.
.
.
.
.
.
.FlashbackAbby memasuki gerbang sekolah yang masih terlihat sepi, berjalan meyusuri halaman sekolah dan menyapa penjaga sekolah yang sedang bertugas membersihkan halaman sekolah.
Saat di depan kelas nya, Abby menghela napas. sepertinya, dia berangkat terlalu pagi, begitu pikir nya.
Suasana kelas masih terlihat sepi, hanya ada 4 orang siswi yang membuat Abby risih.
Abby bukan lah tipe orang yang pandai bergaul dengan orang lain, apalagi dengan perempuan.
Abby berjalan perlahan kemudian dia melempar senyuman tipis kepada teman-teman sekelas nya tadi.
Saat sampai di kursi milik nya, dia langsung menghempaskan pantat nya.
Kelas 9 yang di tempati Abby memang lumayan luas, cukup untuk 30 murid.
Dinding kelas yang di dominasi cat berwarna putih dan biru, disebelah kanan nya ada banyak jendela dan fentilasi berjejer rapi membuat kelas menjadi terang. Suasana yang tenang membuat nya menjadi mengantuk.
"Abby uke manis ku, kenapa kamu ninggalin aku sih..." kata seorang gadis dengan wajah cemberut nya.
Abby mengetahui siapa orang ini, dia adalah Febry. Gadis gila yang pernah di kenal nya.
Febry selalu memanggil nya dengan sebutan 'uke manis ku'.
bagi seorang Abby, Febry adalah bencana yang pernah ada.
Dia selalu menjodoh-jodoh kan diri nya dengan sesama lelaki, bukan nya dengan seorang gadis cantik seperti jessica milla.
"Kau terlalu lamban..." jawab nya malas, dan meletakan kepala nya di lipatan tangan nya.
Febry mencubit dua pipi Abby, membuat sang empunya mengaduh kesakitan.
"Kau mengantuk...?" Tanya Febry yang entah sejak kapan duduk di samping Abby.
Yang di tanya hanya mengangguk sambil mengelus kedua pipi nya.
"Mending kita main yuk!" Ajak febry.
"Main apa?"
"TRUTH OR DARE"
Abby terdiam mempertimbangkan ajakan temannya ini.
"Ayolah, daripada kau mengantuk di dalam kelas." Bujuk Febry dengan muka memelas.
"Baiklah, tapi kita tak memiliki botol untuk di pakai."
"Pakai saja pulpen punya mu"
Abby membuka tas nya membuka kotak pensil lalu membawa salah satu pulpen milik nya.
"Hmm...ini,ayo!"
Febry menerima nya, dan langsung memutar pulpen itu.
Pulpen itu masih berputar, terus berputar sampai ujung pulpen itu berhenti tepat di hadapan Abby.
"Nah,Truth or dare?"
Abby merasakan nasib sial akan datang meninpanya, dirinya harus berpikir keras dengan dua pilihan itu.
Jika Abby memilih truth, maka rahasia terbesar yang sudah di pendam nya bertahun-tahun akan terbongkar. Dirinya tahu, jika teman nya ini tidak bisa di percaya dalam urusan menjaga sebuah rahasia.
Jika dia memilih dare, mungkin hanya sebuah tantangan kecil yang di berikan.
"Hmm...ok,aku memilih Dare" jawab nya ragu.
Senyum iblis terpancar di bibir Febry, membuat Abby merasakan jika sesuatu hal buruk sebentar lagi datang.
"Tantangan nya adalah kau harus menyatakan cinta kepada orang yang pertama kali masuk kedalam kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Be Mine
Teen FictionAbby putra adalah pemuda biasa-biasa saja, tidak bisa di bilang tampan dan tidak juga di bilang jelek. Di usia nya yang baru menginjak usia 18 tahun kurang 2 bulan, Dia harus menerima kenyataan pahit dengan apa yang di lihat nya. Pacar nya-Reina, y...