ulangan kenaikan kelas kamu?" Tanya Lisa.
"Ingat kamu harus sukses meneruskan bisnis ayah kamu! Sekolah bukan tempat untuk pacaran, jadi kamu harus serius belajar." Lanjutnya.
"Iya." Jawab Freya singkat.
"Dan ibu beri kamu waktu satu tahun untuk menemukan ayah kamu, kalau tidak bisa, tidak usah bercita cita kuliah di universitas ternama luar negeri. Kuliah saja di Jakarta dan bayar sendiri, jangan buat ibu repot!"
"Kalau saya merepotkan, kenapa ibu melahirkan saya." jawab Freya, matanya sedikit berkaca kaca sebelum Lisa melihatnya ia bergegas turun untuk memakai sepatu dan keluar dari rumah itu.
***
Di depan gerbang rumah Freya ternyata ada Zalen. Ia sedang kecewa dengan Zalen, tetapi Freya juga ingin segera pergi jadi ia akan menyimpan rasa kecewanya, tak perlu ada yang tahu.
"Ayo cepat." Ucap Freya.
Zalen melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata -rata. Entah apa yang terjadi dengan gadisnya, ya Zalen tahu pasti Freya kecewa karena kemarin ia tidak mengantarnya pulang. Tetapi bukankah Freya tidak pernah mempermasalahkan itu semua.
Suasana SMA Garuda pagi ini cukup ramai, parkiran sekolah pun hampir penuh. Freya membuka helm yang ia kenakan, lalu memberikannya pada Zalen. Freya ingin segera masuk ke kelas, namun genggaman Zalen mencegatnya untuk pergi.
"Maafin aku kalau kemarin gak ngantar kamu. Kamu gak marah kan?"
Freya menggeleng.
"Kemarin aku nabrak cewek, lututnya berdarah. Jadi aku tolongin, lain kali aku bakal kabarin kamu kalau ada apa -apa."
"Iya."
"Aku rasa pacar aku hari ini lagi sedih, kenapa ya padahal aku gak suka lihat orang yang aku sayang sedih."
"Gue mau ke kelas Zal."
"Kamu belum sarapan kan? Yuk sarapan di depan sekolah, aku gak mau kamu sakit!" Ucap Zalen sambil menarik tangan Freya keluar dari gerbang sekolah.
Freya dan Zalen sedang berada di warteg depan sekolah.
"Makan, jangan lihatin aku terus."
"Maksa banget!"
"Harus lah, tapi kalau soal perasaan gak bisa. Terlanjur cinta ya cinta."
Freya melanjutkan makannya.
"Ini pak uangnya, makasih." Mereka pun kembali ke sekolah.
"Makasih." Ucap Freya.
"Iya sama sama sayang."
Tiba tiba Raka muncul di hadapan mereka. Sambil berpura pura muntah.
"Kok setiap gue nyamperin lo sama Freya, pasti lo lagi manggil sayang, ih najis!" Ucapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior or Junior
Novela JuvenilUntuk apa tersenyum, jika aku bukan alasannya lagi. Untuk apa bertemu, jika pertemuan ini tidak membahagiakan tapi justru membuat hati yang telah tertutup, terbuka kembali. Lelah Aku lelah terus bertemu denganmu, menatap matamu. Karena setiap mat...