Pagi telah menyingsing, kubuka mataku perlahan, hidungku mulai menyesap aroma khas wewangian bunga dari kamar kecilku ini. Ku dekatkan badanku kearah meja di samping tempat tidurku, berusaha menemukan handphone ku dengan satu tanganku.
Ku lihat jam tertera di layar lcd handphone tersebut sudah menunjukkan hampir jam 8. Sontak membuat ku langsung terbangun dan segera buru buru ke kamar mandi. Tak ku hiraukan Jenny yang memanggilku dari dapur saat aku berlari menuju kamar mandi sambil mengalungkan handuk dileherku.
Dengan sigap aku masuk ke kamar mandi dan memulai aktivitas membersihkan diri mulai dari menggosok badanku, memberikan sampo pada kepalaku dan ku kucek-kucek rambutku ala kadarnya. Begitupun menyikat gigi, tidak ku ikuti semua gaya gaya yang sering diperagakan oleh dokter gigi di televisi.
Saat keluar dari kamar mandi, badanku berhadapan dengan sebuah kue putih lengkap dengan sebuah lilin yang menyala.
"Chukahae chingu( selamat teman)......" ucap kedua manusia dibalik kue tersebut.
"Ige mwoya?(paan nih)"ucapku terheran lalu menatap mereka berdua.
" Ya kuelah,menurutmu?"Jackson mencelos seakan aku tidak tau benda apa yang sedang dipegang Jenny sekarang.
"Iya tau kue,tapi buat apa? Seingatku diantara kita gadak yang lagi ulangtahun,ini juga bukan anniversary j2m (Jackson- Jenny -Moon). Lalu untuk apa?hmmmm" sedikit memanyunkan bibir ku sambil menjelaskan alasan atas keheranan ku akan kelakukan mereka pagi ini.
"Pabo" lantas Jackson memukul kepalaku dengan entengnya setelah mengatakan aku ini bodoh.
"Mwoyaaa....aishhh" mulai jengkel dengan tingkah mereka. Aku hampir tidak sudah telat lebih tepatnya menuju tempat kerjaku dan mereka masih bisa menggodaku di saat ini juga.
"Moon-ah....Ini kue untuk merayakan pekerjaan baru mu." Jenny akhirnya memberikan penjelasan yang sangat logis untuk aku tidak mengumpati mereka lagi dalam hati pagi ini
Aku juga baru ingat buat apa aku terburu-buru dipagi ini toh aku tidak akan bekerja lagi ditempat menyebalkan itu, yang terlambat satu detik pun gajimu bisa dipotong. Yang melarang bawahannya makan siang hanya untuk melayani pelanggan. Kalau diingat-ingat mungkin aku bisa menuliskan tentang kekejian bos restoran tempat aku bekerja part time itu berlembar-lembar kertas.
Kembali ke situasi dimana aku seharusnya senang diberikan kue oleh kedua sahabatku ini.
"Chingudeul....gomawoyo(manteman makasih nih ya)" tidak lupa ku kembangkan senyum terbaik untuk kejutan yang mereka berikan. Kalau diingat-ingat sejak ayah dan ibuku tidak disisiku,merekalah yang menemaniku disetiap perayaan. Ulang tahun, lulus sekolah,masuk perguruan tinggi, lulus dari perguruan tinggi, bahkan hari aku masuk kerja part time.
"Cepat duduk! Lilinnya sudah hampir habis karena kau kebanyakan berpikir pagi ini." Jackson memegang pundakku dan mengarahkanku ke sofa biru usang kami. Jenny,aku, kemudian Jackson duduk berjajar menghadap kue putih sederhana yang lilin benar benar akan habis meleleh sebentar lagi.
"Moon-ah... Cepat tutup matamu dan buat harapannya." ucap Jenny antusias.
Segera ku tutup mataku, kulipat mataku, dan mulai membuat harapan. Ku buka mataku usai membuat harapan,mulutku membentuk bulat kecil dan keluar angin darinya. Dua detik kemudian, padam sudah nyala lilin itu menandai lengkapnya seremoni pengungkapan harapanku.
Jenny dan Jackson bertepuk tangan dengan keras seakan habis menonton film dengan happy ending yang mengharukan. Mereka bahkan memelukku, tidak lebih tepat ini seperti menghimpitku ditengah.
"Udah-udah apa kalian pikir aku boneka Teddy bear?" ucapku kesal dengan tingkah kekanak-kanakan mereka. Walaupun tingkah mereka yang seperti ini tidak pernah membuatku menyesal berteman dengan mereka. Dan bukannya malah berhenti memelukku. Sekarang mereka malah menggodaku dengan guyonan-guyonan tidak jelas mereka. Dasar..................
"Tapi Moon-ah, tidak apa apa kan kalau kami ikut makan kue mu? Aku tidak masak sarapan buat kita,karena semalam aku terlalu kelelahan pulang dari Hongkong." Jenny tiba tiba melepas pelukannya dan menatap ku serius sambil mengatakan kalimatnya seakan siap dimarahi oleh lawan bicaranya.
"Tentu tidak apa apa, kenapa harus bertanya." aku heran mendengar ucapan Jenny barusan sehingga tidak bisa menahan tertawa.
" Jadi kita akan sarapan dengan kue ini?" Jackson menimpali dengan menunjukkan wajah yang sulit menerima kenyataan yang baru saja diketahuinya. Kami hanya tertawa lepas setelahnya.
Jarang sekali kami menemukan momen untuk bercengkraman dan tertawa lepas sejak tinggal di apartemen ini. Aku sibuk dengan pekerjaan part time ku. Sedangkan Jackson dan Jenny disibukkan dengan kafe mereka. Kadang aku pulang saat mereka tertidur lelap,atau sebaliknya. Tapi pagi ini, kuharap semua berjalan lancar karena kami memulainya dengan tawa riang.
Such a great morning.
Jackson dan Jenny telah pergi menuju kafe 30 menit yang lalu,setelah kami mempacking semua barang yang akan kubawa kerumah pasien. Youngjae Sunbae menawarkan akan menjemputku di stasiun kereta bawah tanah dan langsung mengantarku ke rumah pasien pertamaku. Awalnya aku hanya akan pergi sendiri,tapi Youngjae Sunbae bilang masih sempat mengantarku kesana sebelum penerbangannya malam ini.
Masih ada 3 jam lagi sebelum menuju ke rumah pasien itu. Aku memutuskan untuk menonton drama yang sedang marak digempar-gemporkan oleh warga Korea Selatan. Saat aku mencarinya di aplikasi kumpulan drakor,ternyata drama itu sudah 6 episode ditayangkan. Kubuka dari episode satu. Awal ceritanya berkisah di sebuah kerajaan yang akan menikahkan putri kerajaannya dengan putra dari kerajaan lain. Tapi ternyata putri itu sudah memilih pujaan hati sendiri.
Tunggu....apa yang kulakukan? Aku menonton ke-6 episode drama itu dan tidak memperhatikan waktu sudah menunjukkan jam 12 siang.
Sontak aku berteriak saat melihat jam yang menempel di dinding itu. Pertemuannya diadakan jam 1.30 siang dan stasiun perhentian ku cukup jauh walau hanya butuh satu kali naik kereta bawah tanah. Aku tentu tidak ingin memberikan kesan pertama yang tidak menyenangkan kepada pasien pertamaku ini dengan terlambat di hari pertamaku bekerja sebagai psikolog nya.
Untungnya Jenny sudah mempersiapkan baju dan tas yang akan kukenakan hari ini. Apa menurutmu aku akan memakai baju yang biasa kupakai untuk part-time? TENTU TIDAK, hari ini aku harus terlihat seperti psikolog yang punya jam terbang banyak dengan segudang pengalaman.
Sebelum pergi,aku memastikan bahwa tidak melupakan apapun yang perlu kubawa.
"Handphone, dompet,note kecil,pulpen,lipstik,bedak...oke lengkap" ucapku sambil mengacak-acak isi tas kecil warna pink yang kupakai sekarang.
Aku tidak lupa mengecek semua colokan listrik dan mencabut semua colokan yang tidak perlu.Aku berjalan keluar pelan berusaha menyesuaikan diri lebih dulu dengan heels 5 cm milik Jenny sambil membawa koperku. Mungkin terlihat berlebihan,tapi selama aku hidup 23 tahun tidak sekalipun aku pernah menggunakan sepatu berheels runcing seperti ini. Sebenarnya aku cukup menyesal menggunakannya mengingat aku tidak bisa berlari-larian secara sembarangan kalau tidak mau kaki dan sepatu ini jadi korban.
Waktu sudah menunjukkan jam satu tepat,saat aku turun dari kereta bawah tanah dan langsung menuju titik temu yang sudah Youngjae Sunbae tentukan. Aku agak berlari saat menuju kesana, takut-takut Choi Youngjae Sunbae sudah lama menunggu.
Seperti yang kuduga, Youngjae Sunbae sudah menunggu diluar mobilnya sambil berkacak pinggang,melihat keseluruh sudut jalan untuk menemukan orang yang dia tunggu.
Aku bahkan belum sempat mengatur napasku. Saat ia berteriak padaku yang berada pada jarak 3 meter darinya.
"Yahhhhhh....aishh Lama kali." Youngjae Sunbae mengeluh tapi tetap bersikap baik dengan membantu membawakan koperku ke bagasi.
"Aku bahkan tidak memintamu untuk menungguku, Sunbae" aku berusaha membela diri,sambil masuk ke mobil.
"Auhh......bukannya berterima kasih.Pasang sabuk pengamanmu! Kita harus ngebut kesana supaya sampai tepat waktu."menghidupkan mesin mobil dan melirik kearahku untuk memastikan apakah aku sudah mengikuti instruksi nya.
"Hmmm..." segera memasang sabuk pengaman ku
"Gaja...haeboja!!!(Let's go... let's do it)" Youngjae Sunbae memijak pedal gas dan memulai perjalanan kami menuju.......
menuju hal hal yang belum bisa kupastikan
Jangan lupa vote,comment, and tunggu update selanjutnya.
Author masih sayang reader yang baik😂😂😂😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Craziness, Revenge, and Love
Fanfiction"Dia yang mengembalikan kewarasanku tapi,dia juga yang merampas kewarasanku kembali." -Baek Jaebum "Bagaimana bisa cinta hadir diantara ketidakwarasan dan dendamku ini."-Byun Moon "Rasa dendammu yang sangat besar itu,pasti akan kukalahkan dengan ras...