18. Sunday at January

1K 77 9
                                    

Keknya aku harus sering apdet apa ya, vote nya miris sekali '_'

.

.

.

.

.

Januari, katanya sih singkatan dari kalimat hujan sehari-hari.

Hari ini sudah memasuki awal musim penghujan, hembusan angin yang masuk melalui celah ventilasi serasa menyejukkan hati bagi siapa saja yang menikmati cerahnya minggu pagi ini. Sayang sekali di pagi yang cerah ini Ia harus terbaring lemah akibat terkena hujan semalam. Hwang Yunseong namanya, seorang pemuda tampan yang kini sedang menyembunyikan dirinya di balik selimut tebal sehingga membuat dirinya terlihat seperti buntalan di atas kasur.

Mengingat kejadian pada dini hari tadi dimana hujan turun dengan amat derasnya ketika Yunseong sedang berjalan kaki menyusuri jalanan untuk menuju ke apartemennya. Hal ini terjadi akibat mobil kesayangan Yunseong dipakai oleh seseorang yang juga tinggal satu apartemen dengannya lupa menjemput Yunseong. Apalagi dengan keadaan smartphone yang sudah tidak berdaya dan ia tidak menemukan transportasi umum yang lewat pada pukul 10 malam Yunseong terpaksa harus berjalan kaki yang kemudian membuatnya terjebak dalam hujan di tengah jalan menuju pulang ke apartemennya.

Apakah boleh Yunseong menyalahkan orang itu untuk keadaannya sekarang ini? Ah sepertinya kurang tepat.

Tapi Yunseong ingin menyalahkannya.

Pemuda bermarga Hwang itu mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat tidurnya sebelum akhirnya meraih ponsel yang ternyata berada di atas nakas di samping tempat tidurnya.

Nada panggilan pertama terdengar begitu merdu di telinganya. Hingga sebuah tanda bahwa orang di seberang telepon yang ia hubungi mengangkat panggilannya. Tanpa menunggu, Yunseong terlebih dahulu membuka mulutnya.

"Wooooniie~"

Tidak membutuhkan waktu lama, pintu kamar Yunseong tiba-tiba dibuka oleh seorang gadis dengan ponsel berada dalam genggamannya.

Yunseong masih menempelkan telinganya pada benda layar pipih dalam genggamannya itu kemudian berbicara lagi walaupun sambungannya sudah terputus sejak pintu kamarnya terbuka.

"Hai chaewon! Gue sakit nih, bikinin makanan dong." Katanya sembari berpura-pura sedang menelepon padahal jelas saja ia berbicara dengan gadis yang kini bersandar pada bingkai pintu kamarnya.

Gadis itu Kim Chaewon, dia terlihat tampak kesal dengan ulah Yunseong, tetapi gadis itu hanyalah menghela nafasnya kemudian menutup kembali pintu kamar Yunseong. Meninggalkan Yunseong yang dalam keheranannya.

Jadi begini, Chaewon adalah orang yang sudah menemaninya selama 2 bulan di dalam apartemen ini. Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, bukan juga sebagai kekasihnya Yunseong. Sejujurnya gadis itu hanya numpang disini sampai urusannya di kota ini selesai.

Sembari menunggu apakah Chaewon benar-benar membuatkannya makanan atau tidak, Yunseong membuka beberapa lembar catatan milik Chaewon yang Ia sembunyikan dibawah bantal tidurnya. Isinya hanya beberapa catatan tentang seseorang yang gadis itu cari, hanya saja beberapa tulisan membuat hatinya sedikit miris mengetahui apa alasan dari berapa banyaknya tempat yang sudah Chaewon kunjungi selama ini.

Sialnya karena terlalu fokus membaca membuat kepalanya sedikit pusing yang berakhir Yunseong menjadi tidak sadarkan diri. Yunseong sudah pingsan saat terdengar suara deritan pintu terbuka dengan pelan tidak seperti beberapa saat yang lalu.

Panik, Chaewon yang membuka pintu itu bergegas mendekat kearah Yunseong. Ia mengguncang-guncangkan tubuh pemuda itu dan mendapati bahwa tubuh Yunseong bersuhu tinggi.

APARTEMENT - 00'LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang