BAB 14

2.8K 211 4
                                    

Ketika Kakyu tiba, hari sudah siang.

Pasukan Kerajaan Aqnetta yang telah mengetahui semua kebenaran yang selama ini terselubung, tampak gembira dan semakin gembira karena tak lama lagi mereka dapat kembali kepada keluarga mereka masing-masing.

Suasana gembira di benteng tidak membuat Kakyu ikut merasa senang.

Gadis itu masih terlarut dalam kesedihannya atas kematian Kenichi.

“Perwira!” seru seseorang memanggil, “Perwira!”

Seruan riang itu membuat Kakyu berhenti.

“Anda sudah mengetahuinya, Perwira?” tanya Kapten Gwen, “Pangeran yang selama ini kita kenal bukan Pangeran Reinald yang asli. Adnalah Pangeran yang asli.”

Kakyu diam saja mengetahui Pangeran Reinald akhirnya memutuskan untuk membenarkan kekeliruan besar ini. Dan ini berarti Joannie juga telah mengetahuinya.

Apapun yang dilakukan Joannie ketika mendengar kebenaran ini tampaknya tidak terlalu buruk. Kegembiraan pasukan yang bukan hanya karena mereka akan pulang, cukup memberikan tanda pada Kakyu.

Joannie dapat menerima kenyataan ini dengan bijaksana.

Apapun yang telah terjadi selama ia tidak ada, Kakyu tidak tertarik untuk tahu. Ia hanya tahu sekarang semua tampak senang dan tidak ada yang tampak terganggu oleh kebenaran yang terungkap itu.

“Kami mengucapkan selamat pada Anda, Perwira,” kata Kapten senang, “Tak lama lagi Anda akan mempunyai kakak ipar.”

Kakyu diam saja. Ia sudah menduga Joannie akan segera menemui orang lain setelah mengetahui yang sebenarnya. Karena ia tidak ada, Joannie pasti telah menemui Jenderal Reyn.

“Jenderal Reyn juga tampak senang sekali dengan berita ini,” tambah Kapten Gwen.

“Di mana Jenderal Reyn?” tanya Kakyu tiba-tiba.

Kapten itu menduga Kakyu akan menanyakan lebih terperinci pada ayahnya tetapi ia tidak tahu tujuan Kakyu yang sebenarnya.

“Sejak tadi Jenderal Reyn berbicara dengan Adna dan Lady Joannie.”

Kakyu tidak tertarik untuk mengetahui lebih banyak lagi. Ia hanya ingin meminta ijin ayahnya bukan untuk yang lain.

“Terima kasih,” katanya singkat.

Tanpa menghiraukan prajurit yang mengucapkan selamat atas pertunangan kakaknya dan Adna di hadapan Jenderal Reyn dan para Jenderal lainnya, Kakyu terus berjalan ke tenda Joannie.

Melihat tenda Joannie ramai, Kakyu merasa ragu-ragu.

Kakyu tahu untuk saat ini sebaiknya ia tidak menemui Jenderal Reyn hanya untuk mengatakan keinginannya. Tetapi Kakyu tetap memasuki tenda itu untuk mengucapkan selamat pada Joannie.

Seperti biasa, Joannie berseru memanggil adiknya begitu melihatnya muncul.

Tanpa memberi kesempatan pada Kakyu, Joannie segera memeluk adiknya.

“Selamat, Joannie,” kata Kakyu perlahan. “Ini hadiah terbesar bagi Mama.”

“Ya, Mama pasti senang,” Joannie setuju, “Mama pasti tidak percaya dengan semua ini. Aku sendiri juga hampir tidak percaya dengan ini semua. Ini bagai keajaiban bagiku.”

Seperti biasa, Kakyu diam saja.

“Aku tidak percaya ia juga mencintai aku, Kakyu. Padahal selama ini ia tidak pernah memperhatikan aku.”

“Ia selalu memikirkanmu, Joannie.”

Joannie masih belum melepaskan pelukannya, “Aku harus berterima kasih padamu, Kakyu. Kalau bukan karena engkau, Pangeran… oh bukan Adna, tidak akan mengatakan segalanya padaku.”

Kelembutan Dalam Baja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang