BAB 12

2.5K 193 4
                                    

Pangeran Reinald tidak sabar menanti pasukan.

Sementara ia mengkhawatirkan Kakyu yang sampai sekarang tidak segera kembali, pasukan Kerajaan Aqnetta tidak segera datang.

Berulang kali Pangeran Reinald ingin menyusul Kakyu tetapi ia terus menahan diri. Ia tidak tahu hingga kapan ia mampu bertahan sementara kekhawatirannya semakin bertambah tiap menitnya.

Cukup lama Pangeran Reinald bertahan di tempatnya hingga ia akhirnya tidak sabar lagi.

Di saat itulah kedatangan pasukan Kerajaan Aqnetta terdengar di kejauhan.

Untung saja pasukan Kerajaan Aqnetta segera tiba di saat itu, bila tidak Kakyu tidak hanya harus memperhatikan Bleriot tetapi juga Pangeran Reinald yang tidak pernah sabar. Dan Kakyu pasti kesulitan karenanya.

Pangeran Reinald lega juga semakin tidak sabar mendengar suara itu.

Ketika akhirnya Adna muncul pertama kali dari kegelapan malam, Pangeran Reinald berkata tajam, “Mengapa kalian lama sekali?”

“Maafkan saya, Pangeran,” kata Adna, “Kami telah berusaha datang secepat mungkin tetapi kami harus berhati-hati kalau tidak kami akan terkena ranjau.”

Jenderal Decker yang datang kemudian, tidak mendengar percakapan itu. Kepada Pangeran Reinald yang dikenalnya sebagai Adna, ia bertanya, “Di mana Kakyu?”

“Di sana,” kata Pangeran Reinald sambil menunjuk markas Kirshcaverish yang terbakar.

Jenderal Decker kaget melihat markas itu dan lebih kaget lagi melihat markas itu terbakar. Bukan hanya kebakaran kecil tetapi sudah menjadi kebakaran yang sangat parah.

“Cepat!” kata Pangeran Reinald, “Apalagi yang kalian tunggu! Serang saja mereka di saat mereka kacau balau seperti ini.”

Adna yang menyamar sebagai Pangeran Reinald segera berkata, “Cepat serang mereka!”

“Kita belum melakukan persiapan apapun, Pangeran,” kata Jenderal Erin.

“Tidak perlu,” jawab Jenderal Decker, “Kakyu mengatakan kalian tidak perlu menyusun rencana apapun selain menyerang mereka dari segala penjuru.”

“Saat ini juga!” tambah Pangeran Reinald dengan tegas.

“Sebaiknya kalian menuruti apa katanya,” kata Adna.

“Engkau tidak perlu khawatir, Erin,” kata Jenderal Decker, “Kakyu telah membuatkan peta tempat ini lengkap dengan strateginya.”

“Kakyu?” tanya Jenderal Erin tak mengerti.

“Tidak ada waktu untuk menjelaskan itu. Sekarang kita harus segera menyerang Kirshcaverish seperti strategi yang dibuat Kakyu,” Jenderal Decker menegaskan.

Bersama Jenderal Reyn yang telah mempelajari peta itu, Jenderal Decker mengatur pasukan seperti strategi yang terlukis dalam selembar kertas bersama-sama peta itu.

Sementara pasukan bersiap-siap mengambil posisi di tempat mereka masing-masing, Pangeran Reinald menarik Adna menjauh.

“Kakyu tahu,” katanya memberitahu.

“Tahu apa, Pangeran?” tanya Adna.

“Tahu aku bukan engkau dan engkau bukan aku.”

“Saya tidak terkejut,” kata Adna jujur, “Ia memang bukan prajurit biasa. Entah kemampuan apa yang dimiliknya sampai ia bisa muncul tiba-tiba sehingga membuat saya terkejut.”

“Juga menghilang tiba-tiba,” tambah Pangeran Reinald.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Adna, “Apakah kita harus tetap seperti ini atau kita mengatakan semuanya?”

Kelembutan Dalam Baja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang