3.3. That Look

30 4 0
                                        

Bagas POV!!

Hari ini Dareen sang ketua osis nyuruh gue buat datengin beberapa kelas untuk nyampein pengumuman tentang batch nama buat masa MOS. Dan sekarang gue lagi menuju kelas X IPA-2 dan mengetuk pintu kelas tersebut.

Tok Tok Tok

Tiba-tiba ada seorang gadis yang menghapiriku dan membuat ku mematung. "Wow, gadis ini cantik banget matanya bagus, wah ini sih Erik harus tahu. Tapi, ini kok mirip adiknya kak Vincent ya? Oh iya, tadi pagi kan mereka berangkat bereng. Waduh kenapa gue jadi nerveous gini?!" Batin Bagas dalam hatinya.

"Hmm...permisi ada apa ya kak?" Tanyanya kepada ku dan membangunkan ku dari lamunan.

"Boleh saya masuk?" Ia pun mengangguk mengiyakan. Lalu gue pun masuk dan menyampaikan pesan dari Dareen. Saat aku masuk kelas yang awalnya berisik pun langsung hening dan fokus memerhatikan ku.

""Halo semuanya, perkenalkan aku Bagas sekretaris osis cuman mau menyampaikan bahwa kan sekarang masih masa MOS jadi seluruh siswa besok diharuskan memakai name tag dan untuk hari ini silahkan kalian buat dari kertas dan tulis nama kalian. Sudah itu aja, makasih atas waktunya maaf kalau mengganggu aku permisi dulu." Lalu aku pun beranjak keluar dan langsung menuju rooftop.

Author POV!!

Sesampainya Bagas di rooftop ia pun disambut oleh teman se genk tercintanya seperti biasa

"Woi, abis ngapain lu nyet sekarang baru dateng orang ditungguin dari tadi." Kata Marcel sambil menatap Bagas tajam.

"Hey, sans don bro gue tuh tadi abis datengin beberapa kelas X buat ngasih tau kalo suruh bikin kaya batch nametag gitu. Eh, tapi ya selain itu gue juga punya kabar baik." Ucap Bagas sok misterius.

"Ah elah, sok misterius lu nyet udah cepetan apaan?" Tanya Vino yang memang kepo nya itu tingkat dewa.

"Nih ya, lu tau kan Kak Vincent kakak kelas kita. Nah, kan dia tuh punya adek yang beru masuk and wow adek ama kakak sama aja blesteran cuy and adek nya cantik parah." Bagas bercerita dengan semangat empat lima. Erik yang sedari tadi diam tapi mendengarkan pun akhirnya angkat bicara.

"Emang namanya siapa? Dan yang mana orang nya?" Tanya Erik dengan datar padahal dalam hatinya ia sangat penasaran.

"Ada lah bro, nanti deh gue tunjukin ke kalian semua tapi kalo enggak salah namanya itu Elena. Elena Cantika Davisson." Semuanya hanya manggut-manggut mengerti. Tak lama kemudian akhirnya mereka pun kembali ke kelas.

Sudah satu jam Bu Tuti menjelaskan pelajaran biologi tapi tidak ada satu pun yang masuk ke kepala Elena. Akhirnya ia pun memutuskan untuk izin ke toilet.

"Permisi bu, saya mau izin ke toilet." Izin Elena kepada Bu Tuti dan Bu Tuti pun mengiyakannya. Lalu Elena pun langsung keluar kelas dan menuju ke toilet. Earphone yang sedari tadi dipakainya pun masih setia melekat di kupingnya sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa...

Bruk!

Elena menabrak seseorang tepat di dada bidangnya yang keras berotot. "Aduh, sakit tau siapa sih?! Jalan tuh yang bener dong, punya mata gak sih?!" Omel Elena yang sudah seperti cewek lagi PMS. Elena pun mendongak untuk melihat siapa yang menabraknya dan sesaat tatapan mereka sempat bertemu selama beberapa saat.

"Matanya bagus banget.. kayanya gue jatuh cinta deh." Batin Erik saat ia sedang mengagumi mata biru indah Elena. Tapi entah kenapa jantungnya berdetak sangat cepat saat berdekatan dengan Elena.

"Wow, ganteng banget!" Batin Elena dalam hati. Hatinya serasa berdetak tidak beraturan napasnya pun tercekat. Dan akhirnya mereka berdua pun sadar.

LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang