Aku mendorong pintu dengan tak bertenaga, berusaha sebaik mungkin mencapai kasur king size yang sangat empuk itu.
"Wahh...kasur ini memang tidak akan pernah mengecewakan badanku." berhasil meringsut ke kasur dan hampir terlelap. Sampai aku menyadari aroma kamar ini tidak seperti aroma kamarku yang biasanya wewangian bunga, baunya seperti.......miras.
"Auhhh....kau terlalu banyak minum, Moon." mencoba mencari penjelasan sendiri. Padahal sebenarnya aku baru saja memasuki kandang singa.
Pemilik kamar sesungguhnya baru saja keluar dari kamar mandi dan menemui ada sesuatu yang aneh pada kasurnya.
"Siapa yang berani menggunakan kasurku?" nadanya sangat tidak senang saat mengucapkannya. Pemilik kamar mendekat untuk untuk mengetahui siapa yang berani merusak moodnya malam ini. Tapi belum sempat melihat wajahnya. Dia malah fokus mencium bau alkohol pada badan wanita itu.
"Aku jadi ingin minum segelas Vodka yang baru kupesan tadi pagi." menyeringai dan bukannya malah melanjutkan untuk membangunkan wanita yang tidur dikamarnya. Dia malah melarutkan diri pada koleksi mirasnya.
Pagi menyingsing, Moon masih terlelap dikasur yang bukan miliknya. Sedangkan si pemilik kamar tertidur di meja bar yang sengaja didesainnya didalam kamarnya, setelah mengabiskan dua botol Vodka kesukaannya.
Sampai pelayan mengetok pintu untuk mengantarkan sarapan pada yang empunya kamar.
"Hmmm.....Ada apa pagi-pagi begini?" aku mulai mengumpulkan nyawa dan berusaha membuka mata dalam kondisi terduduk walaupun aku terus menguap serta kepala dan perutku yang masih terasa sakit karena minum banyak alkohol tadi malam. Tapi saat aku kubuka mataku lebar-lebar..... aku sadar ini bukan seperti kamarku.
Kenapa aku disini? Apa yang kulakukan sampai aku disini? Apa aku berbuat yang aneh-aneh tadi malam? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berulang-ulang dikepalaku.
Dan tiba-tiba mataku tertuju kepada orang yang tertidur di meja yang seperti meja bar. Aku berusaha berpikir kemungkinan siapa yang ada disitu. Maksudku, ini jelas Bangunan Utama dilihat dari interiornya karena rumah para pelayan sangatlah sederhana. Tapi ini jauh dari kata sederhana, ini sangat mewah. Dan yang tinggal di Bangunan Utama hanya ada aku, Tuan dan Nyonya Baek, dan...........
"MWOOOO" tercengang akan kemungkinan yang kupikirkan.
"Ada apa Tuan Muda? Apa ada yang bisa kami bantu?" ternyata pelayan tadi belum pergi juga. Mereka pasti terkejut karena teriakanku. Tapi kalau aku keluar sekarang, itu malah akan membuat mereka mati berdiri mungkin.
"Aishhh eottoke (Njirr cemana ni)" berusaha memikirkan cara keluar dari kekacauan ini. Dan jalan satu-satunya adalah dengan membangunkan si Tuan Muda itu. Tapi bagaimana bisa dia tidur di sebuah meja dengan begitu nyaman.
Aku berusaha mendekatinya, mengulang-ngulang kalimat yang harus kuucapkan padanya, dan berusaha memantapkan diri untuk membangunkan singa ini. Ku hampiri sisi kanan tubuhnya dan memegang pundaknya sambil sedikit menguncangnya agar terbangun.
"Jaebum-ssi...Jaebum-ssi...Jaebum-ssi" aku terus memanggilnya walau terdengar seperti bisikan. Aku takut pelayan itu sedang menguping sekarang (dasar imajinasiku).
Tiba-tiba Jaebum memalikkan badannya kehadapanku dan menarik tanganku dengan sangat kuat. Jarak kami sangat dekat saat itu, bahkan aku bisa merasakan nafasnya yang bau alkohol.
"Apa kau menjadikan miras sebagai makanan pokokmu, Jaebum-ssi?" mencelos tanpa pikir panjang sambil menutup hidungku dengan tanganku yang satu lagi.
Oh Tuhan, kenapa kalimat itu yang duluan keluar dari mulutku. Moon, ingatlah kau adalah psikolognya bukannya ibunya, capku dalam hati.
Dia masih terus melototiku dan mencekram tanganku.
"Apa aku sudah bilang ini sebelumnya? akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulutnya, setelah kejadian ia mengusirku di hari pertama aku datang ke Baek Mansion.
"Tentang apa?" balasku lugas.
"Tentang.....Jangan ikut campur urusanku!" dia menyeringai dan menghempaskan tanganku yang dicengkramnya dari tadi, membuatku hampir jatuh ke lantai andai saja aku tidak langsung berpegangan pada meja bar ini.
Tentu aku tidak mengharapkan sebuah kalimat manis. Tapi tidak bisakah dia memperlakukan orang dengan baik.
"Bukankah sudah kukatakan, jangan terus mengetuk kalau aku tidak keluar dari kamar lebih dari 15 menit. Apa kalian harus selalu mengganggu tidur ku?" dia bahkan masih punya tenaga untuk memarahi pelayan didepan kamar pikirku dalam hati sambil membukakan pintu kamarnya.
"Maafkan saya Tuan Muda, tapi ada suara teriakan tadi, Itu menga...." suara pelayan bergetar karena ketakutan sambil menundukkan kepala.
"Pergi atau aku akan mencampakkan semua makanan ini!" memotong kalimat pelayan tersebut dengan sebuah kalimat perintah yang terdengar seperti akan membunuh orang yang melanggarkan.
"Tolong ma...."ucap pelayan itu tanpa menghiraukan amarah majikannya.
"Aku bilang PERGI" Tuan Muda itu sangat marah dan benar-benar mencampakkan makanan dan bahkan troli yang membawa makanan tersebut.
Aku sangat terkejut dengan suara ricuh tersebut. Suaranya sangat keras, mungkin semua orang di Bangunan Utama ini bisa mendengarkannya dengan sangat jelas.
Aku berusaha keluar untuk mengecek keadaan (ini terlihat gila, tapi apa boleh buat). Dan aku sangat terperangah dengan keadaan yang ada dihadapanku ini.
Makanan berserakan kemana-mana, pelayan itu sudah tersungkur dengan pakaian yang terkena noda makanan yang dibawanya, dan darah. Aku melihat darah menetes dari tangan Jaebum-ssi yang telah berhasil menghancurkan sebuah gelas kaca dengan genggamannya. Aku terdiam diposisiku.
"Jaebum-ssi, p...pi. Piga manhayo (ada banyak darah)." suaraku bergetar saat itu.
Aku berusaha mendekati Jaebum-ssi untuk melihat keadaan tanganya yang sudah berlumur darah. Tapi belum sempat melihat kondisi tangannya, pria itu malah jatuh terhuyung tak sadarkan diri.
"Jaebum-ssi...Jaebum-ssi...Ireona (Bangun)..."
"Tuan Muda...Tuan Muda" pelayan yang tadi mulai bersuara kembali. Kami bersahut-sahutan membangunkan pria ini dengan bodohnya. Bukannya malah menelpon 119 atau memberitahu Nara Ahjuma atau Hyungjun Ahjussi.
Jangan lupa vote,comment, and tunggu update selanjutnya.
Author masih sayang reader yang baik😂😂😂😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Craziness, Revenge, and Love
Fanfiction"Dia yang mengembalikan kewarasanku tapi,dia juga yang merampas kewarasanku kembali." -Baek Jaebum "Bagaimana bisa cinta hadir diantara ketidakwarasan dan dendamku ini."-Byun Moon "Rasa dendammu yang sangat besar itu,pasti akan kukalahkan dengan ras...