Chapter 5

2.2K 394 53
                                    

Yoongi menggila rasanya. Sekarang jam 3 pagi, hari ini adalah anniversarry pernikahannya dengan Namjoon. Sementara hadiahnya yang akan ia berikan masih belum selesai, tidak bisa dipungkiri jika kondisi tubuhnya mudah lelah saat mengandung. Mati-matian ia melawan kantuknya dan terus menyelesaikan tulisannya dengan semangat. Yoongi ini punya kekuatan super, sering dilatihnya saat masih sekolah dulu, sekarang pun masih sering dilakukan, apalagi kalau bukan The Power Of kepepet.

Ku beri tahu, bagi kalian yang tidak pernah merasakan nikmatnya mengerjakan sesuatu diwaktu yang sempit, rasanya otak kalian akan dipaksa bekerja dengan keras, sehingga pekerjaan kalian lebih cepat selesai daripada mengerjakan diwaktu longgar.

"Sedikit lagi, huhhh.... akhirnya," Yoongi menyandarkan punggungnya di kursi, ia lega begitu jemarinya selesai mengetikkan kalimat 'END' disana.

Ia melirik printernya yang tengah beroperasi mencetak hasil pekerjaannya. Setelah semua selesai, Yoongi menyusunnya lagi mulai dari halaman awal sampai akhir, tumpukan kertas tersebut ia jepret, dan langsung memasukkannya dalam map.

.

.

.

CHAPTER 5

.

.

Aku membuang napas kasar. Sungguh, kalau bisa aku ingin pergi saja dari sini. Aku muak, sangat muak malah.

Saat aku sedang bersiap-siap untuk pulang ke kostan, Jimin tiba-tiba menghadangku. Dia memaksaku untuk ikut bersamanya ke sebuah cafe, katanya dia ingin mengatakan sesuatu padaku.

Mengatakan apa? Ucapan duka karena aku telah putus dengan Taehyung? Astaga...

Lalu aku harus mengucapkan selamat pada dua pasangan baru itu?

Bangsat!

Jimin kembali ke kursinya sambil membawa dua cup minuman. Americano untukku, dan strawberry vanilla kesukaannya.

"Yoongi, sudah lama sekali kita tidak kumpul-kumpul lagi. Kau tahu, aku begitu sibuk akhir-akhir ini," basa-basi Jimin sambil menyunggingkan senyumnya.

'Iya, sibuk pacaran sama bekas pacar sahabat sendiri' - tambahku dalam hati

"Sebenarnya apa maumu mengajakku kemari?" Potong ku to the point

"Kau sedang terburu-buru Yoon?" Jimin mengernyitkan dahi

"Oh ayolahh... Tugas ku masih banyak," alasanku

"Aku minta waktumu sebentar saja, aku begitu merindukanmu," bibir Jimin sedikit melengkung ke bawah

"Dasar munafik!" desisku lirih

"Kau bilang apa tadi, Yoon?!"

"Lupakan!" sahutku

Jimin mengangguk-angguk. Ia menyeruput minumannya, kemudian berdehem sebentar sebelum memulai pembicaraan. "Denger-denger kabar, katanya nilai ipk mu kemarin tertinggi di kelas. Selamat ya!"

Aku malas menanggapi.

Dia membuka tas nya, menyodorkan sebuah paperbag kecil padaku. "Kemarin aku habis dari Jepang, aku bawain oleh-oleh lilin aroma lavender kesukaanmu"

Dia berdehem lagi, mungkin sedikit merasa canggung karena aku benar-benar sudah tidak minat lagi bicara dengannya.

"Yoon, udah lama aku pengen ngomong ini. Aku minta maaf. Gara-gara aku hubungan kalian jadi berakhir. Sebenernya, aku udah dijodohin sama Taehyung, tapi Taehyung nya yang masih cinta sama kamu"

[END] Hard Worker -Namgi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang