part. 4

1.3K 34 0
                                    

Cahaya pagi masuk lewat jendela kamar marshel yg sengaja dibuka oleh astrid. Marshel sangat terganggu oleh sinar itu ia menari selimutnya hingga ujung rambut dan menutyp matanya erat erat. Terdengar samar samar suara yg amat mengganggu mimpinya.

Lagi lagi astrid meneriaki marshel untuk bangun, dan lagi lagi marshel menolak suruhan astrid. Astrid sangat geram padanya ia menarik selimut marshel lalu membantingnya kelantai. Nampak lah marshel yg kini sedang menutup matanya menggunakan tangannya.

"Ahh mama cahayanya" marshel merubah posisinya, kini posisinya menjadi duduk.

"Bangun marshel! Sudah pagi! " teriak astrid.

"Argh, hoaam iya ma iyaa" marshel menggerutu kesal lalu ia menguap.

Astrid sudah meninggalkan marshel sendiri dikamarnya. Lagi lagi marshel menguap ia tak tau sudah berapa banyak menguap. Ia melirik jam bekernya, tarpampang jam 07.18 dijam beker itu.

Marshel melangkahkan kakinya menuju toilet, lalu ia berhenti diambang pintu, ia melupakan sesuatu yaitu handuk!. Marshel melangkahkan kakinya dengan malas untuk mengambil handuk sambil menguap, lalu ia kembali memasuki toilet.

Marshel sengaja berlama lama ditoilet hingga ada yg menegurnya. Riski meneriaki dirinya dari bawah, menyuruhnya agar segera bersiap diri. Matshel menulukin telinganya lalu ia melanjutkan bersiap diri.

Marshel menuruni anak tangga dan menuju ruang makan, disana ia melihat riski yg berdiri dibelskang bisma dengan kaki yg dihentak hentakannya. Wajah riski sangat marah dan ia mulai mengoceh ini itu tidak jelas. Marshel mengambil haedshet miliknya dan memasangkannya diponselnya lalu ia pasangkan ditelinganya.

"Lo tuh mandi dah kayak tuan putri! Lama banget! Gak liat jam apa?! " ucap riski sambil memasuki mobil. Riski adalah anak teladan ia tak ingin terlambat hanya karna marshel.

"Ya udah sih kalo abang merasa dah telat kenapa gak berangkat duluan? "

"Itu karna lo, kalo gue sama papa gak mikirin lo juga darj tadi kita dah ninggalin lo! "

Marshel menulikan telinganya mengambil satu centu nasi goreng lalu meruhnya kepiring. "Ya udah abang duluan aja ama papa aku bisa pesen ojek online! " ucap marsbel ketus.

Riski mendengus kesal didalam mobil. "Papa tinggalin aja tuh anak! "

Bisma hanya menggelengkan kepalanya berlalu menuju mobil dan menyalakannya lalu mereka sudah meluncur pergi ketempat tujuan mereka masing masing.

Marshel masib ditempatnya, ia mendengus kesal dan menghabiskan semua makanannya lalu meneguk hingga habis minumannya. Astri pun kini mengomeli dirinya, tanpa menyahuti astrid marshe pergi meninggalkan pekarangan rumahnya lalu memesan ojek online.

Ia melirik arlojinya, pukul sudah jam 06.45 tetapi ia tak panik sddikit pun ia malah sangat santai menuju ojek onlinenya tiba.

Sesampai marshel disekolahannya ia melihat pagar sekolah sudah ditutup oleh satpam, ia sudah sangat telat. Pakaiannya kini sudah sangat berantakan, rambutnya pun juga kini sangat kusut.

Marshel melangkahkan kakinya menuju gerbang melirik kanan kira dan ia menemukan seorang cowok cupu sedang menata bunga yg terletak disamping gerbang.

"Woy bocah, bukain gue pintu gerbangnya! " ucap marshel seenak jidatnya ia tidak tau bahwa orang yg ia debut bocah adalah kakak kelasnya.

Cowok tersebut membetulkan kacamatanya, memicingkan matanya lalu ia mendekati marshel.

Cowok tersebut berdahem melihat marshel. "Kelas 10 ya? Kok bisa telat? " ucap cowok tersebut

The Most Wanted Boy And Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang