Aku sampai di depan kafe kecil dipinggir jalan. Aku melihat kedalam melalui dinding kacanya,tentu saja hanya ada beberapa pelanggan pagi ini untuk membeli kopi. Dan si pemilik kafe yang sedang sibuk melayani pesanan para pelanggan.
Aku masuk kedalam disertai dering lonceng yang sengaja di pasang di pintu untuk menandakan ada pelanggan yang datang.
" Ye...Selamat datang di kaff....Moon. Neo wae yeogi issni(kok disini)?" mukanya seperti melihat hantu di pagi hari .
" Hei... Jack" menjawab malas dan langsung meloloskan pantatku di kursi terdekat dengan posisi ternyamanku.
" Neo wae geulae(kau kenapa)?"jack segera membereskan pesanan pelanggan dan segera menuju kursi yang kududuki.
" O... Jenny eodiseo( Jenny dimana)?" terdengar seperti aku meninggalkan sesuatu dirumah dan pantas saja aku merasa ada yang kurang ternyata jenny yang belum kulihat dari tadi.
" Jenny harus balik ke Hongkong pagi tadi,ayahnya tiba tiba sakit. A...Byun Moon,jangan coba untuk mengalihkan isu. Bukankah seharusnya kau dikerjaan mu sekarang?" ekspresinya membuatku merasa aku seorang penjahat yang sedang di interogasi.
"Aku ingin menenangkan diri,kurasa ini tempat yang tepat." jawabku asal.
"Apa maksudmu menenangkan diri?" Jackson seakan tak yakin dengan ucapanku barusan.
Tringgggg......... suara lonceng dipintu kafe berbunyi,disertai segerombolan wanita setelahnya.
"Anyeonghaseyo" sambut Jackson ramah kearah segerombolan wanita tersebut.
Senyum senyum malu munc diwajah wanita wanita tersebut. Aku tak heran saat melihat pelanggan kafe Jackson terpesona dengannya,hanya saja mereka belum melihat sosok asli seorang Jackson Wang.
"Jackson-ah biarkan aku kerja disini hari ini, 6ribu won per jam." bisikku pada Jackson dan langsung berlari kebalik meja kasir.
"Mwo? mwolagu? ya i michin yeoja (heh?apa? dasar gadis gila)"sontak Jackson mengeluarkan nada makian dari bibirnya itu.
Kami terus kedatangan pelanggan, terlebih saat siang hari karena itu adalah jam istirahat kantor. Didukung dengan letaknya yang strategis yaitu didaerah perkantoran itu akan membuat pekerja kafe ini bekerja 2-3 kali lipat dari jam lengang. Itu sedikit membantu ku untuk tidak memikirkan hal yang terjadi di penyebrangan jalan tadi .
Mungkin sangat aneh bagi orang diusia ku yang menghilangkan stresnya dengan bekerja, biasanya mereka yang ingin melepas penatnya cenderung melakukan hal yang menyenangkan seperti; travelling,eating,talking dan gathering.
Tapi itu tidak berlaku bagiku yang bahkan harus berbagi ruang apartemen dengan tamanku yang sudah memiliki kekasih, yang bahkan dalam satu hari punya 3 tempat kerja part time, yang bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan ingin pergi kemana saat liburan.
" Life is tough" aku bahkan sudah mengenal kalimat itu dari usia 7 tahun,hidup sangat sangat keras padaku disetiap detiknya.
"Moon,moon-ah..... neo wae? " Jackson memutuskan lamunanku.
"Hehh(tersadar dari lamunan ku)....Apa kita sudah boleh pulang tuan? jam sudah menunjukkan jam...hampir jam 12 malam, dan tempat ini sudah kosong." melihat jam dan menunggu respon sipemilik kafe.
Jackson mengangguk dan berjalan menuju steling kue untuk meletakkan apronnya. Aku pun ikut bergegas bersiap untuk pulang.
Saat sudah siap mengunci semua pintu kafe, tiba tiba Jackson mengajakku makan di restoran dekat apartemen kami sebagai bayaran jasaku hari ini. Awalnya aku hanya mengiyakannya saja, tapi saat ditengah jalan aku teringat hal yang belum kuceritakan pada Jackson sejak pagi tadi.
