12.

4.6K 295 69
                                    


Sudah seminggu berlalu dari kejadian Abby yang pingsan dan selama itu pula Abby merasakan ke ganjalan. Semuanya terasa berbeda, dari mulai dirinya yang sering merasa pusing, mual, badannya selalu lemas, tak jarang pula dia sampai pingsan. Selain itu, sikap sahabatnya juga berubah. Abby tak tahu alasannya kenapa, semenjak sehari dirinya pingsan, Valdo seperti menjauh darinya.

"Hei, kenapa kau melamun?" ucap Louis di sebelahnya.

Abby tersadar, dia menatap Louis sekilas lalu menghembuskan napas lelah. "Entahlah, aku merasa belakangan ini banyak yang berubah." keluhnya.

Oh iya, hubungan Abby dan Louis sekarang sudah membaik. Abby sudah tak merasa risih dengan keberadaan Louis di sampingnya. Malahan, dia merasa nyaman berada di dekatnya.

"Tapi, kau harus tahu perasaanku padamu tak pernah berubah. Aku masih mencintai mu, sangat malah .... "

Abby mendengus sebal, "Bisakah kau berhenti bicara seperti itu? Aku sungguh bosan mendengarnya."

Louis tertawa geli. "Lalu, aku harus bicara apa?"

"Diamlah, aku mencoba konsentrasi .... "

"Aku harus bicara apa?" Lagi, Louis mengulang pertanyaan yang sama.

"Diamlah! Kau tuli, hah?"

"Kalian berdua! Jika tidak berniat belajar, silahkan keluar! Ibu tidak suka saat menerangkan ada yang mengobrol."

Abby dan Louis seketika diam, semua murid di kelas melihat ke arah mereka. Abby menatap satu persatu wajah yang melihatnya, dan matanya berhasil menangkap sosok yang menatap tak suka padanya. Tak mau mengambil pusing, dia lalu menunduk seraya mengucapkan maaf kepada Bu Rina. Sementara Louis? Dia hanya bersikap seperti tak terjadi apa-apa.

***

".... Pelajaran hari ini ibu rasa cukup sampai di sini, ada yang ingin ditanyakan seputar materi yang ibu terangkan tadi?" tanya Ibu Rina pada anak didiknya. Semuanya menggeleng dan Bu Rina pamit undur diri.

Semua murid membereskan buku pelajarannya, lalu satu persatu mereka beranjak keluar kelas.

Setelah selesai memasukkan buku dan pulpen, Abby segera beranjak menuju kedua sahabatnya di meja depan. Tapi, saat dia akan sampai, Valdo sudah berdiri dan pergi keluar kelas tanpa mengucapkan apa-apa.

"Van, ada apa dengannya? Sudah seminggu ini dia bersikap seperti itu. Apa, kita pernah melakukan sesuatu yang menyakitinya?" tanya Abby yang sudah berada di samping Revan.

Revan mengangkat bahunya, "entahlah, aku juga heran dengan sikapnya yang aneh itu .... "

Abby menghembuskan nafasnya lelah, kenapa hidupnya ini sungguh membingungkan, pikirnya. Louis mendekat ke arah Abby, mengulurkan tangannya mengusap lembut kepala Abby, "Sudahlah, mungkin dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Kau jangan terlalu banyak pikiran. Itu tidak baik untuk kesehatanmu."

Abby menatap Louis yang tersenyum kepadanya, lagi-lagi dia merasa nyaman dengan usapan yang Louis lakukan padanya. Tindakan Louis akhir-akhir ini selalu membuat detak jantung nya berpompa cepat, dan juga perlakuannya yang manis selalu saja membuat pipinya terasa panas.

"Sebenarnya, ada hubungan apa di antara kalian berdua?" tanya Revan menatap Abby dan Louis bergantian.
Abby yang mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Revan langsung gelapan, dia hendak membuka suaranya namun Louis segera menyela ucapannya.

"Dia kekasihku!" tegasnya penuh penekanan sambil menatap Revan tajam.

Eh!
Abby menatap Louis kaget, "siapa yang kau bilang kekasihku?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Must Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang