9. Perselisihan

4.2K 279 20
                                    

.
.
.
.

sial! benar-benar sialan!!

sepanjang perjalanan menuju sekolah, Abby tak henti-hentinya mengucap sumpah serapah merutuki kebodohannya, kenapa bisa sampai tertidur di kamar orang lain,sih?! terlebih lagi itu adalah kamar milik seorang sialan baginya,, bodoh!

jika mengingat kejadian tadi pagi, ingin rasanya dia memukul orang di samping yang sedang menyetir dengan tenang nya,, tangannya sudah terkepal kuat, mulutnya sudah gatal untuk mengeluarkan segala kata-kata nista,, tapi dia urungkan niatnya, kenapa? karena percuma, jika dia mumukul sekuat apapun, tak akan membuat lelaki tampan tapi sialan itu kesakitan, dan juga jika dia berbicara apapun kata yang keluar dari mulutnya, maka ciuman di mulutnya balasan yang dia terima.,

memangnya apa yang terjadi tadi pagi antara Abby dan Louis?? jika ingin tahu, maka kita harus mengulang 45menit kebelakang,,

45menit yang lalu, Abby masih tertidur menjelajahi alam mimpi yang indah, mimpi yang tak pernah dia alami sebelumnya, berdiri di atas altar dengan kemeja putih dan celana putih,,

suara kagum para hadirin terdengar sepanjang dia berjalan di atas karpet merah yang di penuhi bunga-bunga di setiap jalannya,, Abby terus berjalan di dampingi sang ayah menuju altar dimana ada sang pendeta dan seseorang yang berpakaian sama dengannya sedang berdiri disana,,

semakin dekat jarak antara Abby dengan seseorang itu, semakin jelas dia melihat seseorang itu walau tak melihat bagaimana rupa wajahnya, jika di lihat-lihat, orang yang berdiri dengan pakaian yang sama dengannya itu badannya seperti perawakan seorang pria. pria? eh a-apa?! apa dia yang akan m-menikah dengan ku?!

mendengar suara derap langkah di belakangnya, pria itu kemudian membalikan badannya menatap Abby yang sedang berjalan kearahnya dengan wajah yang sulit di artikan,,

L-louis?!

Louis kemudian mengulurkan tangan nya kearah Abby seperti pangeran menyambut sang putri untuk menari, Abby menyambut tangan Louis dengan perasaan yang kacau, antara bingung dan shock menjadi satu,,

Abby dan Louis sudah berdiri berdampingan menghadap pendeta yang sudah berdiri disana sedari tadi, kemudian sang pendeta memulai upacaranya,,

tak berapa lama kemudian Louis membalikan badannya menghadap Abby, menarik pinggang Abby untuk menghadap kearahnya, lalu dia menarik dagu sang lawan dan menciumnya lembut,,

Abby langsung membuka matanya dan tatapannya langsung beradu dengan mata Louis yang terpejam, dia merasakan sesuatu yang hangat dan kenyal di mulutnya,, setelah beberapa saat terdiam, Abby akhirnya tersadar dengan apa yang terjadi, dia dengan sangat amat kasar menendang Louis sampai terjatuh dari tempat tidur,,

dan yang selanjutnya terjadi, yah seperti biasa,, dimana Abby berteriak marah ke arah Louis, memaki-makinya dan setelah 15 menit, akhirnya mereka pun selesai dengan perdebatannya setelah menyadari jika jam sudah menunjukan pukul 6:45.

kembali kemasa sekarang.
setelah melewati banyak rintangan dan cobaan yang di lalui Abby dan Louis di jalanan, akhirnya mereka sampai setelah menghabiskan 10 menit berkendara.

melihat gerbang sekolah yang sudah terkunci rapat, sebagai seorang murid teladan yang taat pada aturan, Abby merasa dirinya sangat ketakutan sekarang,, baru kali ini dia mengalami hal seperti ini, bayangan wajah pak wansyah selaku guru kesiswaan yang mendapat julukan sebagai guru killer, tergambar seketika di pikirannya,,

'oh astaga! bagaimana jika guru killer itu tahu kalau aku terlambat? alasan apa yang akan ku katakan padanya? ah sial, jangan sampai harus membersihkan wc.. jika guru itu memberikan hukuman..sungguh,itu sangat menjijikan..'

You Must Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang