-3-

50 12 13
                                        


Sedari tadi jantung kia teruslah bergetar cepat. hingga saat ini pun, kia sedang dalam perjalanan pulang dalam bus nya. Ia memegang dadanya sendiri "haduhhh,ini kenapa ya kok jadi jantungan gini" ucap kia dalam hati

Tak lama dari itu, ia sampai dirumahnya. Rumah yang sederhana dengan halaman yang penuh terisi tanaman. Tak lupa, ayahnya yang sangat menyukai burung pun hingga beberapa sangkar burung pun bergantungan di atap rumahnya. Di halaman rumah itu, ada sejenis saung atau tempat rehat. Di dalamnya terdapat 1 radio dan tikar serta beberapa bantal. Walaupun hanya berisi beberapa benda itu, tapi tempat itu sangatlah nyaman untuk di tempati kia.

"Assalamualaikum, ayah" suara kia pun membuat ayahnya yang sedang memberi makan burung itu menoleh

"Eh, waalaikumsalam, nak" jawab ayah

Kia pun mendekati ayah  nya, dan mencium punggung tangan laki-laki itu.

"Ayah libur bukan?" Tanya kia karena tak biasanya ayahnya ada dirumah di hari biasa

"Ia, ki. Pabrik masih tutup. Jadi ayah masih libur" jawab ayah kia. Ya, memang. Ayahnya hanya seorang buruh pabrik. Tapi, dengan semua itu, keluarganya selalu diberi kebahagiaan, walau dengan apapun yang terlihat sepele di mata orang lain.

"Ohia, yaudah yah kia masuk kamar dulu ya..." kia pun berizin untuk masuk ke kamarnya

"Iya, ki" jawab ayah singkat.

Saat sampai didalam rumah, dua anak kecil perempuan pun menghambur kearahnya. Itu, adik kia. Kia hanya mempunyai dua orang adik, dan itu kembar. Namanya, Nhara dan Nharu. Usianya sekitar 4 tahun.

"Yeey, kak kiki aku udah pulang" ucap salah satu dari mereka, dan itu nhara.

"Ini kakaknya nalu bukan kakaknya nala" ucap nharu yang menjadi adik nhara.

Kia yang melihat itu pun menurunkan badannya menjadi sejajar dengan mereka.

"Kak kiki ini, kakak kalian berdua. Jadi, jangan berebutan ya. Kan kita sodara" ucap kia menjelaskan. Memang, dirumah nama panggilan kia adalah kiki.

"ha?sodala itu nama cilok yang suka dagang itu kan kak?yang suka teliak teliak pake spekel" ucap nhara.

Kia yang mendengar itu pun cekikikan karena ucapan nhara yang begitu polos.

"Hey! nhara, nharu. Kalian ibu cari kebelakang taunya ada disini." Suara ibu yang sedang berjalan menuju kearah kia pun membuat nhara dan nharu menoleh.

"Kita lagi sama kak kiki, bu" jawab nharu

Melihat ibu pun, kia langsung berdiri dan menyalami punggung tangan ibunya.

"Kok, pulang cepet ki?" Tanya ibu.

"Iya, bu. Belum aktif belajar"jawab kia jelas

"Kak kikinya capek, baru pulang. Ayok main sama ibu aja" ucap ibu

"Tapi main masak masakan ya, bu?" Ajak nhara kepada ibu

"Yaudah, ayok deh" jawab ibu

"Ayooook" jawab nhara dan nharu serentak

---

Kini kia menuju kamarnya. Kamar yang begitu sederhana dengan kasur kecil di pojok dekat jendela besar yang menghubungkannya langsung ke halaman rumah kia. Disamping kasur itu ada meja belajar dengan kursi yang sudah tertera disana. Dan disamping meja belajar itu ada rak yang berisi sekumpulan novel dan buku lainnya yang telah ia beli. Sangat sangat sederhana, namun sangat membuat kia nyaman.

Kia menggantungkan tasnya. Dan ia mengganti seragamnya dengan baju rumahan. Kia pun beranjak menuju kasur, dan itulah saatnya ia tidur siang.

Bisakah kita bersama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang