10.Si Boneka Beruang

3.7K 273 12
                                    

◆◆
.
.
.

"Van, apa kau tahu kemana si Abby? Kenapa dia masih belum datang, ya? Padahal ini sudah jam pelajaran kedua ...."

Revan yang sedang fokus pada layar handphone, hanya menanggapinya lewat gelengan kepalanya tanpa menatap Valdo yang bertanya kepadanya.

"Huh ... kau itu, jika sudah pegang handphone, lupa segalanya ...." dumal Valdo yang jengkel kepada temannya ini.

"Apa aku mencarinya keluar, kah? Biasanya kalau terlambat dia selalu diam di kantin ... " monolog nya mengingat Abby yang selalu diam di kantin ketika terlambat masuk kelas.

"Hmmm baik lah, aku akan mencarinya ... Van, kalau ada Bu Lena masuk, chat saja, ok?"

"Ok..."

Valdo pun bergegas keluar kelas berjalan menuju kantin yang berada di dekat kelas 12 IPS2. Suasana koridor sekolah begitu sepi, tidak ada yang berlalu lalang selain dirinya. Gema langkah kaki terdengar olehnya dari ujung koridor. Vado terus berjalan sambil memandang sekitar. Saat dia melewati kelas 12 IPS2, sialnya dia bertemu dengan orang yang paling di bencinya.

"Hai boneka beruang ...."

Valdo berhenti berjalan, di depannya ada pria tinggi yang memamanggil nya dengan sebutan 'boneka beruang.'
Hatinya panas mendengar itu, dia paling benci jika ada yang menghina dirinya. Sebenarnya dia tidak bisa dikatakan gemuk, tapi cuma perutnya saja yang sedikit lembek.

"Beraninya kau!!" Valdo ingin meninju wajah pria itu, tapi terhenti setelah sadar akan sesuatu.

"Kenapa tidak jadi? Bukannya kau akan memukul ku? Ayo pukul ... eh iya, aku lupa ... kamu kan pendek, udah gitu gendut lagi, hahahaha...."

Pria itu benar-benar beniat memancing emosinya. Tapi, Valdo tidak boleh terpancing hanya karena ejekan pria itu. Lebih baik dia pergi dari pada meladeninya. Ya, mungkin itu pilihan yang terbaik.

Valdo mulai melangkah melewati pria bertubuh tinggi itu, tapi yah namanya juga pem-bully, mereka tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja. Dan sekarang ungkapan itu benar, pria itu dengan sengaja menjenggal kaki Valdo yang membuat dirinya hampir jatuh mencium lantai. Sialan!!

"KAU!! Sebenarnya apa yang kau inginkan, HAH..?!" Valdo yang kesal pun membalikan badannya membentak pria itu.

Bukanya mengalah, pria itu malah tersenyum miring. Maju satu langkah kehadapan Valdo, sedikit membungkuk menyetarakan tinggi badannya. Lalu dia membisikan sesuatu tepat di telinga Valdo.

"Aku menginginkan mu ...."

Jdaaarrrr...

Valdo membeku di tempat, matanya melotot kaget, hatinya bergemuruh, jantungnya berdetak cepat. 'Ak-ku ...'

Fyuhhhh~~

Badannya bergidik geli merasakan hembusan napas pria itu di telinganya. Sadar akan jarak yang begitu dekat, Valdo dengan perasaan kesal mendorong pria itu dengan sekuat tenaga, sehingga pria hampir terjungkal kebelakang karena dorongan itu.

"Sialan ... mati saja kau sana ...!" Valdo membalikan tubuhnya setelah mengumpat, meninggalkan pria itu yang tersenyum penuh kemenangan.
'Kena kau, hahaha ....'

"Eh Di, kau kenapa tersenyum begitu ...?" Ucap seseorang di belakang pria yang di panggil 'Di' itu.

"Tidak ada ...." balasnya.

Pria berkacamata yang tadi bertanya itu pun mengikuti arah mata yang dilihat temannya. Pria berkacamata itu menggelengkan kepalanya bingung dengan jalan pikir teman atau lebih tepatnya sepupunya ini.

You Must Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang