Sudana Bagian 16

27.9K 598 52
                                    



Dimas terbangun. Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Dilihatnya bantal disebelahnya kosong, sepertinya Pak Sudana tidak pulang lagi semalam. Dia lalu mengambil telepon tangannya, dilihatnya tak ada pesan dari Pak Sudana maupun Yoga. Diletakkannya kembali telepon tangan itu di nakas samping tempat tidur.

Dia lalu menyibakkan selimut dari tubuhnya dan kemudian berdiri dan berjalan ke kamar mandi didalam kamarnya. Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi setelah dia kencing, diurungkannya niat untuk membuka tirai kamar, entah kenapa dia merasa malas rasanya untuk berangkat kerja.

Baru saja dia mau keluar kamar bermaksud untuk membikin kopi bagi dirinya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Yoga berdiri didepan pintu kamar Dimas dengan bertelanjang dada dan seperti biasa memegang rokok.

"Hai beb. Kangen gue nggak?"

Entah mungkin karena merasa kesepian atau mungkin memang ada perasaan lain, Dimas menghambur dan memeluk Yoga, dibenamkannya mukanya di dada Yoga.

"Woooww .. Wooww ... Beeebb .. Beeb .. Segitunya kangennya baru juga ditinggal sebentar ah."

Yoga kemudian mendorong badan Dimas sedikit lalu mengangkat dagu Dimas dengan tangannya, ditatapnya mata Dimas dalam-dalam. Dimas pun menatap balik Yoga.

"Gue. Juga. Kangen. Banget."

Yoga berkata pelan dan pasti lalu setelah itu diciumnya Dimas, dimainkannya lidahnya di dalam mulut Dimas, dihisapnya lidah Dimas, terus berulang ulang. Sampai akhirnya keduanya berhenti karena kehabisan napas.

"Mas Yog kerja ngga hari ini? Masuk malam?"

"Enggak, beb, libur hari ini. Kenapa?"

"Enggak apa apa, tanya aja."

"Yakin cuman tanya aja?"

Dimas tertawa. Lalu dia melepaskan pelukannya dan berjalan ke ruang makan. Yoga mengikuti dibelakangnya. Dimas kemudian mengambil dua gelas dan memasukkan kopi dan gula ke dalam gelas tersebut setelah itu dia mengisi teko listrik dengan air dari dispenser. Dinyalakannya teko listrik itu.

"Cuman kopi?"

"Eh?"

"Iyaa, sarapan gue cuman kopi nih? Ngga ada yang lain gitu?"

Yoga menggoda Dimas.

Tak lama kemudian air di teko listrik itu mendidih, Dimas menuangkannya pada kedua gelas itu, mengoceknya dan setelah itu membawanya ke meja makan.

Yoga kemudian meminta Dimas untuk berdiri, Dimas mengikuti yang diminta Yoga sambil merasa bingung. Yoga kemudian duduk ditempat Dimas tadi duduk dan setelah itu menyuruh Dimas duduk dipangkuannya.

"Ya ampun, Mas Yoga, patah ini kursi lhoo."

"Hahahaha, nggaklah, percaya sama gue, ngga akan patah."

Yoga memeluk Dimas dari belakang sambil menciumi punggung Dimas. Dimas sendiri menikmati momen itu sambil menghirup aroma kopi dan menyeruputnya.

"Mas Yog dari mana? Kantor?"

Dimas bertanya sambil menoleh kepada Yoga. Yoga menganggukkan kepalanya.

"Eh beb, ada pesan dari Pak Sudana, katanya hari ini dia ngga pulang. Baru besok pagi dia pulang. Masih ada urusan di pelabuhan tapi ngga tau urusan apa, gue tanya urusan apa ngga dijawab sama dia tadi."

"Mas Yog ketemu Bang Sudana?"

"Iyaa semalam di kantor, dia mampir terus dia pergi lagi."

Dimas terdiam.

SUDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang