6.6. Treating

25 4 0
                                    

                                  Kekhawatiran gue serasa membara saat 

                    Melihat lo kaya gini, udah nyiksa gue lebih dari apapun.

                                               -Erik Bramana McKnight-

Mulmed diatas itu gambar cara Erik gendong Elena ya...👆

----------------------------------***********-----------------------------------

Erik POV!!

"Sumpah dia gak cape apa? Tapi lucu sih mukanya merah kaya kepiting rebus wkwk."  Batin Erik dalam hati. Tanpa ia sadari ia baru saja menyunggingkan senyumnya. Memang sekarang ia sedang terkikik melihat muka Elena yang merah akibat kepanasan.

"Tapi kenapa ya feeling gue gak enak?"  Jujur Erik khawatir melihat kondisi Elena. Mungkin ia masih semangat lari tapi feeling Erik ia sudah tidak kuat. Tetap berkutat dengan prinsipnya ia setia menunggu sampai gadis itu selesai. Jaga-jaga terjadi sesuatu.

Author POV!!

Tujuh putaran telah Elena lalui. Berarti menyisakan tiga putaran lagi untuk dirinya. Sebetulnya Elena sudah tidak kuat lagi tapi ia tidak mau dibilang gadis lemah. Oleh karena itu, ia bersikukuh untuk menyelesaikan hukumannya. Elena mengelap peluh yang bercucuran dengan punggung tangannya. Bahkan ia dapat merasakan jelas sinar matahari menyengat kulitnya.

"Aduh sumpah kepala gue pusing banget gue kayanya udah gak kuat."  Monolog Elena pada dirinya sendiri. Satu putaran baru ia selesaikan tersisa dua lagi. Tapi, Elena merasa bahwa penglihatannya mulai buram dan kepalanya serasa berputar. Elena pun mulai oleng beberapa siswa yang melihat mulai perihatin. Tapi tidak Ada satupun dari mereka yang membantu karena meraka melihat bahwa Erik sang most wanted di SMA Moontone berlari kencang menuju posisi Elena.

Tepat saat Erik menahan tubuh Elena tubuh  itu sudah terkulai lemas di lengan Erik. Dengan cekatan akhirnya Erik pun menggendong tubuh Elena Alta bridal style dan langsung membawanya ke UKS. Tanpa memedulikan tatapan dari siswa-siswi di lorong.

Sesampainya di UKS Erik langsung menidurkan Elena di kasur UKS. Erik tidak tega melihat kondisi Elena saat ini. Wajah pucat pasi dan rambut yang berantakan. Segera Erik menyuruh petugas UKS selaku anak ekskul PMR mengecek Elena.

"Heh, cepet tolong cek dia!"  Sentak Erik kepada petugas piket yang sempat bengong.

"I-iya kak."  Tersadar dari bengongnya ia pun langsung memeriksa keadaan Elena.

"Dia ba-baik-baik aja kak cuman kecapean."  Kata petugas PMR itu. Erik pun membuang napas lega mendengar laporan tersebut. Petugas PMR tersebut keluar dari ruangan untuk ke toilet. Perlahan Erik merapihkan rambut coklat Elena. 

"Bangun, gue khawatir."  Batin Erik sambil mengecup punggung tangan Elena. Tak lama akhirnya Elena pun bangun. Ia sempat kaget melihat Erik disebelahnya. Ia berusaha bangun refleks Erik membantunya.

"Makasih kak..?"

"Erik."  Ucap Erik datar dan dingin. Ya, Erik kakak kelas hitz yang pernah Tisya beritahu. Walaupun Elena suka melihatnya dan pernah sedikit berbicara ia sama sekali tidak tahu Erik.

"Nih minum, gue cabut."  Pamit Erik datar dan ia pun langsung beranjak dari kursinya dan keluar dari UKS.

"Makasih kak!"  Teriak Elena dari dalam tapi masih terdengar oleh Erik. Dua sudut bibirnya pun terangkat.

"Sumpah itu kakak kelas dingin banget gak ada ramah-ramahnya ganteng ganteng kok kaya es."   Batin Elena heran.

Tak lama bang Vincent dan Tisya pun datang secara bersamaan. Entah mereka pergi bareng atau memang gak sengaja ketemu di depan.

LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang