Chapter 8

1.7K 299 56
                                    

"Eunghh..." Namjoon melenguh begitu merasakan di sebelahnya bergerak-gerak tidak nyaman.

"Hueek hueekk...!"

Mata Namjoon langsung membelalak yang sebelumnya menyipit total akibat mengantuk. Dari arah kamar mandi ia mendengar suara seseorang yang sedang muntah. Oh, apakah itu Yoongi nya? Otomatis ia langsung turun dari kasur demi menyusul Yoongi.

"Sayang, kau baik-baik saja?"

"Jangan khawa- Hueek... aku baik hueek..."

Namjoon melesat kembali ke kamar untuk mengambil kayu putih. Ia langsung menghampiri Yoongi yang masih menunduk di depan kloset, dengan telaten jemari panjangnya mengurut tengkuk Yoongi agar mual nya sedikit mereda.

"Apakah ini membuatmu sedikit lebih baik?" tanya Namjoon khawatir, dan Yoongi memberikan anggukannya.

"Ahh aigoo... kenapa baby kita rewel sekali," keluh Yoongi sambil menepis keringat di dahinya

Namjoon kembali mengoleskan minyak kayu putih, lalu mengurutnya lagi sampai Yoongi merasa enakan. "Sudah mual nya?"

Yoongi mengangguk. "Euhm... aku mengantuk sekali, Joon. Ayo kita tidur lagi"

Namjoon mengantar Yoongi kembali ke kasurnya, menaikkan selimutnya dan mengusap dahi berpeluh Yoongi. Dia berujar dengan sayang, "Jangan terlelap dulu, aku akan buatkan kamu makanan"

"Aku tidak lapar," tolak Yoongi. Sedangkan Namjoon menggeleng, tidak setuju atas itu. "Tidak, sayang. Kau habis mengeluarkan seluruh isi perutmu. Nanti baby kita kelaparan di dalam sana, jangan menolak, dan tunggu aku, ok?"

Yoongi hanya melirik Namjoon yang sudah pergi dari kamarnya dan melesat menuju dapur. Ia merunduk ke bawah, mengusap perutnya lembut. "Baby, jangan merepotkan daddy mu lagi, arra?"

10 menit kemudian, Yoongi hampir masuk ke alam mimpinya lagi, namun suara pintu yang terbuka menyadarkannya. Namjoon datang membawa sepiring pancake yang bahkan dia masih mengenakan celemeknya.

"Sayang, jangan tidur dulu. Ayo, makan!"

"Aigoo Joon-ah, terimakasih. Maaf aku merepotkanmu," Yoongi melengkungkan bibirnya lucu, membuat si tampan gemas ingin mencapit bibir tersebut.

"Kamu yang lebih susah, sayang. Apa bayi kita terlalu berat di dalam sana?"

Keduanya tertawa. Namjoon menyodorkan potongan kecil pancake buatannya pada Yoongi, dan diterima dengan lahap oleh istrinya. Harus Yoongi akui kemampuan Namjoon dalam memasak semakin meningkat pesat sejak ia hamil.

"Enak?"

"Aku sangat menyukainya. Ku pikir kau payah dalam memasak, maafkan aku"

Namjoon mengusap sayang kepala Yoongi. "Tidak apa-apa, sayang"

Pancake yang disuapkan Namjoon hampir habis. Setelah selesai, Namjoon meminta Yoongi tidur kembali, sementara ia harus mencuci piranti dapur yang sehabis dipakainya memasak. Seusainya, Namjoon berusaha memejamkan matanya kembali untuk tidur, tetapi tidak bisa. Sedangkan Yoongi di sampingnya sudah tertidur pulas. Namjoon memutuskan bangkit dan kembali pada meja kerjanya, tiba-tiba ia ingin melanjutkan tulisan sejarah cinta keduanya.

.

.

.

Chapter 8

.

.

[END] Hard Worker -Namgi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang