-2-

64 9 4
                                        

Alveno ksatrio. Laki-laki dengan segala pesonanya. Siapa tak mengenal eno?kapten basket di SMA PERMATA. Seantero sekolah pun tau siapa eno. Tampan, pintar, ramah, dan paling suka bercanda itulah kepribadiannya. Eno pun tentu hampir mengenali seluruh warga sekolah SMA PERMATA. walaupun tak tau nama, ia bisa mengenal wajah.

Tapi, anehnya eno itu, ia merasa tidak pernah melihat kia sekalipun. Tadi pagilah pertama ia melihat wajah perempuan itu. Ah, memikirkannya sudah pusing bagi eno.

Tak sadar, upacara pun telah berlangsung. Semua siwa siswi pun memasuki kelasnya masing masing. Dihari pertama sekolah, sebagian guru memilih untuk belum memulai pelajaran, ibarat pemanasan.

Kia pun memasuki kelasnya seorang diri. Sudah biasa bagi kia berjalan sendirian ditengah tengah orang ramai. Kia pun duduk dikursi pojok yang tadi ia pilih. Kia pun sudah tentu tau, pasti hari ini belum dimulai pelajaran. Kia membuka tasnya untuk mengambil novelnya. Dan selanjutnya, kegiatannya adalah membaca.

  Dengan air mineral dingin yang digenggamnya. Eno pun masuk ke dalam kelasnya dengan senyuman yang sangat sangat setia dibibirnya. Sok manis banget emang. Eno pun duduk dikursinya, tepat di samping kia. Sadar kia pun, kia menoleh. "Ada yang mau juga duduk sama gue?"batin kia pun berkata.

"Lah, itu pak kapten basket kenapa duduk disamping si datar si"

"Menang banyak banget, si datar. Kesel dah gua"

"Apa cantiknya si datar si, sampe sampe eno mau duduk disana"

bisikan bisikan itu pun tentu sangat terdengar oleh telinga, kia. Bukan rahasia lagi jika kia terus saja menjadi bahan ejekan teman temannya.

"Woi, no. Ngapa duduk disitu lu?sini dah, mau aja duduk sama si datar." Telinga kia pun mendengar itu, dengan wajah yang pura pura tak tau pun, kia terus membaca.

Eno yang tersadar pun, menoleh kearah kia.
"Lah, inikan cewek tadi" eno berkata dalam hati
Eno pun menoleh pada satya yang tadi bicara padanya.

"Apa urusannya sama elo?" eno membalas ucapan satya. Ia tak terima ada perempuan yang diperlakukan beda oleh laki laki. Toh, perempuan disamping nya ini sama saja. Dia sama sama perempuan. Soal kepribadian, itu hak nya masing masing. Fikir eno begitu.

"Lah, diajakin gabung malah gamau" ucap satya kesal.

Satya adalah anggota futsal di Sma ini. Sikapnya yang agak belagu itu sangatlah tidak disukai eno. Eno pun sangat sangat tidak berminta menjadi teman dekat satya. Mangkannya dengan itu, ia tetap ingin duduk ditempatnya saja.

Eno pun terdiam. Nah, eno baru ingat. "Ini kan topi cewek ini" batin eno pun berkata

Eno pun melepas topinya dan menyodorkannya pada kia. Kia yang tersadar pun menoleh, lalu mengambilnya. Kia bukan cewek bodoh yang bertanya, padahal sudah jelas depan matanya apa.

"Makasih banyak, ya" ucap eno menatap mata itu. Saat pertama melihatnya, tak tau kenapa eno menyukai mata perempuan ini.

"Sama-sama" balas kia dan segera memasukan topi nya kedalam tas.

"SELAMAT PAGI ANAK ANAK" suara melengking itu sangat sangat mengganggu indera pendengaran kia. 

"Buset, toa" ucap eno kebablasan. Dan tentunya sangatlah terdengar oleh kia.

Kia menoleh dan melihat seorang guru perempuan yang berpakaian ketat itu sedang berjalan kearah mejanya. Dia bu fransiska.  Lantas, kia pun menutup novelnya setelah diberi tanda tadi. Ia pun memerhatikan guru itu.

"PAGI JUGA BU" ucap suara sekelas itu

"Oke anak anak, apa ada yang tau ibu mau apa disini?" Tanya bu siska, sangatlah pertanyaan yang tidak masuk akal memang.

Bisakah kita bersama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang