Chapter 10

2.2K 328 54
                                    

"Joon, jadi ikut main futsal, kan?" tanya Hanbin.

"Yoi bro, siap," sahutku sambil mengemasi buku.

Semuanya sudah beres. Rencananya hari ini aku dan teman-teman akan bermain futsal, saat hendak berangkat ke lapangan, tiba-tiba satu pesan masuk dalam notifikasi ponselku, membuat benda canggih itu bergetar dan menyadarkanku.

Calon Pacar
Namjoon-ah tolong aku 😭 jemput aku di cafe seberang, ya. Ku tunggu secepatnya!

Tubuhku membeku. Ada apa dengannya? Apa ia baik-baik saja?

"Namjoon, kau kenapa?" sahut Yugyeom menyadarkanku.

Aku terperanjat. Menyadari bahwa kini aku tertinggal jauh di belakang, aku langsung mengejar mereka, dan tanpa pikir panjang ku katakan pada mereka, "Maaf, tapi kali ini aku tidak bisa ikut kalian. Ada urusan penting mendadak, aku duluan ya!"

"Hey Joon!"

"Aku bahkan belum mengatakan iya, tapi dia sudah lari. Dasar!"

Dan gerutuan lainnya.

Aku tidak peduli. Dengan segera aku lari berbelok arah, berharap Yoongi masih baik-baik saja ketika aku sampai di sana, tapi hatiku sudah cemas duluan. Sehingga kaki panjangku ini semakin menambah kecepatannya, orang-orang bahkan memandangku aneh. Masa bodoh.

"Hoshh hosh..."

Ku pegangi kedua lututku sambil membungkuk. Mengatur napasku yang ngos-ngosan sekarang.

"Namjoon!"

Pekikan Yoongi membuatku mendongak dan menoleh ke sumber suara. Sontak ku hampiri dia dan tiba-tiba saja Yoongi menggamit lenganku. Sebentar, ada apa ini? Aku menatap penuh tanya padanya, sementara ia terus memandang lawan bicaranya, aku ikut menoleh. Ternyata Park Jimin. Pantas saja.

Aku bertanya, sedikit gugup. "Kamu minta tolong kenapa?"

"Sayang, anterin aku ke toko buku, dong" pintanya dengan manja.

Ku telan ludahku susah payah. Apa tadi? Sayang?! Yoongi ini sedang kesambet sesuatu atau bagaimana? Kenapa dia jadi begini?

"Ayo, Joon. Cepatlah!"

Aku tersentak, cepat-cepat aku mengangguk, mengiyakan ajakannya.

Ku pikir Yoongi sedang di rampok atau apa, ternyata cuma dimintai tolong mengantarnya ke toko buku. Padahal aku sudah berlari kesetanan tadi, tapi ya sudahlah, setidaknya aku telah menyelamatkannya dari momen canggung antara calon pacarku ini dengan sahabat busuknya.

Mata kucingnya menatap binar padaku, lenganku dilingkari mesra, sambil tubuhnya makin merapat padaku.

Ya Tuhan... kenapa Yoongi hari ini membuatku begitu pusing? Aku tidak kuat melihat tingkah manjanya. Tolooong...

Yoongi sudah menyeretku keluar dari cafe. Kami akan menuju toko buku dengan menaiki bus. Begitu bus datang dan kami menempati dua kursi kosong bersebelahan, spontan aku langsung bertanya padanya. Rasanya aku tidak tahan lagi menahannya. "Kenapa tadi kamu bersikap demikian? Aku tidak salah dengar, kan? Kau memanggilku sayang?"

Aku berbisik saat mengatakan kata 'Sayang' di telinganya.

Dia terlihat bingung. Nampak dari bibirnya yang ia gigiti gemas. Aku menghela napas, memaksanya berbicara juga tidak ada gunanya. Hanya saja hatiku sudah dugeun-dugeun ini... dasar Yoongi sialan! Bisa-bisanya ia mem-

"Namjoon..." panggilnya yang sontak membuatku menoleh.

"Maaf, aku tidak bermaksud memberimu harapan palsu, tapi..."

[END] Hard Worker -Namgi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang