19. Bukan April Mop

741 63 58
                                    

Heyooo ada yang kangen aku ga???
*enggaaaak

.

.

.

.

.

Petang menelan keindahan jingga sore hari menjelang malam dengan perlahan menggantikannya warna kebiruan nan gelap. Lampu-lampu penerang jalan yang Mia dan Onda lewati berkerja dengan baik seperti biasanya sehingga mereka berdua tidak perlu merasakan kegelapan pada malam hari di perjalanan pulang mereka kali ini.

Kedua orang yang diketahui memiliki jurusan yang sama yaitu DKV (Design Komunikasi dan Visual) di salah satu perguruan tinggi swasta di kota ini, keduanya memutuskan untuk pulang bersama.

Tidak ada alasan khusus sih. Kegiatan pulang bersama ini sudah menjadi rutinitas bagi keduanya. Sesungguhnya mereka memang tinggal di dalam unit apartemen yang sama, alias mereka berbagi apartemen agar lebih ringan dalam segala hal termasuk pembayaran sewa dan pembayaran listrik maupun air.

Namun hal ini tidak begitu diketahui oleh teman-teman mereka. Kebanyakan teman Mia mengira bahwa Onda dan dirinya bertetangga, sedangkan teman-teman Onda mengira jika Mia hanyalah seorang teman yang sering menginap di tempat Onda. Mia dan Onda memang sudah lama berteman, tetapi keduanya saling bertolak belakang.

"Mia lain kali kalo lo lagi ngumpul bilang dulu, gue ga enak tiba-tiba gabung cuma numpang makan di meja lo." Ucap Onda di tengah-tengah kegiatan mengayuh sepedahnya kepada Mia yang membonceng di belakang.

Membawa ingatan pada siang hari tadi saat di kampus ketika Onda diajak oleh Mia untuk makan bersama. Onda tahu sebenarnya Mia itu memiliki niat baik dengan mengajaknya makan siang bersama ketika melihat Onda sedang makan di ujung kafetaria sendirian. Namun, Onda tidak nyaman dengan hal itu.

Sebenarnya tidak ada hal yang aneh, tetapi Onda hanya tidak terbiasa. Ia tidak bisa terbiasa makan bersama teman-teman Mia yang berasal dari kalangan populer. Mia juga merupakan salah satu mahasiswi yang populer di kampus, sedangkan Onda hanyalah mahasiswi yang biasa-biasa saja.

Sejujurnya Onda iri dengan kepribadian Mia yang mudah bergaul sampai bisa menjadi sepopuler itu, Onda ingin seperti Mia tetapi ia sadar bahwa itu bukan kemampuannya.

Mia hanya terdiam dibelakangnya, tidak tahu harus menjawab bagaimana. Gadis itu sudah hafal dengan sifat Onda yang mudah merendah diri, Mia hanya tidak mau Onda terus menerus seperti itu.

"Nda, mampir ke IndoMei dulu dong."

Onda memperlambat laju sepedah yang ia kayuh, sepasang kenarinya menyusuri pertokoan yang dilewati mereka demi mencari tempat yang tadi disebutkan oleh Mia.

Tidak begitu sulit karena Onda sudah sangat hafal jalanan di kota ini, kota yang sudah ia tinggali selama 3 tahun lamanya.

"Makasih, tunggu disini ya."

Mia menepuk pelan pundak Onda sebelum akhirnya menghilang masuk ke dalam sebuah minimarket yang memang menjadi tujuannya tadi.

Onda atau yang memiliki nama asli Jo Serim itu tidak tahu harus berbuat apa selama menunggu Mia, jadi gadis dengan kemeja corak bunga berwarna coklat itu hanya berkutat dengan ponselnya. Ia memilih untuk tetap duduk di atas sepedah, dengan sepedah yang sudah distandarkan olehnya.

"Aduh."

Gadis itu mengaduh setelah merasakan bahwa kepalanya terkena sesuatu. Bukan benda tajam sih, tapi sebuah pesawat kertas berwarna biru muda.

Kepala Onda menoleh kesana dan kemari untuk mencari dari mana asalnya pesawat ini diterbangkan. Ia pikir seorang anak kecil telat kehilangan pesawatnya.

APARTEMENT - 00'LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang