Sudana Bagian 8

30.2K 588 84
                                    

Dimas sampai di pavilion, Yoga sudah menunggu dan kemudian membukakan pintu pavilion. Setelah Dimas masuk dengan mobilnya, Yoga kemudian mengunci pintu gerbang tersebut dan berjalan menuju pavilion.

"Sudah dari tadi, Mas Yoga?"

"Iyaa, tapi saya ngga masuk. Saya dari tadi di teras ngerokok sambil mainan game."

Dimas kemudian membuka pintu depan dan masuk diiringi Yoga. Seperti biasa Yoga lalu menaruh tasnya di meja ruang tamu setelah itu ia duduk dan membuka sepatu sementar Dimas masuk ke dalam kamar tidurnya, dinyalakannya lampu kamar tidur lalu setelah itu ia menutup pintu kamarnya. Dimas membuka bajunya semua, seperti biasa ia pasti mandi.

Baru saja ia hendak membuka pintu kamar mandi di dalam kamarnya itu, pintu kamarnya terbuka. Dimas yang hanya mengenakan celana dalam menoleh. Yoga berdiri di pintu kamar tidurnya tanpa mengenakan apa apa.

"Mas Yoga?"

Pemandangan yang sempurna. Yoga dengan badannya yang sedikit berkeringat dan memegang rokok ditangannya sementara tangannya yang satu lagi memegang kusen pintu. Ketiaknya terekspos. Terlihat jantan dengan kontol yang masih lemas dan menggantung.

Yoga kemudian berjalan masuk ke dalam kamar sambil tersenyum.

"Kan tadi udah bilang, mau makan malamnya lo, beb."

"Mas."

Yoga kemudian menarik Dimas membawanya keluar kamar tidur dan berjalan ke kamar mandi belakang.

"Mandi bareng."

Dimas diam saja.

Yoga kemudian menutup pintu kamar mandi setelah itu membuang rokoknya di kloset. Setelah itu dipeluknya Dimas, diciumnya leher Dimas sambil tangannya mengelus punggung Dimas dan tangan satunya meremas bagian belakang kepala Dimas.

"Anjinggg .. lo tau nggak gue seharian ini nahan banget pengen nyium lo."

"Adduuhh maasss ... "

Dimas menyukai kata kata kasar yang selalu dilontarkan oleh Yoga.

Yoga kemudian mengambil satu tangan Dimas lalu diletakkannya tangan itu di dadanya. Dia tahu Dimas sangat menyukai dada dan putingnya. Dimas pun kemudian meremas dadanya Yoga.

"Aaaahh .. teruusshhh .. plintir putting gueee, plintiiirrhh .. aaahh lo bikin gue sangeee, beeebbb, aaahh .. Ssshhh .. "

Dimas kemudian mendorong Yoga mundur sedikit setelah itu mulutnya mengisap putingnya Yoga. Bagian favoritnya.

"Oaaaahhh .. Beeeebbb .... Aaahhhh .. Ssshh .. Diiimmmm ... Aaahh anjiingggghhhhhh kenyoottthhh kenyoottthhh .. Aaahhhh ... "

Dimas bergantian mengisap putingnya Yoga, badan Yoga semakin berkeringat. Sambil mengisap, tangan Dimas meremas kontol Yoga dan mengocoknya perlahan. Kontol tersebut lama lama berdiri tegak. Dimas berlutut, kontol Yoga tepat berada didepan mukanya sekarang. Lalu dimasukkannya kontol itu ke dalam mulutnya.

"OOOHHH .. Ngenttttoottt looooo Diiimm .. Aaahh .. Aaahhh .. Anjingggghh enaaaakkhh ... Konttttooolll .. enaaakhhh .. sedaaaapppphh aaahhh .. Aaahh teruuusssshh kenyootttt .. iseeepp yang dalaaamm anjiiinggggghhh ... "

Dimas mengisap kontol Yoga tersebut dan Yoga memaju mundurkan pantatnya sambil tangannya mengusap usap kepala Dimas.

Tak lama Yoga menarik Dimas dan menyenderkannya pada dinding kamar mandi. Lalu Yoga memainkan lidahnya pada putingnya Dimas.

"Maasssshhh .. Hoooohhh .. Maassshhh .. Aaahh .. Aaahh .. Aduuhh masssshhh .. Ssshh .. Ssshhh .. "

Yoga terus mengisap putingnya Dimas bergantian.

SUDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang