SoJ:13

33 3 3
                                    

"Hatiku sakit. Seperti ada yang menusuk tetapi aku baik - baik saja. Buktinya, tidak perlu obat dan dokter."
                                          -Zalen Ravindra

Freya merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur miliknya itu. Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Masuk."

Lisa menghampiri Freya lalu mengusap kepalanya.

"Freya, apa kamu sudah putus sama Zalen?"

"Iya." Ucap Freya berbohong, padahal Zalenlah yang memaksanya untuk mempertahankan hubungan ini.

"Bagus. Kamu sudah bertemu Ethan?"

"Iya."

"Bagaimana? Kalian sudah dekat? Ingat Freya tujuan ibu kamu putus dari zalen adalah untuk mendekati Ethan."

Freya mengangguk. Ia memang sudah lumayan dekat dengan Ethan, karena Ethan sendiri yang mencarinya.

"Bagus. Ibu sangat senang kalau kamu patuh." Ucap Lisa lalu pergi dan menutup pintu kamar Freya.

***

Hari ini Freya merasa tubuhnya kurang sehat, sehingga ia hanya menelungkupkan wajahnya di kelas tanpa ingin pergi kemanapun. Tamara yang melihat itu hanya bisa mengecek suhu tubuh Freya.

"Fey, lo sakit?"

"Enggak kok."

"Badan lo panas tahu. Atau, lo ada masalah?"

Freya menegakkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Tamara.

"Please, gue ngerasa lo suka gue."

"Astaghfirulloh kok lo jadi bego ya Fey. Playgirl kelas kakap gini suka sesama jenis?" Jawab Tamara sambil melipat tangannya di depan dada. Menunjukan muka kesal.

"Hah? Astaghfirulloh. Tamara suka sesama jenis?!" Teriak Lira yang tak sengaja mendengarnya.

Tamara membelalakan matanya lalu menginjak kaki Lira, membuat pemilik kaki itu berteriak lagi merasa kesakitan.

"Benar benar reingkarnasi kucing mati kejepit pintu ya lo." Ucap Dila sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.

"Tahu tuh, otaknya di bawah normal." Balas Tamara.

Freya berdecak kecil melihat perdebatan teman - temannya yang cukup menghibur.

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa siswi berbondong - bondong keluar dari kelas untuk beristirahat. Entah itu ke kantin, atau ke perpustakaan. Gadis ini masih setia memeluk tas yang ia jadikan bantal.

***

Zalen bersama Raka dan Rizal sedang sibuk menerobos antrean mie ayam yang cukup panjang ini. Tunggu. Bukan antrean, tetapi paduan suara yang gagal kontes. Seperti...

"Bang mie ayam satu!"

"Gue dulu ya bang!"

"Eh kagak. Gue duluan!"

"Bang!"

"Bang ini uangnya!"

Sementara penjual mie ayam itu hanya menjawab.

"Iya sabar. Tangan saya cuma dua."

Dan seterusnya.

"Kecoa!" Teriak Zalen. Semua siswa yang sedang mengantre langsung bubar. Ada yang berteriak, ada yang lari, dan ada yang naik meja.

"Bang gue duluan pokoknya wajib. Gue gak mau pacar gue mati kelaparan." Ucap Zalen pada tukang mie ayam tersebut.

"Bisa kok, bisa." Jawab tukang mie ayam dengan senang hati.

Raka dan Rizal yang naik ke meja segera menghampiri Zalen yang sedang berbincang dengan tukang mie ayam.

"Parah. Hampir celana gue sobek gara - gara kena paku di meja." Protes Raka sambil mengelus dadanya. Tanda sabar.

"Lah gue kebelet BAB. Hampir aja keluar." Ucap Rizal.

"Dih, jorok lo." Jawab Zalen.

"Ini Mas, silahkan menikmati." Ucap tukang mie ayam sambil menyodorkan seplastik mie ayam kepada Zalen. Setelah membayarnya, Zalen langsung menuju kelas Freya.

Tiba di pintu kelas Freya, Zalen segera menghampirinya. Gadis itu tampak pucat daripada sebelumnya. Dan dahinya juga hangat. Zalen menepuk pipi Freya untuk membangunkan gadis itu dari tidurnya.

"Fey." Gadis itu merasa terusik lalu mengerjapkan matanya dan bangun.

"Kamu sakit?" Tanya Zalen dengan lembut.

"Enggak."

"Kita ke UKS aja sekarang."

"Gak."

"Mau digendong? Oke bisa."

Freya berdecak lalu melangkahkan kakinya menuju UKS dengan zalen di sampingnya. Setelah sampai, Freya langsung membaringkan tubuhnya di kasur itu. Zalen menyelimutinya, lalu mengambil air putih untuk Freya.

"Aku beliin kamu mie ayam. Tapi kamu sakit, aku suruh Raka buat beliin bubur yah?"

"Gak usah. Itu aja."

"Mau makan sendiri apa di suapin?" Tanya Zalen sambil mengedipkan matanya membuat Freya lagi - lagi harus menahan rasa malunya. Dia, salah tingkah.

Tanpa menunggu jawaban, Zalen mengambil sendok dan menyuapkannya pada Freya. Freya hanya menerimanya dengan terpaksa.

Ethan mengetuk pintu UKS lalu masuk dan menghampiri Freya.

"Fey kamu nggak papa?" Tanya-nya membuat Zalen berdecak kesal karena merasa diganggu.

"Freya jadi sakit kalau lo dekatin dia." Jawab Zalen.

Freya merasa sudah kenyang setelah menghabiskan semangkuk mie ayam ini.

"Bentar lagi masuk. Lo pergi aja Zal." Ucap Freya.

"Serius kamu lebih pilih setan bule ini daripada aku?"

"Zal." Ucap Freya lagi.

Zalen pergi menuju kelasnya, meninggalkan Freya dan Ethan di dalam UKS.

"Freya lagi capek aja kali ya. Hahaha. Gue kan ganteng masa dia lebih pilih setan." Gumam Zalen untuk menghibur hatinya sendiri.

###

Bismillah! Tetap dukung cerita ini ya readers. Jangan lupa buat vote, komen.
Share ke teman2 juga kalau perlu :v
Oke
See you next part:*)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senior or JuniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang