Perjalanan kami menuju rumah pasien pertamaku berjalan lancar. Cukup 20 menit untuk sampai ke rumahnya yang entah bisa disebut rumah atau lebih seperti kerajaan.
"Sunbae....Ini benar rumah? Ini tampak seperti istana kerajaan? Aku baru tahu di Seoul ada model rumah seperti ini." terperangah akan kemegahan bangunan yang ada di depan mataku.
"Mereka pengusaha real estate,properti dan semacamnya. Tentu saja rumahnya sangat mengagumkan." Youngjae Sunbae menghentikan rasa heranku dengan penjelasan nya itu.
Youngjae Sunbae memarkirkan mobilnya tepat didepan pintu masuk rumah,dimana seorang pria paruh baya dengan setelan serba hitam menyambut. Pria itu menuju bagasi dan mengambil koperku.
"Perkenalkan saya, Ahn HyungJun. Akan membantu anda selama berada dikediaman Tuan dan Nyonya Baek. Silahkan masuk,anda sudah ditunggu." membuka pintu seraya membawakan koperku.
Aku dan Sunbae masuk kedalam rumah itu. Tidak hanya luar biasa dilihat dari luar,tapi bagian dalam rumah itu seolah kita sedang masuk ke gudang emas. Semua interiornya tampak mewah dan elegan. Ahjussi yang kami temui didepan rumah tadi menunjukkan arah menuju kesebuah ruang makan.
Sesungguhnya lebih dari meja makan, peralatan makan,ataupun pelayan yang berjejer bersiap menerima perintah. Visual makanan yang tersaji di meja makan lonjong klasik inilah yang sangat menggoda sistem pencernaan ku,yang hanya diisi potongan kecil kue perayaan tadi pagi.
"Perkenalkan ini kepala dapur,dia yang mengurus semua urusan di dapur, Ibu Park. Saya akan meletakkan tas anda di kamar anda. Silahkan menikmati hidangannya." Hyungjun Ahjussi menginformasikan beberapa hal yang perlu kami tahu.
"Selamat datang di Baek Mansion. Aku Park Nara,kepala dapur Baek Mansion. Kuharap kita akan akrab." Nara Ahjuma tipe yang lebih ramah dan murah senyum dibanding Hyungjun Ahjussi.
"Annyeonghaseyo...Byun Moon ibnida." balasku dengan senyum dan membungkuk 30°.
"Silahkan duduk,kalian bisa menikmati hidangannya lebih dulu sambil menunggu Tuan Muda Jaebum." Nara Ahjuma menunjukkan kursi mana yang harus kami duduki.
Tentu saja aku tidak akan membuang-buang kesempatan menikmati makanan lezat yang meski aku mengumpulkan gajiku satu tahun belum tentu aku bisa membelinya. Ada salad, olahan daging, sup, buah-buahan dan kue pencuci mulut.
"Wahh....daebak" ucapku berulang kali saat mencicipi makanan yang disajikan.
Seorang pria masuk keruangan makan, yang kuketahui sebagai Tuan Muda Jaebum,pasien pertamaku. Karena Nara Ahjuma langsung menyambutnya,bahkan pelayan-pelayan yang lain berjejer lebih rapi lagi.
"Tuan Muda Jaebum silahkan. Hari ini kami menyaji....." ucapan Nara Ahjuma terpotong dengan ucapan sang Tuan Muda.
"Berikan aku gelas!" ucapnya tegas sambil berjalan menuju kursi terdekat dan segera meloloskan bokongnya ke kursi itu.
Youngjae Sunbae berdiri memberikan salam perkenalan,sedangkan aku masih termangu dengan tingkah Tuan Muda ini. Youngjae Sunbae menatapku heran karena masih terdiam dan bukannya memperkenalkan diri,dia mengambil langkah mencubit lengan bawahku,membuatku terpekik keras.
"Arghhh...." aku menatap Youngjae Sunbae dengan tatapan ingin memaki,tapi dia menggerakkan mulutnya kearah si Tuan Muda. Membuatku sadar aku belum memperkenalkan diri kepada pasien pertamaku ini.
"Ee... Annyeonghaseyo, Byun Moon ibnida. Aku yang akan menjadi psikologmu selama beberapa bulan kedepan. Semoga kita dapat akrab." memberikan senyum terbaik ku, memundurkan kursi agar dapat membungkuk 45°.
Tepat saat aku mengakhiri perkenalanku, seorang pelayan datang membawakan gelas kaca kecil mirip gelas untuk meminum minuman keras dan betul saja dugaan ku. Dia meletakkan miras ke meja makan dari tangan kirinya.
Bukannya malah membalas sapaku sebagaimana reaksi orang biasanya. Pria ini malah menatap kami dengan tatapan yang seolah mengatakan "ngapain diri terus, cepat duduk!".
Pandanganku terus berpusat pada pria menuang dan menenguk minumannya itu. Setelah kupikir pikir ia cukup tampan juga ditambah stylenya yang sangat menunjukkan dikelas mana dia berada. Kenapa harus depresi hanya karena seorang perempuan? Kalau dia mau banyak wanita yang akan mengantri untuk menjadi teman kencannya walaupun hanya untuk sekali.
Sunyi menyelimuti ruangan ini selama hampir setengah jam. Rusak,karena dering handphone yang ternyata handphone Youngjae Sunbae.
Ia permisi untuk mengangkat telepon. Kesunyian terus berlanjut setelahnya. Aku ingin membuka suara tapi bingung harus membahas apa. Kuputuskan berbincang dengan hal yang paling dasar.
"Jaebum-ssi, apa tidak apa-apa kalau aku memanggilmu seperti itu? Kau lebih tua dariku 3 tahun." ucapku pelan bahkan mungkin yang kutujukan percakapan tak mendengarnya.
"Hmmmm" respon si Tuan Muda malas,dan terus melanjutkan meminum mirasnya.
"Bukankah masih terlalu siang untuk minum-minum"aku bermonolog tentu saja dengan suara yang sangat kecil agar tidak menyinggung perasaan orang yang kumonologkan.
"Maafkan aku Jaebum-ssi tapi aku harus pergi lebih awal karna harus menjemput tunanganku. Moon-ah, Sunbae meonjeo ganda. (aku pulang duluan ya)" tiba-tiba Youngjae Sunbae yang muncul dari mana meminta izin untuk pergi. Tentu saja untuk menjemput Suzy Eonni yang diajaknya berlibur bersama di Paris. Tunggu...itu berarti aku ditinggal sendiri dengan si Tuan Muda.
"Sunbae.......(aku membuat orang orang di ruangan itu menatapku setidaknya 3 detik termasuk si Tuan Muda)...........Eottoke?(kek mana ini?)" memelankan suaraku lebih seperti berbisik agar tidak mendapatkan perhatian seperti tadi dengan ekspresi agak marah.
"Hwaitingggg....." Youngjae Sunbae malah menggodaku dengan ucapannya itu dan kabur secara perlahan.
"Kalau kau sudah selesai makan. Temui Hyungjun Ahjussi untuk meminta bayaranmu dan segeralah pergi dari rumah ini." aku yang masih kesal dengan Youngjae Sunbae,dibuat seperti berada di ruangan terbuka dengan suara petir menyambar nyambar karena ucapan yang tak lain tak bukan ucapan si Tuan Muda Baek Jaebum.
"Ee........." hanya itu yang bisa keluar dari mulut ku dari jutaan kosakata yang ada dikepalaku ini.
Tuan Muda Baek Jaebum berdiri dan meninggalkan ruangan meja makan dengan tidak memperdulikan aku yang masih terkaku karena ucapannya tadi.
'Sebenarnya orang seperti apa si Tuan Muda ini ' pikiran itu terus berkutat dikepalaku.
Jangan lupa vote,comment, and tunggu update selanjutnya.
Author masih sayang reader yang baik😂😂😂😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Craziness, Revenge, and Love
Fanfiction"Dia yang mengembalikan kewarasanku tapi,dia juga yang merampas kewarasanku kembali." -Baek Jaebum "Bagaimana bisa cinta hadir diantara ketidakwarasan dan dendamku ini."-Byun Moon "Rasa dendammu yang sangat besar itu,pasti akan kukalahkan dengan ras...