BAB 8

2.2K 195 4
                                    

Seruan tegas itu membuat mereka berpaling pada Jenderal Reyn yang entah sejak kapan telah berdiri di dekat mereka.

“Tapi…”

Belum sempat Kakyu menyelesaikan kata-katanya, Jenderal Reyn telah berkata tegas, “Sekali aku mengatakan ‘Tidak!’ selamanya tetap ‘Tidak!’.”

Kakyu tidak mau berhenti berusaha demi kakaknya, Joannie. “Kita memerlukan seorang wanita untuk merawat luka prajurit yang terluka sementara kita memperkuat benteng kita.”

“Kakyu benar,” baru kali ini Adna mendukung Kakyu, “Kita memang membutuhkan seorang wanita. Kita tidak mungkin bisa merawat mereka setekun para wanita. Joannie bisa membantu tugas itu.”

“Tidak bisa!” Jenderal Reyn tetap berpegang pada keputusan awalnya, “Keadaan di luar terlalu bahaya bagi Joannie.”

“Jangan khawatir, Reyn,” Jenderal Decker yang telah berjanji tidak mencampuri urusan Jenderal Reyn dengan putrinya selama berada di sini, turut membujuk, “Di dalam benteng ini kita mempunyai lebih dari dua ribu seratus pasukan. Ditambah benteng yang kuat, Joannie akan tetap aman.”

“Saya mengerti kekhawatiran Anda, Jenderal,” Adna memperkuat kata-kata Jenderal Decker, “Kita tidak mungkin tidak dapat melindungi seorang wanita dengan pasukan sebanyak ini.”

Kakyu merasa tidak perlu berusaha membujuk ayahnya lagi. Adna dan Jenderal Decker telah membuat ayahnya bingung menentukan keputusannya.

“Aku telah berjanji padamu untuk tidak mencampuri segala keputusan yang kaubuat untuk Joannie selama berada di sini,” kata Jenderal Decker, “Tetapi kali ini pikirkan permintaan ini. Aku mengerti engkau mengkhawatirkan keselamatan putrimu, tetapi tenaga putrimu diperlukan untuk merawat prajurit yang terluka.”

Kakyu mendapatkan gagasan lain. “Kalau Papa mau, kita bisa menyuruh beberapa prajurit membantu Joannie sekaligus menjaganya.”

Jenderal Reyn menatap lekat-lekat wajah putranya.

Ide menyuruh Joannie merawat pasukan yang terluka memang tepat. Joannie bisa merawat mereka dengan bantuan beberapa prajurit lain yang juga akan menjaganya. Sementara itu prajurit lainnya akan memperkuat benteng mereka.

Bila mereka telah siap menyerbu Kirshcaverish atau mungkin juga sebaliknya, Kirshcaverish menyerbu benteng mereka, mereka telah siap dan benteng mereka akan cukup kuat untuk menahan serangan musuh.

Di samping itu, bila Jenderal Reyn tetap bersikeras dengan keputusannya itu, ia tidak pantas disebut Jenderal yang tangguh. Demi keselamatan putrinya, ia membiarkan para prajurit yang terluka tetap terluka.

Tidak ada yang dapat dilakukan Jenderal Reyn selain menyetujui usul itu. Jenderal Reyn tahu itu. “Baiklah, aku setuju.”

Jenderal Decker tersenyum puas. “Aku akan memilih beberapa prajurit yang akan membantu sekaligus menjaga Joannie.”

Sepeninggal Jenderal Decker, Jenderal Reyn berkata, “Aku tidak tahu apakah gagasanmu ini benar atau tidak, tetapi aku yakin engkau melakukannya dengan penuh perhitungan.”

“Tentu,” kata Kakyu sambil tersenyum.

Kakyu tidak tahu akan seperti apakah kakaknya nanti bila mengetahui berita gembira ini.

“Kurasa engkau pasti ingin memberitahu berita ini kepada kakakmu.”

Kakyu tahu kakaknya akan lebih gembira kalau ayahnya yang mengatakannya sendiri. “Lebih baik Papa sendiri,” katanya.

“Baiklah.”

Setelah Jenderal Decker, Jenderal Reyn pun meninggalkan Kakyu dan Adna.

Kakyu tidak tahu sampai kapankah Adna akan mengikutinya. Ia hanya tahu ia merasa terganggu karenanya.

Kelembutan Dalam Baja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang