-Penjelasan-

4.1K 419 52
                                    

...
Hinata terjebak dalam keadaan ini, bertemu dengan salah satu daftar orang yang begitu ia hindari.

"cepat bicaralah, aku tak punya banyak waktu." ucapnya memberikan tatapan membunuh pada sosok Ino yang saat ini duduk manis dihadpannya.

"semanakatta.."

"semanakattate ? nani wa ?"

Ino menarik nafas dalam untuk memenuhi paru-parunya yang terasa hampa.
"untuk segalanya.-- sejak saat itu, dia menghindariku, membenciku atas berakhirnya hubungan kalian,--"

"bukankah memang begitu seharusnya ?!"

Ino terdiam hingga ia memberanikan diri untuk menatap kedua manik Hinata.
"tapi aku tidak terima jika aku dituduh sebagai perusak hubungan kalian,."

seketika itu juga Hinata tersenyum miring,
"khe,,"

"ini mungkin sedikit terlambat, tapi aku ingin menejelaskan yang sebenarnya.. aku ingin menjelaskan apa yang terjadi dimalam itu."

Hinata menahan nafasnya karna dadanya terasa nyeri saat Ino menyinggung malam dimana ia harus menghantarkan hubungannya kedepan pintu perpisahan.
Hinata pun membuang muka, tidak menolak atau pun mengiyakan keinginan Ino.

"ku akui aku mencintainya.. mungkin lebih besar cintaku dari padda cintamu kepadanya..."

Hinata langsung kembali menatap Ino, yang saat ini sedang duduk dihadapannya.
kenapa begitu lancang mendedikasikan bahwa cintanya lebih besar terhadap Sasuke, apa Ino buta bahwa semua ini tidak akan terjadi jika dia tidak pernah mendekati Sasuke sebelumnya.
Hinata pun masih menahan gejolak amarah yang memenuhi dadanya dengan menghela nafas panjang.

"tapi aku tidak pernah berniat merusak hubungan kalian, maka dari itu. aku akan menjelaskan semuanya---"

                                                                                                               

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                                                                                                               

........

Setelah pertemuan itu,

Rasanya aku ingin jatuh cinta lagi,
rasanya ingin melupakan rasa sakit yang hari kemarin mampir, namun, setiap mencoba ingin membuka hati dengan hati yang baru, ada saja hal yang membuat hatiku kembali ragu akan rasa dicintai.

Tidak ada yang benar-benar membuktikan bahwa sosok seperti diriku layak untuk dicintai sepenuhnya dengan kekuatan hati. hingga sampai detik ini, aku masih mendengar samar gelak tawanya yang ingin bersamaku, namun tak kunjung mengikat dan malah pergi dengan perpisahan yang telah terjadi.

Aku begitu tersentak saat sebuah tangan besar menutup kedua mataku, tentu aku bisa menebak dari semerbak bau tubuhnya yang sudah aku kenal. yang dengan baik hati merelakan waktunya terbuang sia-sia untukku.
"Sasoriiii...."

BigBos | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang