How To Love; Mark Lee [√]

a

"eh, ada kak mark."

amelia datang dengan satu nampan yang diatasnya terletak dua mangkuk bakso dilengkapi minuman serta jajanan kecil di sampingnya.

iya, mark lee. kakak kelas 12 TKJ yang tiba-tiba saja ingin duduk bersama sena membuat meja kantin dipojokkan menjadi atensi kuat manusia-manusia bernyawa di ruangan ini.

setelah tadi hampir membuat sena terjatuh, sekarang mark membuat sena hampir mati di tempat.

"gapapakan gue duduk sini?" mata mark melihat sena dan amelia yang sudah duduk di depan sena secara bergantian.

ada dua reaksi yang mark dapatkan sebagai jawaban, amelia yang mengangguk dan sena yang terdiam di samping mark.

"gue juga bawa temen-temen gue kesini. Gapapa?-"

"Iy-"

"-lagian gak ada tempat duduk lagi."

sena yang kikuk hanya mengangguk dan mulai memakan bakso miliknya. "saya makan duluan kak."

tak lama kemudian, ada sekitar enam laki-laki tinggi nan tegap berjalan ke arah sena, mark, dan amelia; yang semakin membuat panas di penjuru sudut kantin.

"aih teteh sena, geulis pisan." haikal, haikal putra bangsawan. entah mengapa tetangga sena ini bisa berada di sini, menjadi salah satu teman karib mark lee. hanya ada dua pilihan, haikal yang memang tidak pernah berkumpul bersama mark dan kawan-kawan nya atau sena yang tidak pernah menaruh atensinya kepada yang lain selain sosok mark lee.

haikal dan ke-lima temannya duduk berebut, menempatkan diri dengan nyaman, lalu meminum minuman mereka yang tampaknya terlihat mahal.

"tumben bang, mau makan di kantin paling pojok?" haikal menopang dagunya, menatap mark dengan seribu tatapan penasaran. yang ditatap hanya mengangkat bahunya, lalu menggeleng sambil menyuapkan satu sendok penuh nasi goreng nya.

sena dengan semangkuk bakso di depannya itu mencuri pandangannya ke arah mark,
menatap wajah itu lamat-lamat, lalu membuang muka ke arah lain membuat mark mengerutkan dahinya, bingung harus bereaksi apa setelah melihat sena yang akhir-akhir ini sering tertangkap melihat dirinya dengan kagum.

apakah ada rasa ketertarikan dalam diri, atau memang tatapan seperti itu yang sena buat untuk semua orang?

pasalnya jika memang ada ketertarikan dari diri sena untuk mark, bisakah ada kesempatan dalam diri mark berniat menaruh rasa yang sama demikian kepada sena?

---

mark lee
how to love-;

min, 23 februari 20