Untungnya ada sebuah food truck diperjalanan kami menuju apartemen, aku memutuskan untuk makan disitu saja (tentu saja dengan sedikit alcohol untuk memperlancar perbincangan kami).
"Serius, kita makan disini aja?" ucap Jackson sambil meloloskan pantatnya ke bangku yang tak bertuan .
" Sasireun, I need alchohol right now (Sebenernya, aku lagi butuh alcohol)" ucapku jujur. Tentu saja respon Jackson terlihat jelas dari wajahnya yang sangat terkejut.
"Imo(Bibi), soju dua dan seporsi tteokboki" sambil mengangkat tanganku dan berbicara kearah bibi penjual dibalik meja jajaannya tersebut.
"Kau seriusan gak papa? Tindakanmu menunjukkan kau gak baik baik saja." Langsung melayangkan tanyanya setelah aku duduk.
"Harus kumulai dari mana ya?" aku pun bingung harus darimana menceritakannya.
Tapi kumulai menyusun kata dikepalaku dan melisankannya lewat mulutku, kumulai dari kejadian di penyebrangan tadi,tentang youngjae sunbaenim,tentang penawaran, bahkan tentang akhirnya aku memutuskan untuk bolos kerja.
Hingga akhirnya Jackson angkat bicara "Kau tau dalam hidup manusia akan ada saat dimana ia memiliki titik balik, yang akan mengubah semua aspek dalam kehidupannya. Hae, haeboda. Nega hal su isseulgeoya (coba,cobalah aku yakin kau bisa)." seraya melukiskan senyum diwajahnya dan menatapku yakin,walau dalam posisi agak mabuk.
"Kenapa kau tampak sangat serius." ucapku heran dengan pernyataannya dan tertawa kecil.
" Wahhh,I saeki jeongmal (anak ini iya)." merasa diremehkan dengan ucapanku barusan.
"Hmmmm(menghela nafas panjang)...Aku hanya takut aku tidak bisa melakukannya dengan baik ,atau aku takut aku salah tentang kalau aku bisa melakukannya dengan baik." ucapku lirih.
"Kau sangat bertele-tele dan itu bukan gayamu. Cepat minta alamat pasien pertamamu itu dan tanyakan kapan kau mulai bekerja!" Jackson menyeringai mengejekku sambil menepuk nepuk kepalaku dengan gaya setengah mabuknya.
"Mweoya???" senyumanku sontak mengembang melihat tingkah lelaki dihadapanku ini.
"GAJA" teriak Jackson padaku sambil menyodorkan mukanya kearahku.
"Dasar ,katanya mau traktir." sambil mendorong wajah Jackson dan mengeluarkan uang dari dompetku.
Aku harus membantu Jackson berajalan ke apartemen,jaraknya memang tak jauh lagi. Tapi tetap saja badannya kurasa sangat berat.
Di dunia yang kejam ini setidaknya Tuhan masih memberiku satu hal yang bisa kusyukuri yaitu Jackson. Dia mungkin bukan saudara kandungku tapi dia sudah lebih dari cukup untuk menjadi teman diduniaku yang sepi ini.
Kalau kau bilang tidak ada pertemanan laki-laki dan perempuan yang murni, Jackson dan aku telah membuktikan, itu tidak selamanya benar.
Sesampainya diapartemen aku langsung membawa Jackson kekamarnya. Dan langsung bergegas kekamarku dan membuka aplikasi pesan singkat.
"Baiklah kirimkan alamat pasien itu ke emailku secepatnya,Sunbae" ketikku dipapan pesan singkat tersebut.
Huffffttttt,aku mengambil napas panjang hanya untuk menekan tombol kirim dihandphone ini. Dan ringringring,notifikasi pesan terkirim masuk. Tapi makin berat pula napas yang kuambil setelah notifikasi itu masuk, kuputuskan untuk mandi ,menenangkan pikiran agar aku bisa tidur.
Jangan lupa vote,comment, and tunggu update selanjutnya.
Author masih sayang reader yang baik😂😂😂😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Craziness, Revenge, and Love
Fanfiction"Dia yang mengembalikan kewarasanku tapi,dia juga yang merampas kewarasanku kembali." -Baek Jaebum "Bagaimana bisa cinta hadir diantara ketidakwarasan dan dendamku ini."-Byun Moon "Rasa dendammu yang sangat besar itu,pasti akan kukalahkan dengan ras...