5. Tetangga

2.4K 216 6
                                    

.

.

.

.

.

Sebagai penghuni baru, Lee Nakyung harus dapat memberikan kesan yang baik kepada tetangga-tetangganya di apartemen ini.

Nakyung yang awalnya tinggal dan dibesarkan oleh kedua orangtuanya kini harus dapat hidup mandiri.
Namun itu tidaklah mudah, hidup sebagai anak tunggal menjadikannya sedikit manja dan selalu bergantung kepada orangtuanya.

Saat pertama kali Ia datang di sini hanya ada satpam dan resepsionis yang ditemuinya, tidak ada pesta penyambutan seperti di drama picisan yang ia tonton di televisi, dan tidak ada sapa salam dari tetanga yang penasaran akan kehadirannya.

Ibunda Nakyung memberikan pesan sebelum pergi meninggalkan anak tunggalnya itu sendirian. Wanita paruh baya itu berkata,

"Jika tidak ada yang memulai, kenapa tidak nakyung duluan yang mencoba?"

Maka dari itu gadis yang lebih suka menggerai rambut panjangnya ini mencoba mengetuk pintu di seberang kamarnya yang bertuliskan angka 7 di bagian tengahnya.

Dengan tangan kanan yang membawa sebuah toples berisikan kue kering bikinan bundanya, Nakyung tersenyum canggung.

Dilihatnya seorang pemuda bermata tajam dengan kulit putih pucat yang menatapnya tidak ramah.

"Anu... maaf mengganggu. Saya nakyung, baru tinggal di unit seberangnya mas." Kata gadis itu mencoba untuk ramah.

Orang di hadapannya itu hanya mengangguk, tanpa sepatah kata apapun menerima toples yang Nakyung sodorkan kepadanya kemudian masuk kembali kedalam unit apartemen itu. Nakyung menghela nafasnya, mungkin tetangganya ini sedang tidak ingin diganggu.

Gadis itu beralih kepada kamar disampingnya setelah mengambil toples berisi kue yang lain di dalam kamarnya. Pintu hitam dengan angka 5 yang sedikit terkelupas catnya.

Dengan sabar Nakyung mengetuk pintu lagi, tidak hanya sekali namun sudah hampir 10 menit gadis itu berdiri di depannya. Mungkin sang pemilik kamar sedang tidak ada?

Nakyung hendak berbalik karena memutuskan untuk menuju kamar yang lain, namun sebuah suara kunci menghentikannya.

Pelan-pelan pintu itu terbuka sedikit, suhu ruangan yang hangat keluar dari dalam unit apartemen itu.

"Maaf mengganggu. Saya nakyung, baru tinggal di samping mas." Kata Nakyung sedikit memelankan suaranya, takut akan kejadian yang barusaja dialaminya terulang.

Namun yang tidak Nakyung duga adalah orang itu, pemuda di hadapannya ini malah membuka pintu hitam itu lebar-lebar. Pemuda itu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Nakyung yang paham langsung membuka suaranya lagi.

"Itu yang nomer 6 mas hehe."

Pemuda itu hanya ber-oh ria sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Tiba-tiba sebuah tangan kanan tersulur dari sang pemuda.

"Gue chani, tapi nama asli gue chandra."

Ya, pemuda itu adalah Kang Chanhee. Pemuda yang tampil pada chapter sebelumnya. Dan disini adalah kisah dari sang gadis, Nakyung.

Nakyung tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya di apartemen. Gadis itu merasa asing dan terasingkan.
Dirinya pernah mencoba berkunjung ke unit bernomor 1 dimana ada sepasang kekasih yang tinggal disana namun yang ia dapat malah ikut menangis terisak mendengar cerita masa lalu dari dua sejoli itu.
Ia juga sering kali bertemu dengan penghuni unit nomor 2 dan nomor 3 yang entah kenapa sering terdengar sedang bertengkar pada malam hari.

APARTEMENT - 00'LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang